Jakarta, Kirani – Bagi Tokopedia dan ShopTokopedia, UMKM lokal adalah pahlawan ekonomi yang turut berkontribusi memberdayakan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan tahun ini, e-commerce ini mengangkat kisah inspiratif para pelaku UMKM lokal dari berbagai daerah di Indonesia.
Nifty Twice (Bandung, Jawa Barat)
Bersama kedua adiknya, Yudi Achmad Mashudi sempat memiliki bisnis hair grooming (barbershop & grooming kits), dan sempat menjadi salah satu pionir produk perawatan rambut (hair grooming/hair styling) di Bandung Jawa Barat sejak 2013, yang kala itu didominasi produk impor. Namun, pandemi memaksanya merumahkan hampir semua karyawan dan hanya menyisakan 5 orang. Tidak putus asa, mereka membuat usaha baru pada akhir 2021, yakni produk personal care yaitu produk wewangian termasuk parfum yang dilabeli Nifty Twice, yang bermakna ‘Terbaik Kedua’.
Nifty Twice menawarkan berbagai produk wewangian dengan konsep natural yang mengangkat kearifan lokal Indonesia dan kekayaan alamnya, termasuk untuk produk seperti parfum, pengharum ruangan dan reed diffuser, serta pengharum mobil. Aroma yang dihadirkan juga beragam, termasuk aroma klepon, ketan hitam, dan es teler.
“Bahan baku Nifty Twice seperti bunga mawar dan melati diambil dari beberapa usaha lokal di Indonesia yang menggandeng sejumlah petani di Cirebon, Kebumen, dan Palimanan. Sejak awal membangun Nifty Twice, saya memang fokus berjualan online, termasuk di Tokopedia pada Juli 2022. Pada September 2022, Nifty Twice telah memiliki offline store dari hasil berjualan online dan 30 karyawan yang membantu menangani penjualan online,” ucap Yudi.
Menghadapi persaingan bisnis, Yudi mengaku terus berinovasi dalam mengembangkan produk agar brand image Nifty Twice melekat di masyarakat. Ia juga memanfaatkan platform seperti Tokopedia dan ShopTokopedia terus dimaksimalkan untuk meningkatkan penjualan. Sejak berjualan di Tokopedia, Nifty Twice memiliki pelanggan loyal hingga ke berbagai penjuru Indonesia, hingga kini meraup omzet hingga Rp150 juta per bulan.
Untuk meningkatkan brand awareness dan menyentuh pasar lebih luas, Yudi memanfaatkan ShopTokopedia. “Melalui fitur live streaming ShopTokopedia, produk Nifty Twice bisa menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Aceh, Sulawesi, dan Kalimantan. Kami juga kerap berkolaborasi dengan creator affiliate untuk mempromosikan produk. Dampaknya sebanyak 50% penjualan kami berasal dari penjualan creator affiliate, bahkanomzet bulanan kami bisa menyentuh Rp100 juta lewat ShopTokopedia,” tutur Yudi.
Sejak mengembangkan sayap usaha di Tokopedia dan ShopTokopedia, Nifty Twice telah memiliki offline store kedua dengan jumlah 50 karyawan dari berbagai latar belakang. “Bagi saya, keberhasilan Nifty Twice tidak terlepas dari dukungan pahlawan dalam hidup saya, yaitu ibunda dan keluarga. Hari Pahlawan saya maknai sebagai pengingat untuk terus semangat dan berjuang meskipun persaingan dalam usaha cukup tinggi. Sebab jika dijalani secara konsisten, agar tetap bisa bermanfaat bagi banyak orang,” kata Yudi.
Emak CW (Pekanbaru, Riau)
Meski berstatus sebagai pengajar di salah satu kampus kesehatan, pada 2017, Indiana Sunita sudah memulai usaha makanan, salah satunya bolu pelangi yang populer kala itu. Bersama adiknya, Cindera Wati, ia lalu mendirikan Emak CW. Nama ini dipilih untuk merepresentasikan bahwa usaha ini digawangi oleh perempuan.
“Melihat singkong ulin sebagai bahan baku utama untuk membuat keripik mudah didapat, saya dan adik mulai fokus membangun usaha yang memproduksi keripik singkong dengan modal awal sekitar Rp30 juta. Awalnya kami mengolah sekitar 50 kg singkong per hari, kini kami mampu mengolah hingga 500 kg singkong per hari. Variannya pun semakin beragam, dari 7 varian menjadi 19 varian camilan dengan berbagai rasa,” ucap Indiana.
