“Opera Ikan Asin” Hadir Di Rumah Anda dalam #NontonTeaterDirumahAja

Jakarta Kirani – Akhir pekan selalu terasa indah sejak adanya program #NontonTeaterDiRumahAja persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation. Dan pada akhir pekan ini Teater Koma akan kembali ke ruang keluarga Anda. Dengan lakon bertajuk Opera Ikan Asin, aksi cantik para pemain Teater Koma dapat Anda saksikan pada Sabtu, 25 Juli dan Minggu, 26 Juli pukul 19.00 WIB di website www.indonesiakaya.com serta channel YouTube IndonesiaKaya.


Opera Ikan Asin sendiri pertama kali dipentaskan pada tahun 1983 di Teater Tertutup Taman Ismail Marzuki. Kemudian lakon ini kembali dipentaskan lagi pada tahun 1983 dan juga 1999 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Sementara itu, pada kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja pekan ini, penikmat seni akan disuguhkan rekaman pementasan yang digelar pada 2 – 5 Maret 2017 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta, yang diselenggarakan dalam rangka memperingati ulang tahun Teater Koma yang ke-40 pada 1 Maret 2017. Sebelum menyaksikan lakon Opera Ikan Asin, penikmat seni juga dapat mengetahui lebih lanjut mengenai lakon ini melalui live chit-chat bersama Rangga Riantiarno, melalui akun Instagram @indonesia_kaya pada Jumat, 24 Juli 2020 pukul 13.00 WIB.

 

Pernikahan Raja Bandit Batavia dengan putri juragan pengemis

 

“Inilah lakon tentang sebuah era yang penuh ketidakjelasan. Raja Bandit dijadikan pahlawan oleh masyarakat. Para petinggi hukum bersahabat dengan para penjahat kakap, sogok-menyogok adalah sebuah kewajaran. Hukum pun bisa disandera oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi. Zaman di mana titah penguasa tertinggi memutar balik keputusan pengadilan. Semoga penayangan lakon Opera Ikan Asin dalam kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja dapat mewarnai akhir pekan para penikmat seni,” ujar Nano Riantiarno, sutradara pementasan Opera Ikan Asin.

 

Pementasan yang disadur dari lakon The Beggar’s Opera karya John Gay dan musik J.C. Pepusch yang dipentaskan tahun 1728 di London, lakon Die Dreigroschenoper atau The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht dengan komposisi musik dari Kurt Weill dipentaskan pertama kali di Theater am Schiffbauerdam, Berlin pada 31 Agustus 1928. Lakon inilah yang kemudian disadur oleh N. Riantiarno. Judulnya pun menjadi Opera Ikan Asin, sedangkan latar peristiwa, London sekitar abad ke-19, dipindahkan ke Batavia abad ke-20, zaman Hindia Belanda.

 

Eksekusi Raja Bandit saat penobatan Gubernur Jenderal yang baru

 

Opera Ikan Asin bercerita tentang Si Raja Bandit Batavia, Mekhit alias Mat Piso yang menikahi Poli Picum tanpa seijin Ayahnya, Natasasmita Picum, juragan pengemis se-Batavia. Picum mengancam Kartamarma, asisten kepala Polisi Batavia yang juga sahabat Mekhit, bahwa para pengemisnya akan mengacaukan upacara penobatan Gubernur Jendral yang baru. Terpaksa Mekhit ditangkap, dia akan digantung tepat saat upacara penobatan, tapi saat tali menjerat leher, datang surat keputusan dari Gubernur Jendral, apa isinya?

Pementasan Opera Ikan Asin kali ini menampilkan Budi Ros, Cornelia Agatha, Sari Madjid Prianggoro, Alex Fatahillah, Asmin Timbil, Raheli Dharmawan, Budi Suryadi, Daisy Lantang, Ratna Ully, Naomi Lumban Gaol, Suntea Sisca, Dana Hassan, Ariffano Marshall, Allen Guntara, Sir Ilham Jambak, Julung Ramadan, Bangkit Sanjaya, Bayu Dharmawan Saleh, Adri Prasetyo, Sekar Dewantari, Netta Kusumah Dewi, Joind Byuwinanda dan Rangga Riantiarno.

 

Salah satu adegan Opera Ikan Asin

 

Para pemain dalam lakon ini dibalut dengan keindahan kostum kreasi Samuel Wattimena, koreografi oleh Ratna Ully dan bimbingan vokal dari Naomi Lumban Gaol serta tata rias garapan Sena Sukarya dan PAC Martha Tilaar memperkuat aksi pemain. Lirik-lirik gubahan N. Riantiarno disertai komposisi musik Kurt Weill dengan aransemen garapan Fero Aldiansya Stefanus semakin menghiasi lakon ini. Sementara itu tata artistik dan tata cahaya panggung yang digarap oleh Taufan S. Chandranegara menguatkan karakter lakon ini sendiri. Pimpinan Panggung dipegang oleh Sari Madjid Prianggoro, pengarah teknik Tinton Prianggoro serta pimpinan produksi Ratna Riantiarno, di bawah arahan co-sutradara Ohan Adiputra dan Sutradara N. Riantiarno.

 

“Teater Koma kerap menghadirkan beragam pertunjukan yang tak hanya menarik, namun juga menginspirasi para penikmat seni dari masa ke masa. Teater Koma juga berhasil dalam regenerasi anggota yang merupakan kunci utama keberlangsungan sebuah komunitas. Semoga, penayangan lakon Opera Ikan Asin dalam kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja dapat menginspirasi para penikmat seni terutama generasi muda untuk tetap bersemangat dalam melestarikan dan memajukan dunia seni pertunjukan Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

 

 

Teks Setia Bekti | Foto Dok. Indonesia Kaya