Jakarta, Kirani – Pergantian tahun 2019 ke 2020 mungkin akan terus melekat di dalam benak warga Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Hujan lebat yang tercurah sepanjang malam tanggal 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 mengakibatkan sejumlah kawasan di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang, terendam banjir.
Beberapa orang mungkin tidak terlalu menganggap serius bencana banjir, karena hanya air, dibandingkan gempa bumi, atau gunung meletus misalnya. Akan tetapi, banjir juga bisa menjadi ancaman serius terhadap kesehatan dan keselamatan, terutama pada orang tua dan anak-anak. Bukan sekali dua kali banjir menelan korban jiwa, begitu pun pada banjir awal tahun 2020 ini.
Memang dalam sebuah bencana, termasuk banjir, yang paling rentan untuk menjadi korban adalah orang tua dan anak-anak. Anak-anak biasanya melihat genangan air sebagai ajang untuk mereka bermain. Padahal di balik itu, beragam penyakit berbahaya mengintai seperti demam berdarah, diare, malaria, infeksi saluran pernafasan, hingga leptospirosis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga agar anak-anak tetap aman dengan berbagai tips berikut ini.
1. Memberikan pemahaman mengenai banjir
Memberikan pemahaman pada anak untuk mendiskusikan mengapa banjir terjadi. Lakukan ini sebelum terjadi banjir, terutama bila Anda tinggal di kawasan rawan banjir. Terangkan bahwa banjir adalah kejadian alami dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat banjir. Gunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami anak-anak. Agar lebih mudah dipahami, ulang penjelasan Anda mengenai banjir melalui video atau penjelasan lain agar anak benar-benar mengerti.
2. Ajari anak prinsip sederhana air
Prinsip dasar yang harus diketahui anak adalah bahwa air akan melintasi daratan yang lebih rendah. Hal tersebut bisa diterapkan saat banjir agar mereka memahami bahwa mereka harus berada di tempat ketinggian agar dapat terhindar dari kejaran air.
3. Jangan biarkan anak bermain di air banjir
Anak-anak selalu senang bermain air. Jadi tak heran bila mereka akan langsung tergoda bermain di genangan air yang ada. Tapi harap diingat, genangan air ini berbahaya dan tidak baik untuk kesehatan. Kita tidak bisa melihat apa yang ada di bawah air. Bukan tak mungkin ada lubang atau paku-paku tajam di bawah. Kalau memang anak tetap ngotot ingin bermain air, setidaknya lindungi dia dengan sepatu boot, dan jangan biarkan ia terlalu lama di air. Serta selalu ingatkan mereka untuk membersihkan badan setelah bermain di genangan air.
4. Selalu update informasi
Siapkan alat komunikasi yang dapat dibawa kemanapun saat keadaan darurat. Bila perlu, tak ada salahnya membeli walkie talkie di rumah agar dapat selalu update setiap informasi dan perkembangan bencana lewat saluran penyelamat banjir.
5. Ikuti saran dari pemerintah setempat dan para relawan banjir
Saat banjir terjadi, pemerintah akan membuat tempat pengungsian untuk warga. Selain itu, akan ada tim evakuasi dari lembaga pemerintah dan berbagai lembaga yang akan menunjukkan kemana dan apa yang harus dilakukan. Beri pengertian pada anak bila memang harus mengungsi bagaimana harus bersikap di tempat pengungsian. Ingatkan anak untuk tidak ribut minta gadget dan peralatan elektronik lain saat listrik padam. Minta anak juga untuk mengerti bahwa dalam kondisi darurat seperti ini, sulit untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan. Dan katakan padanya bahwa kondisi ini hanya sementara.
6. Ajari kebersihan
Jika memungkinkan akses pada air bersih, ajak anak untuk selalu mencuci tangan terutama sebelum makan. Jangan lupa untuk mandi. Jika hal itu tidak memungkinkan, selalu sediakan cairan antiseptik pembersih tangan padanya.
7. Batasi partisipasi anak untuk bersihkan rumah paska banjir
Setelah banjir surut dan keadaan mulai aman, biasanya orang-orang akan kembali ke rumah masing-masing untuk mengecek keadaan. Sebagai orang tua, menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk menjaga keselamatan anak. Oleh karenanya, sebisa mungkin jangan libatkan anak yang masih kecil dalam kegiatan bersih-bersih rumah paska banjir. Rumah yang terkena banjir akan menjadi sumber berbagai penyakit. Belum tentu daya tahan anak akan sekuat orang tua mereka. Sebisa mungkin jangan ajak anak menengok rumah sebelum benar-benar aman. Kalau mereka memaksa dan juga ingin tetap membantu, beri mereka tugas kecil yang tidak membahayakan.
8. Membersihkan mainan yang terkena banjir
Bersihkan semua mainan anak-anak, baik yang terkena banjir maupun yang tidak, dengan menggunakan air panas. Hal ini sangat penting karena paparan bakteri, virus, dan bahan kimia yang berisiko saat banjir. Kalau misalnya sudah tidak bisa dibersihkan lagi, jangan ragu-ragu untuk membuang mainan tersebut. Selain mainan, pastikan juga alat masak dan tempat makan juga dibersihkan menggunakan air panas untuk menjaga keamanan makanan dari bakteri dan virus.
Semoga tips di atas bermanfaat untuk menjaga anak tetap sehat dan selamat di tengah bencana banjir.
Teks : Setia Bekti Foto : Dok. Istimewa