Jakarta, Kirani – Sekarang ini kita hidup di era digital, dimana teknologi seakan mengambil alih peranan manusia di hampir semua elemen kehidupan. Menyenangkan tentunya merasakan segala sesuatu menjadi lebih cepat, lebih praktis dan lebih mudah. Akan tetapi, tidak kah terasa ada yang hilang?
Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial. Secanggih apapun teknologi, ada kebutuhan bagi kita untuk berinteraksi dengan sesama manusia juga, bukan hanya mesin atau aplikasi.
Memahami kebutuhan ini, lahirlah inDrive, sebuah aplikasi transportasi online yang berpusat di California, Amerika Serikat dan kini sudah tersedia di 47 negara termasuk Indonesia. Berbeda dengan aplikasi transportasi lain, dengan inDrive, calon penumpang dapat melakukan negosiasi langsung dengan pengemudi.
“Di inDrive, kami menggunakan prinsip people driven atau sistem yang digerakkan oleh masyarakat. Kami terus berusaha untuk mewujudkan hal ini melalui platform kami yang memberikan keleluasan kepada para pengguna untuk saling berinteraksi dan bernegosiasi langsung. Kami menawarkan apa yang dibutuhkan para pengguna yakni #SentuhanManusia dan kebebasan untuk memilih,” ungkap Adrian Ho, Creative Team Lead inDrive APAC.
Senada dengan prinsip yang diusung ini, inDrive berkolaborasi dengan Gardu House menampilkan seni mural di terowongan Kendal, dekat MRT BNI City di Jakarta Pusat. Bertajuk #SentuhanManusia, kolaborasi ini bertujuan mendukung seniman lokal Indonesia untuk mengekspresikan visi mereka akan kebebasan dan ‘memanusiakan’ teknologi di kehidupan manusia.
Adrian berharap, kolaborasi yang dilakukan antara inDrive dan Gardu House dapat mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa mereka dapat terbebas dari belenggu algoritma untuk membuat keputusan tersendiri.
“Kami bangga dengan kolaborasi ini karena para seniman dapat menyampaikan pesan kreatif secara jelas dan melalui talenta dan karya seni mural yang hebat ini,” imbuhnya.
6 Seni Mural di Terowongan Kendal, Jakarta Pusat
Terowongan Kendal dipilih sebagai lokasi karena begitu banyak orang yang melewati setiap harinya. Baik para pengguna MRT, KRL, hingga mereka yang sengaja ingin melintas di tempat yang belakangan kerap menjadi tempat ‘tongkrongan’ anak muda ini. Dapat dikatakan, terowongan Kendal ini sudah menjadi ‘sahabat’ bagi kehidupan kaum urban.
Enam seniman Gardu House terlibat dalam proyek kolaborasi ini, diantaranya Koma, Cord5, Wacky, Ezhafad, dan Yessiow, yang mengerjakan karya mereka hanya dalam 3-4 hari. Dan karena terowongan ini selalu sibuk setiap harinya, maka mereka baru bisa mengerjakannya di malam hari.
“Harapannya dengan visual dan cerita yang sudah dibuat oleh kawan-kawan Gardu House, masyarakat bisa berhenti sejenak dari mobilitas untuk berinteraksi lagi dengan manusia. Sesederhana berinteraksi untuk minta bantu foto lalu ngobrol dengan orang lain di sini (terowongan Kendal),” papar Koma, salah satu seniman yang turut menggarap mural di proyek kali ini.
Bima Chris selaku Art Director Gardu House turut menerangkan kalau keenam hasil seni tersebut merupakan bentuk ekspresi terhadap kebebasan memilih tanpa belenggu oleh algoritma, yang sejalan dengan misi inDrive Indonesia.
Adrian menjelaskan, “Mural ini adalah ruang untuk mengekspresikan emosi lewat gambar seni, saat orang-orang melewati gambar mural di Jantung Kota_di Terowongan Kendal, orang jadi ingin berinteraksi mengambil gambar dan merasakan pesannya. Itu juga yang ada di aplikasi kami, yang mengizimkan penggunanya untuk bisa berinteraksi dengan driver dan mengaturnya sendiri.”
“Misi kami adalah membawa teknologi yang serupa dengan mural yang dapat menjadi ruang interaksi di aplikasi, ada kebebasan untuk memilih driver dan harga yang adil bagi kedua pihak dengan nggak melulu diatur dari algoritma, tapi dengan sentuhan manusia lewat aplikasi kamu bakal ada interaksi tawar menawar bagi pengguna dan drivernya,” ujar Adrian lagi.
inDrive sendiri telah beroperasi di Indonesia sejak 2019 dan hadir di 50 kota. Selain menawarkan beragam kemudahan dan kenyamanan bagi para pengguna dan pengemudi, inDrive menggunakan model peer-to-peer yang adil dan transparan dimana setiap konsumen dapat memilih layanan berdasarkan harga, peringkat pengemudi, waktu penjemputan, dan model kendaraan, juga penumpang dan pengemudi dapat bernegosiasi langsung dan menyepakati harga yang wajar.
Teks & Foto: Setia Bekti