Jakarta, Kirani – Pandemi Covid-19 membawa dampak besar terhadap kehidupan kita semua, termasuk anak-anak. Perubahan rutinitas, yang biasanya bertemu banyak teman di sekolah, sekarang hanya mengerjakan tugas dan tugas tanpa interaksi langsung, serta ruang gerak yang terbatas saat bermain, berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak.
Menurut data UNICEF, 80 juta anak di Indonesia terkena dampak sekunder dari pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun ini. hampir separuh rumah tangga melaporkan bahwa perubahan perilaku pada anak seperti sulit konsentrasi (45%), mudah marah (13%), dan sulit tidur (6,5%). Karenanya, penting untuk memberi perhatian ekstra terhadap kesehatan mental anak terutama di masa pandemi.
Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental pada anak. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak, yang telah dirangkum oleh aplikasi pembelajaran online, Zenius:
1. Bangun hubungan dengan anak
Di masa pandemi ini, anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Untuk itu, sebagai orang tua kita perlu membangun kedekatan dengan anak, yaitu dengan menunjukkan perhatian secara maksimal, menjadi pendengar yang baik, dan menjadi sahabat. Dengan cara ini, anak akan merasakan kedekatan dengan orang tua dan akan lebih terbuka dalam berkomunikasi.
2. Konsumsi makanan bergizi
Makanan bergizi bukan hanya menjaga kesehatan anak, tetapi juga membantu kinerja otak, membuat anak berpikir lebih jernih. Berikan variasi makanan yang beragam serta gizi seimbang. Ssupaya mood anak terjaga, boleh kok diselingi dengan makanan favoritnya. Jangan lupa pastikan anak cukup minum air putih.
3. Tidur dan istirahat yang cukup
Durasi tidur yang ideal bagi anak usia 6-13 tahun adalah 9- 11 jam per hari, sedangkan bagi anak usia 14-17 tahun adalah 8-10 jam per hari. Kurangnya aktivitas fisik kerap membuat anak tidur larut dan asik dengan gadget, tugas orang tua untuk membatasi screen time anak dan memastikan waktu tidur anak tercukupi.
4. Dampingi anak saat belajar
Di masa pandemi ini, orang tua juga berperan sebagai guru bagi anak-anak di rumah. Kehadiran orang tua dalam proses belajar bisa membuat anak lebih termotivasi dan menikmati waktu belajarnya. Bantu anak saat ia menghadapi kesulitan, beri arahan dalam mengerjakan tugas, serta berikan cara-cara kreatif dalam belajar agar kegiatan PJJ lebih optimal. Meski harus work from home, tak ada salahnya jika sesekali meninggalkan pekerjaan untuk sementara dan menemani anak sekolah online.
5. Beri kegiatan bermanfaat
Kurangnya kegiatan di masa pandemi membuat anak mudah merasa bosan. Handphone dan TV seringkali menjadi pilihan yang diberikan oleh orang tua. Padahal, banyak kegiatan seru dan bermanfaat yang bisa dilakukan di rumah. Misalnya mendaftarkan anak pada kelas-kelas online, disesuaikan dengan minat anak tentunya, seperti coding, sains, musik, atau melukis. Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah, seperti memasak, beres-beres rumah, mencuci mobil atau berkebun. Kegiatan sepele yang bila dilakukan bersama dan dengan cara yang menarik akan membuat hari anak lebih berwarna.
6. Tetap terhubung lewat virtual meeting
Interaksi sosial dengan teman sebaya adalah hal penting bagi perkembangan sosial maupun moral anak. Di masa pandemi ini, teknologi bisa dimanfaatkan misalnya dengan membuat agenda bersama orang tua lain untuk melakukan pertemuan virtual. Di situ, anak-anak bisa mengobrol sebebas-bebasnya tanpa membahas pelajaran dengan teman-temannya.
7. Bangun optimisme
Orang tua perlu membangun rasa optimisme di depan anak bahwa pandemi ini akan berakhir dan kegiatan anak akan kembali seperti semula. Berikan informasi positif mengenai pandemi agar anak tidak putus asa walaupun saat ini belum bisa bebas bermain, atau sekolah tatap muka secara penuh. Beri anak harapan bahwa mereka bisa segera bersekolah dengan normal, apalagi saat ini sudah dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Kesehatan mental harus menjadi prioritas utama bagi setiap orang tua, karena hal tersebut sangat berpengaruh untuk perkembangan anak kedepannya. Kesehatan mental yang baik pada anak akan memotivasi mereka untuk belajar. Ketika anak memiliki motivasi untuk belajar, rasa cinta pada kegiatan belajar pun akan tumbuh dengan sendirinya.
Teks: Setia Bekti | Foto: Dok. Zenius Education