POLYTRON Bersama ICDeC Luncurkan Program Pelatihan Desain Chip

Kudus, Kirani – Sebagai perusahaan elektronik dan pelopor teknologi di Indonesia, salah satu komitmen POLYTRON adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi, mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan daya saing industri nasional, serta berkontribusi pada pengembangan ekonomi digital Indonesia.

Untuk itu, POLYTRON melalui POLYTRON Training Center bersama Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDeC) mengumumkan peluncuran batch pertama program pelatihan desain chip, yang diadakan di kota Kudus pada 4 Oktober 2024.

Program ini juga didukung oleh berbagai mitra global terkemuka, termasuk IMEC Belgia, Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Urusan Komersial, Cadence Asia Pasifik, serta sejumlah kementerian di Indonesia seperti Kemenko Perekonomian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Luar Negeri, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Program pelatihan ini bertujuan mencetak tenaga ahli di bidang desain chip, yang sangat penting untuk mendukung perkembangan industri teknologi semikonduktor di Indonesia, sebagai modal dasar bagi Indonesia untuk menjadi negara berteknologi tinggi. Dengan dukungan dari mitra internasional, peserta akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan terkini yang diperlukan untuk bersaing di pasar global dan menjadi pintu masuk Indonesia ke rantai nilai global industri semikonduktor.

“Jumlah pendaftar mencapai 333 orang, dan setelah melalui proses seleksi, sebanyak 50 peserta berhasil lolos untuk bergabung. Ini adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan antusiasme tinggi generasi muda Indonesia untuk mempelajari teknologi mutakhir, sejalan dengan visi Indonesia menuju masa depan yang gemilang dalam industri semikonduktor menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Roberto S. Hartono, Chief Operating Officer POLYTRON.

Luc Laeveren dari IMEC Belgia mengatakan, “IMEC sebagai institusi riset chip terbaik di dunia sangat bangga dapat bekerjasama dengan POLYTRON, perusahaan elektronik Indonesia, yang dituangkan dalam MoU bersama di tahun 2023. IMEC siap bekerjasama secara aktif untuk menerima pelajar Indonesia melakukan pelatihan di Leuven, Belgia, dan hal ini akan mempererat hubungan kedua negara dalam rantai nilai global industri semikonduktor.”

Christopher Feather, Commercial Officer of Indonesia US Embassy juga menyampaikan antusiasmenya menyaksikan tonggak sejarah penting dari perjalanan semikonduktor di Indonesia,”Amerika Serikat sangat mendukung potensi kolaborasi bersama ICDEC di Indonesia. Kami bersemangat terhadap inovasi riset dan pengembangan tenaga kerja yang tercermin dalam inisiatif luar biasa ini.”

“Dengan bekerja bersama, kita dapat mendorong keterampilan dan teknologi yang dibutuhkan untuk membangun desain chip yang kokoh dan kompetitif di Indonesia. Di bagian Komersial Kedutaan Besar Amerika Serikat, kami berkomitmen penuh untuk bermitra dengan Indonesia guna memperkuat ketahanan rantai pasokan di Indo-Pasifik. Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung terciptanya ekosistem semikonduktor global, di mana negara seperti Indonesia memainkan peran penting dan siap tampil di panggung dunia,” lanjut Christopher.

Sri Suning Kusumawardani, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mengatakan bahwa ICDeC dan PT Hartono Istana Teknologi (POLYTRON) merupakan mitra MSIB Batch Ketujuh yang diminati oleh 333 mahasiswa dari berbagai universitas, dengan 50 orang lolos seleksi.

“Di era perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, mahasiswa harus dibekali kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan, salah satunya kemandirian dalam produksi komponen elektronik. Dengan tingginya permintaan perangkat elektronik di dalam negeri, sangat penting bagi lulusan perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas industri semikonduktor dalam negeri. Untuk merespons ini, ICDeC bersama POLYTRON dan MSIB menyelenggarakan program magang guna menyiapkan mahasiswa yang siap berkarir di bidang desain chip serta meningkatkan partisipasi di pasar global semikonduktor,” ujar Sri Suning Kusumawardani.

Mr. Frank Lu dari TETO Taiwan juga menyampaikan bahwa Taiwan sebagai bagian dari industri semikonduktor global tertarik pada inisiatif ICDEC, yang saat ini telah berada pada langkah yang benar untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul. Taiwan bersama berbagai perusahaan desain chip dan pembuat chip siap berkolaborasi dengan ICDEC dalam mempercepat inisiatif ini melalui langkah-langkah strategis berikutnya.

Program MBKM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Batch Ketujuh ini akan berlangsung selama 900 jam, setara dengan 20 Satuan Kredit Semester (SKS), dengan materi yang mencakup berbagai aspek desain chip, mulai dari teori dasar hingga praktik langsung menggunakan perangkat lunak terdepan dari Cadence. Peserta juga berkesempatan berinteraksi langsung dengan para ahli di bidangnya, serta mendapatkan wawasan tentang tren terbaru dalam teknologi semikonduktor.

Teks: Setia | Foto: POLYTRON