The Animal Kingdom, Hubungan Manis Ayah dan Anak yang Terindikasi Mutan Misterius

Jakarta, Kirani –  Akhirnya, Francois melepaskan Emile, anaknya, di hutan dan membiarkannya hidup bebas di alam raya, setelah buah hati kesayangannya itu mengalami mutasi misterius seperti halnya Lana, isteri Francois.

Ini adalah adegan penutup film The Animal Kingdom yang mulai tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai pekan lalu, Rabu (12/12/2023).

Ya, film The Animal Kingdom merupakan film asal Prancis yang kembali hadir meramaikan bioskop di Indonesia. Memang, film asal Prancis selalu menarik, setelah beberapa waktu lalu, bioskop Indonesia kedatangan film asal Negeri Menara Eifel yang berjudul The Three Musketeers D’Artagnan. Dan kini, di bulan Desember hadirnya film The Animal Kingdom tampaknya bisa menjadi salah satu agenda untuk menikmati liburan bersama keluarga.

The Animal Kingdom merupakan film yang tayang perdana di Festival Film Cannes ke 76. Dibintangi sederet selebriti ternama Prancis seperti Romain Duris, Paul Kircher, Billie Blain, Adele Exarchopoulos dan Tom Mercier, film yang  disutradarai Thomas Cailley ini merupakan sebuah film fiksi Prancis-Belgia yang digarap Nord Quest Film.

Menurut Thomas Cailley sang sutradara, pembuatan film ini menunjukkan bagaimana manusia berinteraksi dan beradaptasi dengan perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan. Thomas juga menyampaikan pesan dalam film ini tentang pentingnya ekologi, toleransi dan komunitas dalam menghadapi ancaman alam yang semakin besar.

Film berdurasi dua jam lebih ini cocok ditonton untuk remaja berusia 17 tahun ke atas karena sepanjang film berisi adegan horor, mencekam dan menegangkan. Apalagi saat situasi menjadi hiruk pikuk dengan kehadiran manusia yang bermutasi secara misterius. 

Mengambil latar belakang pada dunia yang sejumlah manusianya mengalami mutasi misterius sehingga membuat mereka memiliki fisik layaknya hewan, film The Animal Kingdom  berfokus pada Francois dan Emile, sepasang ayah dan anak yang memulai kehidupan baru di tempat lain setelah mendapatkan kenyataan pahit yang mengguncang batin, saat Lana, istri dan ibu mereka mengalami mutasi serius yang  ditangani pihak pemerintah.

Dalam perjalanan ke tempat baru, di sepanjang perjalanan keduanya tidak menduga akan menemui truk-truk yang membawa manusia mutan mengalami kecelakaan. Alhasil para mutan berkeliaran secara leluasa di sekitar mereka. 

Dengan latar belakang tentang dunia sebagian manusia mengalami mutasi menjadi makhluk hibrida yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mutasi yang lambat dan tidak dapat diprediksi, seperti ketika seseorang yang tiba-tiba menumbuhkan sisik dan kemudian menjadi seperti ular.

Di tempat baru, Francois, sang ayah yang berkarir sebagai koki di sebuah tempat makan dan Emile yang harus bersekolah dengan sepeda dihadapkan berbagai konflik, juga  pengalaman seru yang mendebarkan.  

Emile Menjalin Hubungan Akrab dengan Manusia Mutan di Hutan

Emile yang sudah terbiasa dan bisa bergaul dengan baik, akrab dengan manusia mutan yang tinggal di hutan seperti Fix. Dikisahkan Fix, diperankan dengan sangat baik oleh aktor Tom Mercier, adalah manusia bersayap seperti burung. Dengan bantuan Emile, Fix mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan bisa menerima kenyataan serta beradaptasi dengan kebisaan sebagai makhluk mutan.

Pada bagian ini terlihat hubungan emosional yang cukup apik dibangun bagaimana Emile membantu dan meyakinkan Fix yang hanya berkomunikasi dengan erangan suara dan mengepakkan sayapnya seperti burung. Hingga akhirnya Fix bisa terbang sempurna berkat bantuan, kesabaran, ketulusan dan kasih sayang Emile.   

Film ini juga menghadirkan kerepotan para penjaga keamanan, polisi dan militer yang harus membantu masyarakat setempat dari kehadiran juga serangan manusia mutan misterius yang datang secara tiba-tiba.

Juga upaya Francois yang harus legawa menerima kenyataan pada akhirnya, Emile, putra kesayangannya juga mengalami nasib serupa istrinya menjadi mutan misterius, saat mendapatkan gigi, kuku bahkan hingga munculnya tulang menonjol seperti burung di bagian dada belakang dan punggung Emile.

Dengan sabar dan penuh kasih sayang, Francois mencoba membantu untuk menghilangkan bagian-bagian aneh yang mulai tumbuh dalam tubuh anak tercintanya. Termasuk sikap Francois yang enggan menyerahkan Emile ke pusat rehabilitasi rumah sakit setempat. Hal ini, didasari Francois, kalau anaknya justru akan semakin tersiksa berada di sana seperti yang dialami istrinya.

Maka, pada akhirnya Francois memilih bijak untuk membawa dan melepaskan Emile, anak kesayangannya ke hutan dengan dalih meyakini di sanalah tempat yang aman untuk Emile.

Secara keseluruhan film ini sangat menarik, apalagi menyaksikan pemandangan di hutan terbuka yang asri, sebagai pilihan tempat manusia mutasi misterius tinggal. Kehadiran instrumen lagu-lagu Prancis yang kental, juga melengkapi keindahan dan keseruan film ini.

Bagi pecinta film science fiction, durasi 127 menit tentu tak jadi masalah dan akan terpuaskan dengan film ini. Namun, bagi mereka yang menonton hanya sebagai hiburan, sepertinya kurang pas menikmati The Animal Kingdom.

Teks : Hadriani Pudjiarti |Foto: Istimewa dan dok.Nord Quest Film The Animal Kingdom