Mengenang Glenn Fredly dan Djaduk Ferianto Melalui Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia

Jakarta, Kirani – Salah satu kegiatan seru yang dapat dilakukan masyarakat akhir-akhir ini, dalam rangka mengisi waktu selama pandemi Covid-19 ini adalah #NontonTeaterDiRumahAja. Kegiatan yang digelar oleh Bakti Budaya Djarum Foundation semakin bertambah saja peminatnya dari pekan ke pekan berikutnya.

 

Memasuki pekan ke-5 ini, penikmat seni diajak untuk menyaksikan rekaman konser cinta Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia, pada Sabtu, 16 Mei dan Minggu 17 Mei 2020 pukul 14.00 WIB di website www.indonesiakaya.com serta channel Youtube IndonesiaKaya. Sebuah pentas musikal karya tim kreatif Indonesia Kita yang terdiri dari Butet Kartaredjasa, Agus Noor dan almarhum Djaduk Ferianto, yang sebelumnya telah digelar pada 27 dan 28 Mei 2011 di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

 

Sebelum menyaksikan rekaman pementasan ini, penikmat seni juga dapat mengetahui lebih lanjut mengenai lakon ini dengan Butet Kartaredjasa melalui live chit-chat yang dapat disaksikan melalui akun Instagram @indonesia_kaya pada Sabtu, 16 Mei 2020 pukul 11.00 WIB. Pementasan Beta Maluku, Nyanyian Damai untuk Indonesia ini juga menggandeng almarhum Glenn Fredly yang berperan sebagai sutradara sekaligus tim kreatif, untuk menampilkan gambaran sejarah yang tumbuh di masyarakat Maluku melalui pengolahan musik yang luas.

 

Bob Tutupoli dalam Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia

 

“Melihat antusiasme masyarakat yang sangat responsif, dan apresiatif dengan apa yang menjadi gagasan Indonesia Kita terbukti dari jumlah penonton yang sangat ramai pada beberapa waktu silam, maka kami menghadirkan rekaman pementasan musikal ini dalam kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja. Pentas Indonesia Kita menampilkan kesenian dan kebudayaan yang menjadi jalan bagi terbangunnya semangat saling menghargai keberagaman. Pertunjukan yang ditayangkan kembali ini semoga dapat menjadi salah satu pengobat rindu bagi pecinta almarhum Glenn Fredly dan refleksi cinta warga Maluku kepada Indonesia melalui nyanyian-nyanyian serta kebudayaan yang tumbuh di masyarakat Maluku,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

 

Melalui lagu-lagu yang diambil dari khasanah Maluku, mulai dari lagu-lagu tradisional yang menggambarkan sejarah awal manusia Maluku hingga lagu populer dan kontemporer, pentas musikal Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia ini memunculkan semangat untuk terus-menerus mengupayakan perdamaian.

 

Menampilkan para seniman Maluku, seperti Bing Leiwakabessy, Zeth Lekatompessy, Bob Tutupoli, Barry Likumahuwa dan komedian yang populer di Maluku, Julius Bernhard Makatita atau yang dikenal dengan Om Koko. Selain itu, ada juga kelompok Haunesa Etnika dan Rence Alfons, Maluku Hiphop Community, Mariony Saherlawan, Muhammad Irfan dan Bengkel Sastra Maluku, Paduan Suara Effata dan puluhan penari.

 

Glenn Fredly bersama Om Koko dan Om Zeth dalam Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia

 

Pementasan ini bercerita tentang perbincangan Om Koko, Om Zeth, dan lainnya di warung kopi berisi banyak hal, tidak hanya sekadar lawakan, namun lebih sarat akan filosofi-filosofi Maluku yang butuh direnungkan. Seperti apa kata Om Koko, “Jang lain kuku lain, tapi lain keku lain.” Ungkapan ini bermakna: jangan saling menjatuhkan, tapi saling membantu satu sama lain.

 

Parodi kedua disemarakkan dengan hdirnya Glenn Fredly yang berperan sebagai unsur generasi muda yang meminta hak waris akan esensi sebuah budaya yang bernama Pela Gandong. Ini merupakan filosofi masyarakat Maluku yang berarti kasih sayang dalam perbedaan. Pementasan Ini bukan sebuah konser musik yang biasa yang hanya menampilkan lagu-lagu, tetapi menjadi gambaran sejarah yang tumbuh di masyarakat Maluku.

 

“Semangat untuk saling memahami rasa dan selera merupakan pintu masuk untuk terbukanya dialog kebudayaan yang lebih luas. Melalui kesenian dan kebudayaan itulah, gagasan dan ide-ide tentang Indonesia sebagai ‘Rumah Bersama’ yang terus diupayakan dan didialogkan agar Indonesia menjadi rumah yang toleran dan penuh semangat kebersamaan, saling menghormati dan menghargai. Filosofi tersebut tergambar dalam pementasan Beta Maluku, Nyanyian Damai Untuk Indonesia yang saya garap di tahun 2011. Saya harap #NontonTeaterDiRumahAja dapat menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat  Indonesia yang dapat meningkatkan kecintaan kepada budaya dan keanekaragaman,” ujar Butet Kartaredjasa, tim kreatif Indonesia Kita.

 

 

Teks Setia Bekti | Foto Indonesia Kaya