Boyolali, Kirani – Long weekend atau libur akhir pekan panjang pada tanggal 13 hingga 16 September tahun ini menjadi waktu terbaik juga menjejakan kaki ke Boyolali, Jawa Tengah. Di Boyolali sering juga dijuluki kota susu, dan sebagai sebuah kabupaten yang berada di Jawa Tengah.
Kota ini terletak di kaki sebelah Timur Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Disebut atau dijuluki sebagai Kota Susu, karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah.
Saat menikmati perjalanan pada pagi hari menyusuri kota Boyolali menjadi sebuah pemandangan yang membahagiakan dan bikin hati bersukacita pada momen long weekend atau akhir pekan panjang.
Pada Sabtu (14/9) saat melintasi kota Boyolali sepanjang jalan berjejer kedai sederhana yang menawarkan kue Apam atau Apem.
Adapun kue Apem merupakan salah satu jenis kue tradisional Indonesia yang memiliki sejarah yang panjang. Kue ini terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula dan ragi yang dicampurkan dan difermentasi sebelum diolah digoreng, dipanggang dan dikukus.
Memang, Apem merupakan panganan terbuat dari hasil ketan atau beras, kemudian diolah menjadi sebuah makanan. Dipercayai dalam hal pengolahan kue Apem ini mempunyai makna filosofi doa keselamatan atau perwujudan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Meski sejarah atau asal usul kue Apem belum diketahui secara pasti, namun kue ini diyakini berasal dari daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur, dan sebagai salah salah satu jenis makanan ritual dalam upacara adat Jawa.
Kue Apem pada awalnya memiliki bentuk yang sederhana berupa adonan tepung beras diberi santan, gula dan ragi lalu difermentasikan, baru kemudian dituangkan ke cetakan kecil dan dipanggang di atas tungku.
Untuk pembuatan Apem goreng, adonan hanya perlu dituang ke dalam cetakan khusus berbentuk lubang-lubang kecil. Pada bagian bawah cetakan, dilakukan penambahan pasir jenis apapun, sehingga Apem matang secara merata, dan tidak mudah gosong.
Penggorengan dilakukan dengan menggunakan api kecil. Cetakan Apem harus diolesi dengan minyak sebelum dimasukkan adonannya, dengan tujuan agar mudah untuk dibalik (digoreng di sisi atasnya), dan tidak lengket di cetakan. Selain itu, selama penggorengan, cetakan berisi adonan Apem harus ditutup agar panas dapat terdistribusikan dengan baik.
Harga Kue Apem di sepanjang jalan di Boyolali berkisar Rp 1500 per buah dengan aneka rasa mulai Original, Cokelat, Pandan, Keju, Green Tea, Nangka, Durian dan sebagainya.
Dalam waktu tertentu, di Boyolali berlangsung acara yang sarat dengan Kearifan Lokal yaitu Sebar Kue Apem. Pada momen ini tersaji hingga puluhan ribu kue Apem Kukus Keong Emas yang bungkusnya terbuat dari janur atau kulit daun kelapa, dan juga kue Apem Panggang. Tradisi selebaran kue Apem ini dilakukan rutin setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya.
Baca juga: Masjid Agung Kota Semarang dan Perpaduan Tiga Arsitektur; Jawa, Arab dan Roma Yunani
Menikmati Segernya Soto Boyolali
Meskipun nikmat, namun bersantap Kue Apem belumlah mengenyangkan perut. Maka pilihan bijak adalah menepikan diri dan singgah bersantap pagi atau sarapan di Soto Seger Hj. Fatimah Boyolali.
Soto ini identik dengan kuah yang bening dan rasa gurih menyegarkan. Dengan kuah segar yang diguyur ke dalam mangkok diberi tauge dan soun lalu diberi taburan bawang goreng dan irisan daun bawang juga kucuran jeruk nipis yang menambahkan citarasa kesegarannya. Untuk isian utamanya adalah irisan daging yang bisa memilih daging Ayam atau Sapi. Bila suka pedas tinggal menambahkan guyuran sambal sesuai selera.
Di Soto ini juga menyediakan toping atau teman makan dengan aneka lauk seperti Mento, sejenis seperti bakwan terbuat dari Kacang Tunggak, kelapa dan campuran Tepung Terigu dan Tepung Beras. Tersedia juga Tempe Garit, Tempe Mendoan, Perkedel, Bakwan, Bakwan Jagung, dan Tahu Goreng. Tersedia juga aneka Sate mulai Sate Kikil, Paru, Usus, Kulit, Hati Ampela kemudian ada juga Pisang Goreng dan sebagainya.
Asal usul Soto Seger Boyolali ini dimulai oleh Hj. Fatimah pada tahun 1988. Adapun Ibu Hj. Fatimah mencoba membuka usaha warung soto untuk pertama kalinya di pojok pertigaan Jalan Pandanaran.
Pada mulanya Hj. Fatimah berjualan Soto di lapak pedagang kaki lima seluas 30 meter persegi. Dan para pelanggan biasa menikmati Soto dengan duduk lesehan beralaskan tikar di emperan warung Soto.
Baca juga: Uji Adrenalin Dengan Lava Tour Merapi
Asal usul Soto Seger Boyolali khususnya Hj Fatimah ini diawali dengan nama Warung Soto Seger Mbok Giyem. Nah, nama si Mbok Giyem ini adalah Ibu Kandung Hj. Fatimah. Jadi boleh dibilang, Soto Seger Boyolali ini adalah resep warisan keluarga dan sudah turun temurun.
Seiring berjalannya waktu, Soto seger khas Boyolali ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dan kini memiliki sepuluh cabang di Boyolali, Solo, Sukoharjo, Yogyakarta, Klaten dan Salatiga. Soto Seger Mbok Giyem juga bisa dinikmati di Jakarta sebagai Pelepas kangen bersantap soto khas Boyolali.
Selain memiliki cita rasa yang menggugah selera, untuk harga seporsi Soto seger ini cukup ramah di kantong. Harganya untuk semangkuk sedang berisi Soto campur Nasi atau Semangkuk Soto saja hanya merogoh isi kantong terjangkau yaitu seporsi Ro 11.000 saja.
Jadi jangan lupa bila singgah ke Boyolali sempatkanlah waktu mencicipi manisnya Kue Apem dan bersantap Soto Seger Hj. Fatimah yang menyajikan kelezatan dan cita rasa segernya Soto khas Boyolali!
Baca juga: Penasaran Dengan Ragam Kuliner Nusantara? Saksikan Web Series “Kuliner Indonesia Kaya”
Teks: Hadriani Pudjiarti l Foto: Berbagai Sumber