Jakarta, Kirani – Ada beberapa tempat wisata yang biasanya masuk ke dalam list yang harus dikunjungi ketika seseorang atau satu grup pariwisata berkunjung ke Turki. Namun, jarang terdengar nama Pierre Loti dalam daftar wajib kunjung tersebut. Dan saya beruntung, karena berkesempatan mengunjungi tempat dengan panorama menakjubkan ini pada kunjungan saya ke Turki pada November 2016 lalu.
Suhu udara yang berada di kisaran 12-17°C kala itu terasa begitu dingin menggigit, namun tak mampu menyurutkan semangat kami, rombongan media dari Jakarta yang terbiasa dengan iklim tropis, dan berusaha melindungi diri dengan pakaian tebal berlapis. Keindahan kota dengan bangunan bersejarah dan lanskapnya yang begitu cantik menghibur kami sesaat mobil mulai bergerak meninggalkan kawasan bandara.
Dan The Pierre Loti Café yang berada di Pierre Loti Hill menjadi tujuan pertama kami dalam perjalanan menyusuri Istanbul. Sebuah tempat yang begitu romantis dengan pemandangan memesona. Namanya yang berbau Perancis sempat mengundang tanya di dalam hati. Ya, nama untuk bukit dan café yang berlokasi di daerah Eyup di kota lama Istanbul ini memang diambil dari nama seorang perwira Angkatan Laut Perancis yang juga penulis novel. Selama bertugas dan tinggal di Istanbul pada tahun 1876, ia jatuh cinta pada kehidupan Turki dan memilih menetap di sana.
Di negeri Ottoman ini pula sang novelis jatuh cinta dengan gadis Turki, bernama Aziyade dan menuliskan kisah kasihnya dalam sebuah novel. Konon di bukit inilah proses penulisan novel yang menjadi masterpiece itu terjadi. Tempat dimana The Pierre Loti Café berdiri, dengan pemandangan indah The Golden Horn telah memberikan inspirasi kepada perwira Perancis tersebut.
The Golden Horn sendiri adalah sebuah kawasan perairan atau selat yang memisahkan kota lama Istanbul di bagian selatan dengan kota baru di bagian utara. Kawasan yang berada di Teluk Istanbul ini dinamakan The Golden Horn atau Tanduk Emas karena bentuknya yang menyerupai tanduk bila dilihat dari ketinggian, dengan warna keemasan yang membias indah saat matahari terbit. Untuk mencapai Pierre Loti Café ini kita dapat menempuhnya dengan berjalan kaki, dengan jalan yang menanjak tentunya.
Atau dengan menggunakan cable car sepanjang 500 meter yang dapat dinaiki dari Eyup Hill, dengan membayar tiket sebesar 4 Turkish Lira (sekitar Rp 16.000,-) untuk pulang pergi dan hanya memerlukan waktu tak lebih dari 5 menit sekali jalan.
Sementara untuk menikmati keindahan kota Turki tersedia teropong pemantau dengan hanya memasukkan koin 1 Turkish Lira. Meski tertutup kabut tipis, panorama indah The Golden Horn yang terhampar di depan mata mampu membangkitkan romantisme di pagi yang dingin ditemani hangatnya secangkir kopi Turki.
Teks : Tya Handayani