Jakarta, Kirani – Serangan jantung atau jantung iskemik tercatat sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia yaitu sekitar 14,38 persen. Data ini disampaikan pihak Kementerian Kesehatan di Indonesia pada peringatan Hari Jantung Sedunia 2023 beberapa waktu lalu.
Dan serangan jantung juga dikenal juga sebagai Infark Miokard Akut (AMI), yaitu saat terjadi ketika aliran darah ke bagian otot jantung tersumbat. Nah, apabila aliran darah tidak dipulihkan dengan cepat, maka bagian otot jantung menjadi rusak karena kekurangan oksigen dan mulai mati. Demikian penjelasan dokter Wahyu A.Soedarsono.
Sebagai Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Jantung Jakarta, dr. Wahyu A Soedarsono Sp.JP(K) ini adalah narasumber di acara Talk Show “Sakit Jantung, Harus Pasang Ring atau Bypass?” yang berlangsung di Rumah Sakit Jantung, Jakarta, pada Sabtu (14/10/2023). Di Talk Show ini, dokter Wahyu menjelaskan detail tentang penyakit jantung.
Acara yang terseleggara oleh Netralnews.com bekerja sama dengan Jakarta Heart Centre atau Rumah Sakit Jantung, Jakarta ini terbuka untuk umum. Berlangsung secara off line, daring Zoom Meeting dan Live Streaming You Tube Netralnewsdotcom. Acara ini juga didukung PT Agincourt Resource, Harita Group, PT Trimegah Bnagun Persada, AXA Insurance dan Alfamart.
Sebagai narasumber utama, dokter Wahyu menerangkan tentang penyumbatan pada jantung disebabkan oleh bekuan darah yang tersangkut di dalam arteri atau penebalan di dalam dinding arteri yang membatasi aliran darah sehingga menyebabkan rasa sakit dan kerusakan.
“Serangan jantung membuat keadaan pembuluh darah banyak tersumbat, aliran darah tidak ada lagi dan sedikit yang bisa lewat. Ada golden period untuk pasien ke rumah sakit dan menerima tindakan,” kata dokter Wahyu.
Kemudian dokter Wahyu juga menerangkan tentag tindakan yang perlu diterima oleh orang dengan serangan jantung. Menurutnya, karena serangan jantung bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada pembuluh darah dan tidak lagi bisa normal. Dan penyumbatan ini menimbulkan rasa sakit dan kerusakan otot jantung.
Ciri Serangan Jantung, Timbulnya Rasa Nyeri di Dada
Adapun seperti diketahui secara umum, salah satu ciri serangan jantung adalah timbulnya rasa nyeri di dada, tidak hanya pada satu titik saja. Pada ciri kuat dari serangan jantung, apabila muncul rasa nyeri yang timbul pada punggung, ulu hati, hingga kemungkinan besar bisa sampai leher dan tangan.
“Hal seperti ini sudah diyakini sebagai serangan jantung, apalagi kalau sampai pasien tidak sadarkan diri. Jadi yang pertama dibutuhkan keluhan (nyeri dada), lalu perlu dilakukan Elektrokardiogram (EKG), penegakkan diagnosis serangan jantung,” kata dokter Wahyu.
Menghadapi hal seperti itu, masyarakat perlu mengetahui adanya layanan yang bernama FMC atau First Medical Contact (FMC). Dokter Wahyu menjelaskan bahwa kita bisa langsung membawa pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau ke rumah sakit terdekat.
“Saran saya harus berhati-hati memilih rumah sakit, dan carilah rumah sakit yang memiliki dan bisa menyelenggarakan layanan kateterisasi jantung 24 jam,” kata dia.
Perlukah Pasang Ring atau Bypass
Dengan demikian, apabila mengalami keluhan merasa nyeri dada, bisa mencari rumah sakit yang memiliki penyelenggaraan layanan kateterisasi jantung 24 jam. Dan ingat, tidak semua jawabannya adalah pasang ring!
Dalam menentukan pasien serangan jantung perlu pasang ring atau bypass dengan meihat “kalkulator” Syntax Score. Dengan menggunakan metode tersebut akan dilakukan pemeriksaan sumbatan pada pembuluh darah jantung, di kanan, kiri, pada pangkal, tengah dan ujung, hingga bawah.
“Kalau semua tersumbat, harus berapa pasang ring? Lima, tujuh? Kalau sumbatannya banyak maka akan didiskusikan dengan tim, perlu operasi bypass atau tidak,” kata dokter Wahyu.
Para undangan di acara talk show ini adalah masyarakat umum yang memenuhi ruangan auditorium Rumah Sakit Jantung Jakarta. Para undangan ini tampak antusias mengikuti jalannya talk show.
Ada pertanyaan terkait pasien serangan jantung perlu pasang ring atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan kateterisasi jantung terlebih dahulu. Dan secara sederhana kateterisasi jantung diartikan sebagai prosedur medis yang bertujuan untuk mendeteksi kondisi jantung dengan menggunakan alat menyerupai selang tipis yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena atau arteri, kemudian diarahkan ke jantung.
“Pasang ring atau tidak, lalu harus kateter dulu, dilihat ada tersumbat atau tidak. Kalau belum kateter, sebaiknya lakukan cek dulu,” kata dokter Wahyu.
Menurutnya, ada kondisi jantung yang bisa juga tatalaksananya diberikan obat-obatan dan tidak perlu untuk pasang ring, apabila aliran darahnya sudah lancar. Dan keadaan ini bisa terjadi apabila sumbatan pembuluh darah jantung pada presentase 30-40 persen.
“Kalau sumbatannya 30-40 persen, obat saja. Kateter, tentukan pasang ring atau tidak. Kalau sumbatan (pada pembuluh darah jantung banyak), bisa operasi bypass,” kata dokter Wahyu.
Paparan serta penjelasan yang disampaikan dokter Wahyu berangkat dari keprihatinan masih kurangnya informasi akurat serta kurangnya tentang pengetahuan publik seputar penyakit jantung.
Selain dokter Wahyu, narasumber lainnya adalah dr. Dimas Trisetyo Nugroho, Sp.BTKV, MMR, spesialis Bedah Jantung dan Annastasia Herawati, Head of Agency Network AXA Insurance serta moderator dr. Indri Apriyanti Manullang.
Teks : Hadriani Pudjiarti | Foto: HP dan dok. Netral News