Denpasar, Kirani – Menikmati pergantian tahun saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di pengujung tahun 2022 lalu, di Pulau Dewata adalah sensasi kebahagiaan tersendiri bagi Renata. Wanita berusia 47 tahun yang merupakan pengusaha kuliner makanan Timur Tengah ini, merasa semringah bahagia menyaksikan kini Bali kembali ramai, paska pandemi. Selama hampir dua tahun lebih, pandemi memang menutup keindahan dan keelokan Pulau Dewata, lantaran imbauan jaga jarak dan di rumah saja untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
“Saya bahagia Bali kembali menggeliat dan sudah mulai normal, tertama liburan Nataru,” cerita Renata pada akhir Desember lalu, saat ditemui Kirani sedang membawa tas keranjang besar berisi barang hasil buruan belanja di Pusat Oleh-Oleh Krisna.
“Puji Tuhan, kini Bali sudah berangsur normal, awal tahun lalu sedih menyaksikan Bali sepi, seperti bukan Bali yang kita kenal. Tetapi sekarang spirit di Bali mulai terasa dan mengembalikan citranya sebagai destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara, setelah hampir dua tahun terkurung tidak bisa berbuat apa-apa karena pandemi global,” cerita Renata sambil tertawa bahagia.
Bersama suami dan anak-anaknya, Renata menikmati liburan Nataru dengan berkeliling Kuta, Seminyak dan Legian untuk wisata, menikmati kuliner, hingga momen sekarang yang menurutnya paling seru dan dinantikan yaitu menuntaskan hasrat belanjanya ke toko oleh-oleh khas Bali.
Kata Renata, “Siapapun yang datang ke Bali pasti berbelanja oleh-oleh. Karena ini memang momen terseru yang paling dinantikan bahkan wajib hukumnya!”
Menurut Renata, kini Bali memiliki banyak pilihan pusat oleh-oleh tak hanya Krisna, tetapi ada beberapa tempat lain seperti The Keranjang, Airlangga, Pasar Seni Kuta, Pasar Guwang Bali, Pasar Badung, Havenly Chocolate Bali, Kacang Asin Rahayu, Pie Susu Asli Enak Bali, Harum Bali Lapis Legit Cake Shop dan lainnya. “Kehadiran tempat-tempat ini sebagai pilihan untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan selera ya kan,” kata Renata sambil terbahak.
Menurut Nyoman Dewa, salah seorang pelayan di Krisna Oleh-Oleh outlet Jalan By Pass, Denpasar, sejak Bali menjadi penyelenggara momen internasoinal G20 pada November lalu tak bisa dipungkiri menjadi pemacu semangat yang memulihkan Bali bisa kembali ramai seperti sekarang.
“Sejak perhelatan G20 kunjungan para tamu dan wisatawan lokal dan asing membludak datang dan berbelanja ke sini,” kata Dewa.
Memang, Krisna Oleh-Oleh menjadi pilihan para pengunjung atau wisatawan yang datang ke Bali. Di sini para pengunjung bisa mencari mulai menu jajanan atau makanan kekinian sampai tradisional khas Bali. Di Krisna memang menjual banyak jenis makanan yang bisa dijadikan buah tangan seperti pie susu, dodol, keripik, kacang dan sebagainya. Di sini pun tersedia aneka produk bagi yang suka perawatan wajah dan tubuh tradisonal Bali seperti lulur, sabun, bodi lotion, masker dan sebagainya.
Tak bisa dipungkiri, selama ini Krisna memang sudah dikenal dengan camilan yang enak rasanya dengan harga murah dan terjangkau. Di Bali, pusat oleh-oleh Krisna ada di Kuta, Denpasar, Mangsi dan Kintamani. Bagi mereka yang datang ke Bali belum lengkap kalau tidak berbelanja oleh-oleh ke sini.
Pesona Kaos Barong
Tak hanya Krisna, ada pula pilihan buah tangan lainnya yang tersaji hampir di sejumlah toko penyedia oleh-oleh di Bali. Mereka penggemar dan penyuka kerajinan atau kain lokal Bali yang menjadi item penting untuk buah tangan dari Pulau Dewata. Bagi penyuka kaos Barong yang merupakan produksi usaha dari Kabupaten Gianyar, bisa jadi salah satu buah tangan atau oleh-oleh favorit yang bisa di bawa pulang.
