Jakarta, Kirani – Valentine Day atau Hari Kasih Sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februari, menjadi momen penting yang mempercayai tentang makna mendalam cinta atau kasih.
Dan bertepatan dengan momen Valentine kali ini, sehubungan dengan meningginya kasus infeksi Covid-19 varian omicron, diprediksi akan segera mendekati puncaknya dan segera menurun.
Melalui Kementerian Kesehatan dalam siaran pers di Jakarta pada Senin, 14 Februari, Menteri Budi Gunadi Sadikin menyarankan kepada masyarakat yang bergejala ringan dan orang tanpa gejala ringan (OTG) untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Nah, apabila sebelumnya pasien omicron yang melakukan isoman di rumah adalah mereka mereka yang OTG atau gejala ringan dengan saturasi oksigen di atas 95 persen. Namun kini ada kriteria baru isoman.
“Kalau saturasi oksigen masih di bawah 95 persen, ada batuk sedikit, pilek sedikit, itu bisa dirawat di rumah. Biar lebih nyaman,” ujar Menkes seperti dalam siaran persnya.
Isoman dan Pemanfaatan Layanan Telemedisin
Kemudian Menkes juga menegaskan mereka yang melakukan isolasi mandiri bisa memanfaatkan layanan telemedisin atau aplikasi kesehatan yang bekerja sama dengan Kemenkes.
Hingga kini layanan telemedisin sudah melayani 350 ribu pasien omicron dan 100 ribu sudah menerima obat.
“Rumah sakit biarkan untuk pasien omicron gejala sedang atau berat. Gejala ringan atau OTG isoman di rumah saja karena kalau ke rumah sakit takutnya bisa tertular dan keluarga juga susah melayani,” ujarnya.
Menkes Budi kembali menegaskan puncak gelombang omicron di Indonesia diperkirakan terjadi pada akhir Februari 2022. Dan diprediksi jumlah kasus omicron di puncaknya akan lebih besar 2-3 kali dari puncak gelombang varian Delta.
Varian Omicron berbeda dari Delta dalam segi gejala dan tingkat keparahannya. Gelombang Delta memiliki tingkat ke parah am yang tinggi, sementara gejala Omicron lebih ringan seperti pilek, batuk, sakit tenggorokan dan lain-lain.
Berdasarkan berbagai informasi, hingga kini ada sekitar 27 ribu warga Indonesia yang sudah terinfeksi Covid-19 varian omicron, dan sekitar 15 ribu merupakan pasien omicron OTG atau ringan.
Fatalitas Varian Omicron Hanya Dua Kali Lebih Parah dari Flu
Adapun Kordinator PPKM untuk Pulau Jawa dan Bali Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa tingkat fatalitas varian Omicron hanya dua kali lebih parah dari flu.
Perkiraan ini disampaikan Menko Luhut usai rapat evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan konferensi pers Update Penanganan Pandemi Covid-19 pada Senin, 14 Februari secara virtual. Acara ini menghadirkan narasumber Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Menko Bidang Perekonomian dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menko yang biasa disapa LBP ini mengatakan berdasarkan konfirmasi hasil studi di luar negeri yang dikutip pemerintah, terkait penurunan tingkat kematian akibat wabah Covid-19.
“Pada pertengahan 2020, Covid mematikan 13 kali dari flu biasa. Namun pada awal 2022 ini, Covid-19 Omicron diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dari flu,” kata Luhut.
LBP juga menegaskan bahwa puncak kasus Omicron hingga saat ini belum melebihi puncak varian Delta pada pertengahan tahun lalu. Maka dari itu, masyarakat diminta untuk tetap tenang.
Sosok yang juga biasa disapa Opung ini kembali menegaskan, “Varian Covid-19 Omicron diprediksi hanya dua kali lebih parah dari flu.”
Nah dengan penjelasan di atas, dan mumpung masih memperingati Hari Kasih Sayang Kita harus selalu waspada dan tetap taat Prokes. Happy Valentines!!!
Teks: Hadriani. P