Komitmen Nestlé Indonesia Capai Target pengurangan karbon Emisi.

Jakarta, Kirani – Isu keberlanjutan atau sustainability memang menjadi tanggung jawab bersama yang perlu dilakukan. Sebagai perusahaan multinasional, Nestle Indonesia turut menyampaikan upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan dalam mengimplementasikan program keberlanjutan.

Melalui acara Media Gathering yang berlangsung di The Tribrata Darmawangsa pada Senin (24/3/2025), Nestle Indonesia menyampaikan rilisan terbaru dari Creating Shared Value (CSV) Report 2024. 

Dengan tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, Nestlé, sebagai perusahaan global di bidang Nutrition, Health, dan Wellness, memandang upaya keberlanjutan bukan hanya tentang mencapai target, namun juga tentang berkontribusi secara nyata bagi lingkungan sekitar. Selama hampir 160 tahun, Nestlé telah melakukan berbagai upaya inovatif untuk turut serta mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan, mulai dari pengurangan emisi karbon, hingga penerapan pertanian regeneratif.

Nestlé telah melakukan berbagai upaya inovatif untuk turut serta mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan

Nestlé sebagai perusahaan ‘Good Food, Good Life’ telah menjadi bagian dari Indonesia sejak 1971 dengan komitmen untuk Menciptakan Manfaat Bersama bagi individu dan keluarga, masyarakat, dan planet. 

“Di Nestlé, kami percaya pada kolaborasi dalam menciptakan manfaat jangka panjang, tidak hanya untuk bisnis kami tetapi juga untuk lingkungan dan masyarakat di sekitar area operasional kami. Keyakinan kami pada doing well by doing good merupakan inti dari semua yang kami lakukan, dan itulah salah satu alasan kami menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari pondasi kami,” ujar Samer Chedid, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia.

Dengan program pro-petani rakyat, kami berkomitmen untuk mendukung rantai pasok yang berkelanjutan, memastikan kesejahteraan mereka sambil menjaga standar kualitas terbaik.

“Komitmen ini sejalan dengan upaya kami dalam mencapai tujuan lingkungan yang lebih luas, seperti di antaranya termasuk komitmen global kami untuk mencapai net zero emissions pada 2050 di bawah empat pilar keberlanjutan kami, bertindak atas perubahan iklim, pengemasan berkelanjutan, menjaga air, dan pengadaan bahan baku yang bertanggung jawab,” ujar Samer.

Di Indonesia, Nestlé telah menerapkan berbagai program yang berkontribusi pada pencapaian target keberlanjutan global dengan menyesuaikan tantangan dan peluang lokal. Beberapa target utama keberlanjutan yang menjadi fokus Nestlé Indonesia meliputi pengurangan emisi karbon, peningkatan penggunaan bahan baku regeneratif, pengurangan penggunaan plastik virgin dan penerapan ekonomi sirkular, hingga peningkatan akses terhadap gizi berkualitas. 

“Kami menyadari bahwa dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan kompleks, mulai dari perubahan iklim hingga ketahanan pangan yang menyebabkan pada meningkatnya masalah kesehatan. Tidak ada satu pihak pun yang dapat melakukan usaha ini sendiri, diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkannya. Sebagai salah satu pelaku usaha di Indonesia, Nestlé berupaya untuk secara aktif mengambil bagian bersama berbagai pemangku kepentingan lainnya melakukan beragam upaya dan inovasi untuk menjaga keberlanjutan,” ujar Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia.

Nestlé turut berhasil mengimplementasikan program pertanian regeneratif di lebih dari 2.000 petani kopi rakyat di Lampung

Lebih jauh, Nestlé berkontribusi dalam mendukung pemerintah Indonesia membangun infrastruktur pengolahan sampah. Pendirian TPS3R Baraya Runtah di Karawang merupakan salah satu bentuk dukungan Nestlé dalam upaya pengurangan sampah rumah tangga dikirim ke TPA.

Pada Februari 2025, Nestlé merilis CSV Report terbaru yang merangkum pencapaian inisiatif keberlanjutannya sepanjang 2024. Laporan ini menyoroti berbagai upaya Nestlé dalam mengurangi dampak lingkungan, termasuk pengurangan emisi karbon. Secara global, Nestlé telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 20,38% dibandingkan 2018, dengan target selanjutnya mencapai 50% pada 2030 dan net zero pada 2050. 

Untuk mencapai target tersebut, Nestlé mengadopsi energi terbarukan dalam operasionalnya. Saat ini, 95,3% listrik yang digunakan di fasilitas manufakturnya secara global telah bersumber dari energi terbarukan. Selain itu, Nestlé juga berinovasi dalam pengemasan dan manajemen limbah, dengan fokus utama pada pengurangan penggunaan plastik virgin serta peningkatan proporsi kemasan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali. 

Komitmen keberlanjutan Nestlé juga mencakup dukungan terhadap sektor pertanian dan peternakan rakyat, termasuk di Indonesia. Perusahaan terus mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan guna menciptakan sistem produksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

“Sejak 1975, kami telah melakukan pendampingan dan edukasi teknis, bantuan sarana produksi, hingga akses ke pasar maupun keuangan kepada para mitra peternak. Melalui upaya-upaya ini, Nestlé mampu menggunakan 100 persen susu segar hasil dari peternakan rakyat sebagai bahan baku produksi susu murni BEAR BRAND,” jelas Mirna Tri Handayani, Business Executive Officer Adult Dairy. 

Nestlé memberikan dukungan terhadap sektor peternakan rakyat

Nestlé turut mencatat keberhasilan dalam mengimplementasikan program pertanian regeneratif di lebih dari 2.000 petani kopi rakyat di Lampung melalui inisiatif RegenTa yang merupakan bagian dari Nescafé Plan 2030.

“Program ini membantu petani meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan menciptakan sumber pendapatan tambahan melalui diversifikasi tanaman (agroforestry) dan peternakan yang sesuai dengan kondisi lokal. Lebih lanjut, melalui Farmer Business School, petani kopi tidak hanya meningkatkan praktik pertanian mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang membantu mereka mengelola bisnis pertanian mereka dengan lebih baik,” jelas Syahrudi, Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia.

Langkah lain dalam mewujudkan keberlanjutan adalah transisi dari kemasan plastik konvensional ke kemasan yang lebih ramah lingkungan, di mana pemakaian plastik virgin telah berkurang 21,3% sejak 2018 secara global melalui berbagai upaya seperti penggunaan plastik daur ulang dalam kemasan hingga penerapan desain kemasan yang lebih efisien dalam penggunaan material. 

“Di Indonesia sendiri, inisiatif nyata yang dilakukan meliputi mengganti seluruh sedotan plastik di produk ready-to-drink dengan sedotan kertas, menggunakan kemasan plastik yang memiliki kandungan daur ulang (recycled content), melakukan desain kemasan yang dapat mengurangi penggunaan plastik dan bertransisi menggunakan bahan kemasan plastik yang dapat didaur ulang (recyclable),” jelas Maruli Sitompul, Sustainability Delivery Lead PT Nestlé Indonesia.

Teks : Galuh | Foto : Nestle