Jakarta, Kirani – Industri pariwisata domestik maupun mancanegara terus berkembang pesat. Pada semester pertama tahun 2022 ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai angka 1,2 juta orang. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2021 yang secara total dalam setahun mencapai 1,6 juta wisatawan.
Selain itu, peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2021 meningkat dari urutan 44 menjadi urutan 32, lebih tinggi dari Malaysia, Thailand dan Vietnam. Bahkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sendiri optimis di kuartal keempat 2022 ini jumlah wisatawan mancanegara akan meningkat 3 juta orang dan pergerakan wisatawan dalam negeri juga 1,4 miliar orang.
Dari sisi sektor transportasi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang pesawat domestik mencapai 38,1 juta orang pada Januari-September 2022. Sementara itu jumlah penumpang pesawat internasional mencapai 4,1 juta orang. Untuk transportasi laut, BPS mencatat selama Januari–September 2022, jumlah penumpang mencapai 13,2 juta orang atau naik 19,16 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2021, sementara jumlah penumpang kereta api dalam periode yang sama mencapai 192,8 juta orang atau naik 85,76 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.
Industri farmasi merupakan salah satu sektor yang turut mendapatkan dampak positif dari menggeliatnya sektor pariwisata. Menurut Direktur Utama PT Phapros Tbk, Hadi Kardoko, Antimo Group, salah satu produk unggulan dari emiten berkode saham PEHA tersebut mencatat pertumbuhan yang positif selama tahun 2022.
“Pada Semester I atau pertama kemarin, pertumbuhan penjualan Antimo mencapai lebih dari 100 persen dibandingkan tahun 2021. Kemudian, di awal Kuartal IV 2022 ini, yaitu di November, Antimo dan produk turunannya yang menyasar segmen travel convenience juga tumbuh diatas 130 persen dibanding periode tahun lalu. Kami pun optimis, di Desember ini penjualannya semakin meningkat karena libur Natal dan Tahun Baru,” kata Hadi menjelaskan di Jakarta pada pertengahan Desember lalu.
Hadi juga menerangkan sebagai produk yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia yang sering mengalami motion sickness alias mabuk perjalanan, Antimo merupakan living legend brand yang telah berusia genap 50 tahun di 2022 ini serta memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja penjualan Phapros selama ini.
Pada 2023 nanti, tambah Hadi, Phapros akan melakukan berbagai inovasi berbasis riset untuk memproduksi beragam obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dan berpotensi untuk diekspor ke negara-negara lain, termasuk menjadikan commercial excellence, operational excellence, financial excellence dan digitalisasi sebagai bagian dari strategi lanjutan dari tahun ini.
“Kami konsisten untuk menciptakan produk berbasis kebutuhan, bukan sekedar mengikut tren padahal tidak dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai perusahaan milik negara, tentu kami turut bertanggungjawab memberikan kinerja yang terbaik dengan inovasi terbaik sehingga dampaknya tidak saja dirasakan oleh masyarakat yang mengkonsumsi obat-obat dari Phapros, tapi juga negara yang mendapatkan pemasukan dari kinerja perusahaan,” ungkap Hadi.
Memang, di Indonesia masyarakat sangat percaya dan bergantung kepada Antimo yang dipercaya mampu atasi mabuk untuk perjalanan darat, laut dan udara. Antimo masih menjadi teman setia untuk menikmati liburan seperti dalam salah satu jingle iklannya, “Antimo obat anti mabuk, mabuk laut darat dan udara, minumlah sebelum bepergian, Antimo menyenangkan perjalanan Anda!”
Teks: Hadriani Pudjiarti | Foto:Dok.Istimewa