Kaos Barong adalah baju tanpa kerah dengan dasar warna-warni bergambar kepala Barong yang menjadi unggulan oleh-oleh khas Bali di sejumlah outlet, bahkan rumah produksi ribuan kaos barong yang memasok toko-toko penyedia buah tangan ini.
Dalam sejarahnya, kaos Barong ini ditemukan oleh Pande Ketut Krisna, asal Batubulan, Gianyar, Bali sekitar tahun 1969 bersama keluarganya di Gianyar tengah mencoba mengembangkan kreasi kain Endek Bali. Saat itu, warna kain Endek Bali maksimal hanya dua warna.
Pande yang pria kelahiran 21 Juni 1946 ini melakukan percobaan untuk menciptakan warna yang lebih bervariasi dengan teknik celup benang tenun. Percobaan dan inovasi yang dilakukan Pande, yang merupakan perintis oleh-oleh moderen di Bali ini berhasil. Sehingga tercipta kain Endek banyak warna atau catrian. Dari sinilah Pande membuat baju gambar Barong yang dibuat secara sederhana dengan tujuan supaya mudah diingat.
Hingga kini, Baju Barong menjadi daftar wajib dan oleh-oleh terfavorit Bali yang dibawa para wisatawan lokal dan mancanegara.
Kacang, Aneka Pie dan Pia juga Oleh-Oleh Khas Bali Lainnya Incaran Para Wisatawan Bali
Selain Baju Barong, buah tangan atau oleh-oleh lain yang juga diminati dan menjadi incaran wisatawan Bali adalah Patung Kucing. Berbagai patung kucing ini tercatat sebagai oleh-oleh yang paling diminati wisatawan dari Jepang.
Kemudian Brem dan Arak Bali sangat disukai dan masuk dalam daftar unggulan oleh-oleh paling dicari.
Untuk penyuka makanan pia kukus khas Bali juga menjadi bawaan wajib oleh-oleh Bali. Kue ini terkenal dan viral sejak 2019 yang memiliki ukuran besar dengan isi yang cukup banyak dan harga terjangkau. Pia Kukus Made Bali merupakan toko yang pertama yang menjual panganan ini dan disebut sebagai oleh-oleh kekinian yang bisa dibeli di outlet resminya di Mall Bali Galeria, Jalan Bypass Ngurah rai, Kuta, lalu di Krisna, Bali Agung dan The Keranjang.
Kemudian Pie Susu dengan berbagai varian juga menjadi buah tangan dari Bali. Pilihan menikmati oleh-oleh yang begitu diminati ini ada Pie Susu Sari, Pie Susu Bli Man, Pie Susu Dian, Pie Susu Bali dan lainnya.
Adapun Pia Legong dan Pia Agung merupakan oleh-oleh khas Bali yang terbilang ekslusif dan tercatat sebagai panganan khas Bali yang diproses secara tradisional tanpa bantuan mesin. Tersedia dengan beberapa pilihan rasa seperti keju, cokelat dan kacang hijau.
Untuk Lapis Legit Harumania, cokelat dan Kopi khas Kintamani Bali dalam varian biji atau bubuk yang Robusta dan Arabika pun menjadi daftar wajib oleh-oleh di kota ini.
Selanjutnya, Kebaya Bali yang memiliki warna-warni indah dan biasa dikenakan saat sembahyang, juga menjadi incaran yang wajib dibawa sebagai oleh-oleh. Kebaya Bali juga memiliki ikat pinggang atau obi yang sering jadi pilihan Kalanga Milenial untuk gonta-ganti saat hang out atau kongkow bareng teman.
Adapun Udeng atau ikat kepala khas yang biasa dikenakan pria Bali juga sering diburu kaum Adam saat berkunjung ke Pulau Dewata. Kemudian oleh-oleh lain tas rotan, berbagai produk distro Joger, pahatan kayu, kerajinan batok kelapa, topeng ukir, lukisan, berbagai pernak pernik dari bambu dan sebagainya.
Hm…, tidak ada habisnya kalau membicarakan oleh-oleh khas Pulau Dewata karena begitu banyak, beragam jenisnya dan indah, seindah alam dan budaya Bali, salah satu Surganya Wisata Indonesia.
Teks : Hadriani Pudjiarti | Foto: Hadriani Pudjiarti & dok. Istimewa