Ia mengaku, bahan baku singkong didapat dari kelompok tani di Pekanbaru, sedangkan cabai diperoleh dari kelompok tani di berbagai daerah, termasuk Bukittinggi dan Payakumbuh, Sumatra Barat.
Mulai berjualan di Tokopedia pada 2019, Emak CW sempat menghadapi kesulitan ketika pandemi melanda, karena mayoritas pelanggan yang merupakan reseller berhenti memesan karena khawatir tidak habis. Tak patah arang, Emak CW berjualan langsung ke pelanggan dan berhasil menutup penjualan dari para reseller sebelumnya.
Melalui Tokopedia, Emak CW mendapatkan omzet hingga puluhan juta rupiah, dengan produk terlaris yang diburu pelanggan adalah kerupuk kulit ikan dan keripik singkong. Kehadiran ShopTokopedia di aplikasi TikTok turut dimanfaatkan untuk menarik audiens. Menurut Indiana, rata-rata setiap kali live streaming selama 1-2 jam, Emak CW bisa mendapatkan hingga ribuan orderan lewat ShopTokopedia.
Lewat omzet yang diperoleh, Emak CW kini mempekerjakan lebih dari 45 karyawan yang mayoritas anak muda dari berbagai latar belakang, termasuk keluarga broken home. Emak CW juga memiliki beberapa program untuk memberdayakan karyawan termasuk pelatihan kepemimpinan, kuliah, hingga mampu membuat dapur yang sebelumnya kecil, menjadi lebih baik lagi demi karyawan tetap nyaman bekerja.
Toko Sulawesi Central (Makassar, Sulawesi Selatan)
Ide usaha Toko Sulawesi Central yang didirikan Harmin Alfis bermula dari sirup markisa yang ia bawakan untuk calon ibu mertua di Kalimantan, hingga akhirnya menginspirasi Harmin menjual produk dan makanan khas Makassar. Berbekal pengalaman berjualan dan modal terbatas, Harmin mulai berjualan berbagai makanan khas Makassar, termasuk sirup markisa, sarabba, kopi Toraja, kue bagea, dan kue durian secara online di Tokopedia.
“Pengalaman saya berjualan produk kebutuhan bayi dan menjadi driver ojek online selama masa pandemi pada Maret 2020, mendorong saya untuk optimis membangun bisnis dengan memasarkan produk secara online melalui Tokopedia, walau dengan modal dana yang terbatas. Melihat hasil penjualan 80% berasal dari Pulau Jawa, Sumatra, hingga Papua, akhirnya saya putuskan untuk memperkaya produk yang dijual, sehingga menjual produk khas Sulawesi berdasarkan referensi pelanggan. Agar sesuai dengan produk yang dijual, saya memilih nama Toko Sulawesi Central,” ucap Harmin.
Dengan mulai menjual produk kategori kerajinan tangan, yang terdiri dari songkok atau peci, gantungan kunci, hingga miniatur, serta makanan dan minuman asal Sulawesi, Harmin turut menggandeng perajin lokal asal Sulawesi yang telah diseleksi berdasarkan kualitas hasil karya para perajin. Ia ingin membantu memasarkan produk UMKM yang turut merasakan imbas masa pandemi, serta memudahkan masyarakat Bugis yang merantau agar tetap bisa menikmati makanan khas kampung halaman.
Selama 5 tahun membangun bisnis Toko Sulawesi Central dan menjadi pemasukan utama keluarga, Harmin berhasil mempunyai satu toko offline, bekerja sama dengan lebih dari 30 UMKM, serta menjual sekitar 150 produk UMKM. Bahkan, berkat berjualan di Tokopedia sejak Maret 2020, Toko Sulawesi Central berhasil menjangkau pasar dari berbagai wilayah, seperti Aceh, Pulau Jawa, Makassar, Pulau Rote (NTT), hingga Timika (Papua Tengah).
“Sejak mengikuti kampanye Beli Lokal di Tokopedia, penjualan Toko Sulawesi Central meningkat hingga 5 kali lipat dibandingkan sebelum mengikuti kampanye.Dalam meningkatkan jumlah pelanggan baru di Tokopedia, saya memanfaatkan fitur TopAds, serta berjualan online di ShopTokopedia pada 2023,” ungkap Harmin.
“Hari Pahlawan mengingatkan saya bahwa kebangkitan UMKM sangat penting agar dapat terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah UMKM lokal, dapat membuka lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan finansial masyarakat Indonesia yang pada akhirnya berpengaruh pada kemajuan bangsa,” tutup Harmin.
Teks: Setia | Foto: Tokopedia