Jakarta, Kirani – Tak banyak dari kita yang mengenal ragam motif batik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Kebanyakan orang mungkin hanya mengenal motif batik Megamendung dari Cirebon, sebagai motif batikyang berasal dari Tatar Sunda. Tak heran, karena seni membatik memang lebih dikenal sebagai kesenian yang berasal dari Jawa Tengah, maka ragam motif batik yang kita kenal pun berasal dari daerah tersebut.
Oleh karena itu, masih dalam rangka memperingati Hari Batik yang jatuh pada 2 Oktober, Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Komisi X DPR RI, menghadirkan pemutaran film dokumenter kriya batik Jawa Barat, Gelar Wicara dan Pagelaran Busana keindahan wastra batik Jawa Barat dalam Tutur Batik: Jejak Artistik Para Penjaga Tradisi Batik Jawa Barat di Galeri Indonesia Kaya.
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengungkapkan bahwa Batik Jawa Barat memiliki keunikan tersendiri, dengan ragam motif dan proses kreatif yang berbeda.
“Pada peringatan Hari Batik kali ini, kami memberikan dukungan terhadap Yayasan Batik Jawa Barat dalam menyelenggarakan kegiatan Tutur Batik: Jejak Artistik Para Penjaga Tradisi Batik Jawa Barat dan juga menghadirkan film dokumenter yang mengangkat kekayaan warna dalam setiap karya batik dari Jawa Barat, bertajuk Asmaraloka Batik Tatar Sunda yang dapat disaksikan di kanal YouTube IndonesiaKaya. Sebagai upaya kami dalam menyebarkan wawasan tentang budaya Indonesia kepada masyarakat,” ujar Renita.
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa proses kreatif dan seni para perajin batik Jawa Barat terus melaju mengikuti gerak langkah dunia seni dan keindahan mode fashion.

Sejak 2008, YBJB telah berupaya dalam pewarisan seni tradisi batik di Jawa Barat di 27 Kabupaten/Kota untuk mengembangkan pengrajin-pengrajin seni wastra batik serta melengkapi keragaman dan keindahan ragam hias batik Jawa Barat sesuai dengan kearifan lokal yang ada di setiap kabupaten/kota di Jawa Barat. Keragaman dan keindahan batik-batik Jawa Barat akan terlihat dengan jelas ketika wastra-wastra batik dikenakan dalam berbagai kesempatan.
Ratusan bahkan kini ribuan motif batik Jawa Barat telah melengkapi mozaik batik nasional, mendampingi beberapa motif yang sudah lebih dulu dikenal seperti motif Megamendung, Motif Wadasan, Motif Sawat Penganten, Motif Bulu Hayam, Motif Merak Ngibing, Motif Lereng Adumanis, Motif Mojang Priangan dan lainnya.
Prof. Yusuf Affendi Djalari selaku Guru Besar FSRD ITB, yang juga pemerhati Batik mengatakan bahwa “Kriya batik memiliki nilai tradisi budaya Nusantara yang sangat berharga. Kriya batik telah mampu mengangkat derajat budaya bangsa kita ke arena persaingan dunia tekstil di mancanegara, karena kualitas estetik dan teknis, serta berbagai keunikannya.
Oleh karenanya YBJB yang dipimpin oleh Sendy Dede Yusuf ST. beserta seluruh pengurus dengan latar belakang praktisi batik, ahli batik dan akademisi batik, selama 16 tahun telah banyak melakukan kegiatan dalam mensosialisasikan, melestarikan, menciptakan motif-motif baru, menciptakan alat-alat teknologi batik baru dan mengembangkan tradisi kriya batik ini secara berkesinambungan.

Sendy Dede Yusuf ST. selaku pimpinan YBJB mengungkapkan, “Kami bekerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki kegigihan, kepedulian, dan semangat untuk bersinergi dengan saling melengkapi untuk terus membawa seni tradisi kriya batik ini berkembang di berbagai daerah pembatikan di wilayah Jawa Barat secara simultan.”
“Kami juga membuat buku saku batik Jawa barat, buku batik daerah Pesisir Utara dan Pesisir Selatan, membuat alat-alat produksi dengan sentuhan teknologi seperti mesin Fotonik Batik, Pendulum Batik dan teknologi terbaru diantaranya berupa alat Pengolah Limbah Cair Batik Sederhana (Nano Oxymix Microbubble Generator) karya Dr. Komarudin Kudiya selaku Ketua Harian YBJB yang telah diuji coba dan ditempatkan di tempat produksi batik di daerah Bandung merupakan temuan yang sangat bermanfaat bagi keberlanjutan lingkungan yang bersih dan sehat. Kami harap beragam upaya yang telah kami lakukan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat dan kebanggaan di masyarakat terhadap terhadap batik, terutama batik Jawa Barat.”
Keberhasilan YBJB juga telah mengantarkan batik Complongan dari Kabupaten Indramayu mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Kemenkumham di tahun 2022, dan di akhir tahun 2024 akan bertambah lagi sertifikat Indikasi Geografis untuk batik Merawit dari Kabupaten Cirebon yang kini telah melewati pemeriksaan substantif oleh ahli IG dari Kemenkumham.
Dengan adanya bentuk kegiatan YBJB yang didukung penuh oleh beberapa stakeholder ini diharapkan akan menjadikan kriya seni batik Jawa Barat akan semakin dikenal dan banyak memberikan manfaat bagi para perajin batiknya dan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan yang merupakan musuh kita bersama.
Salam Canting Batik.
Teks: Setia | Foto: YBJB