Tips Menghadapi Konflik Dalam Rumah Tangga

Jakarta, Kirani – Pernikahan adalah sebuah komitmen. Ketika Anda dan pasangan memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, artinya Anda berdua telah mengambil komitmen untuk bukan saja menjalankan hidup berdua, akan tetapi juga menerima baik dan buruknya pasangan dalam kondisi apapun.

 

Dalam setiap perjalanan kehidupan, selalu ada suka dan duka, begitupun dalam sebuah hubungan pernikahan. Akan tetapi ingat, saat Anda berdua telah berkomitmen, maka susah dan senang harus dilalui bersama lho. Terkadang, saat pikiran dipenuhi dengan berbagai masalah mengenai pekerjaan, lalu beragam persoalan rumah tangga menuntut untuk juga segera diselesaikan, maka tak heran bila konflik pun terjadi. Tubuh dan pikiran yang lelah menuntut untuk istirahat yang sayangnya belum dapat dilakukan.

 

Satu hal yang penting untuk diingat, tetaplah tenang, tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan. Keharmonisan rumah tangga dan kasih sayang yang melingkupi keluarga jauh lebih penting dari segala apapun di luar sana. Untuk menjaga hati dan pikiran tetap tenang, tanamkan tiga hal ini dalam pikiran Anda :

 

1. Jangan lari dari masalah
Setiap rumah tangga sudah pasti memiliki masalah, baik besar maupun kecil. Seberat apapun masalah yang ada, hadapilah berdua. Anda dan pasangan mungkin akan bertengkar, mungkin akan saling menganggap bahwa pendapat Anda lah yang paling benar. Akan tetapi, jangan pernah melarikan diri dari persoalan yang belum selesai. Mungkin Anda perlu pergi sebentar menenangkan diri. Boleh saja. Bukan tidak mungkin setelah itu kepala Anda akan lebih jernih memandang persoalan yang ada lalu dapat membicarakannya dengan lebih baik bersama pasangan. Akan tetapi ingat ya, jangan pergi begitu saja lalu membiarkan masalah yang ada tidak terselesaikan hingga berlarut-larut.

 

 

2. Me-time
Menikah, membangun rumah tangga, memang membutuhkan pengorbanan. Akan tetapi bukan berarti tak ada waktu untuk diri Anda sendiri. Meski semua orang tua menyayangi anak-anaknya dan bersedia melakukan apapun untuk mereka, akan tetapi tak jarang tingkah polah anak membuat orang tuanya stress.

 

Baik Anda wanita bekerja maupun ibu rumah tangga, pasti membutuhkan waktu untuk diri sendiri diluar segala kesibukan rumah tangga. Oleh karenanya, sesibuk apapun Anda, sediakan waktu setidaknya seminggu sekali, untuk memanjakan diri Anda sendiri. Gunakan me-time Anda ini untuk mengerjakan apapun yang Anda senangi. Misalnya, pergi ke café atau ke mal bersama teman dekat dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membicarakan hal-hal yang menyenangkan.

 

Bisa juga Anda memanfaatkan waktu ini untuk pergi ke spa atau salon untuk mendapatkan pijitan lembut yang dapat merilekskan otot-otot yang kaku di sekujur tubuh. Apapun itu, pastikan kegiatan tersebut mampu membuat hati Anda senang dan kembali ke rumah, menemui suami dan anak-anak dalam kondisi yang jauh lebih rileks.

 

3. Menjadi ‘sahabat’ bagi pasangan
Saat memutuskan untuk menikah, artinya Anda dan pasangan menyadari bahwa masing-masing dari Anda berdua akan menjadi tempat mencurahkan segala perasaan, uneg-uneg, kekesalan, kesedihan, dan kebahagiaan pasangan Anda.

 

Saat hal buruk terjadi, misalnya kehilangan pekerjaan, sanak saudara meninggal dunia atau tertimpa musibah, atau hal buruk lainnya, wajar bila pasangan mengekspresikan kesedihannya dengan caranya sendiri. Anda tentu tak bisa berharap dia akan bersikap sama seperti Anda saat dilanda rasa sedih. Hormati dan mengertilah bahwa pasangan Anda memiliki cara yang berbeda.

 

Bila ia mencurahkan apa yang ia rasakan, maka jadilah pendengar yang baik. Namun bila ia justru jadi lebih diam dan menutup diri, pahami dan berikan ia waktu untuk menyendiri dan menenangkan diri. Ia akan kembali kepada Anda bila telah merasa siap.

 

 

Teks : Setia Bekti | Foto : Dok. Istimewa