Kolaborasi Miss Tjitjih dan Ary Kirana dalam “Kuntilanak Mangga Dua”

Jakarta, Kirani – Sejak dibuka kembali pada 12 Mei 2023, Galeri Indonesia Kaya kembali aktif menyuguhkan berbagai pertunjukan menarik bagi penikmat seni di akhir pekan.

Sepanjang bulan Juni, Galeri Indonesia Kaya akan mengajak para penikmat seni untuk memahami tentang keragaman suku dan kebudayaan yang membentang dari ujung barat hingga timur pulau Jawa dengan mengangkat tema tentang keragaman budaya yang ada di pulau Jawa. Dan pada Sabtu, 3 Juni 2023, Galeri Indonesia Kaya bersama Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih berkolaborasi dengan Ary Kirana menyuguhkan pertunjukan teater dengan balutan komedi bertajuk “Kuntilanak Mangga Dua”.

“Kolaborasi antara Ary Kirana dan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih sore hari ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengenalkan serta mengingatkan kembali para penikmat seni dengan kebudayaan Sunda yang dibalut dengan sentuhan komedi. Selain menghibur, keduanya sukses menyampaikan pesan dan nilai-nilai kebudayaan ke hadapan para penikmat seni. Kami harap, pementasan ini dapat menambah wawasan para penikmat seni tentang ragam kebudayaan yang ada di Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Selama kurang lebih 60 menit, Auditorium Galeri Indonesia Kaya diramaikan dengan suara tawa dari para penikmat seni yang terhibur dengan komedi khas Sunda yang menjadi ciri khas dari Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih.

Pertunjukan “Kuntilanak Mangga Dua” bercerita tentang seorang pemuda pekerja keras dan jujur bernama Tisna yang berniat untuk membahagiakan kekasihnya, Acih (diperankan Ary Kirana). Setelah menikah, Tisna dan Acih pun pindah ke Jakarta dan menempati sebuah rumah yang ternyata angker.

“Berkolaborasi dengan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih yang sudah malang melintang sejak lama di dunia panggung seni pertunjukan Tanah Air merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan dan cukup menantang. Dalam pertunjukan “Kuntilanak Mangga Dua” ini, saya ditantang menjadi sosok Acih seorang perempuan sunda. Peran ini mengasah kemampuan dalam berimprovisasi tanpa skrip. Semoga kolaborasi kami dapat menghibur dan diterima dengan baik oleh para penikmat seni,” ujar Ary Kirana yang berprofesi sebagai penyanyi, presenter dan juga penyiar radio.

Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih sendiri berawal dari seorang gadis Sumedang, Jawa Barat, bernama Tjitjih, yang bergabung dengan Opera Valencia pimpinan Abu Bakar Bafagih pada 1926. Berparas cantik, Tjitjih juga kreatif dan disiplin dalam berkesenian. Sebagai wujud penghargaan terhadap kelompok opera tersebut, pada 1928, Opera Valencia diubah menjadi Miss Tjitjih Tonil Gezelschap. Kelompok opera yang awalnya berbahasa pengantar Melayu ini lantas berubah bahasa pengantar menjadi Sunda.

Pada Sabtu (10/6/2023) mendatang, penikmat seni diajak menyaksikan sentuhan kebudayaan Jember dengan pertunjukan bertajuk “Dari Jember Untuk Dunia“ oleh Lingkar Kreatif Independen (Linkrafin), sebuah kelompok pemberdayaan karya yang memiliki tujuan untuk memperkaya khazanah budaya dan instrumen kesenian di lingkup industri kreatif. Dalam pementasan ini, Linkrafin akan menampilkan akulturasi budaya melalui musik, tari, dan bahasa, untuk memperkenalkan kota mereka yang tumbuh dalam ruang harmoni keluhuran tradisi dan keagungan imaji.

Kemudian, di pertengahan bulan Juni, tepatnya Sabtu (17/6/2023), penikmat seni akan dibawa untuk bernostalgia dengan pertunjukan bertajuk “Arek Suramadu yang akan dibawakan oleh  tiga seniwati asal Jawa Timur, yaitu Nina Tamam, penyanyi yang tenar dengan grup vokal Warna, Mariska Setiawan, seorang soprano & seniman panggung yang memerankan Eulis Andjung dalam Serial Musikal Payung Fantasi, dan Kathy Permata, balerina sekaligus seniman panggung dan konten kreator. Ketiganya akan berbagi kisah dan cerita mengenai tanah asal mereka melalui lagu-lagu yang akan membawa kenangan indah serta sebagai pengingat akan makna perjuangan dalam berkesenian dan berkarya.

Teks: Setia | Foto: dok.Galeri Indonesia Kaya