Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Virus Corona Cina

Jakarta, Kirani – Masyarakat Indonesia masih menikmati acara perayaan Tahun Baru Cina alias Imlek. Sukacita, secara terbuka euforia merayakan Imlek dinikmati hampir seluruh masyarakat di Tanah Air.

 

Namun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam siaran persnya justru mengimbau Tahun Baru Imlek, waspadai Virus Corona Cina.

 

Tidak dipungkiri, memang dalam perayaan Tahun Baru Imlek memungkinkan adanya rotasi orang yang cukup besar di Cina. Hal itulah yang jadi perhatian Pemerintah Cina dan WHO mengingat di sana tengah terjadi kasus penularan novel corona virus (2019-nCoV).

 

Menurut dr. Anung Sugihantono, M.Kes peristiwa ini mirip fenomena mudik di Indonesia. “Tetapi saya mengingatkan kepada masyarakat kita harus semakin waspada karena bukan tidak mungkin sebagian masyarakat Indonesia juga akan berkunjung ke Cina dalam rangka Imlek ini,” kata Anung seperti dimuat dalam siara pers.

 

Anung yang menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, mengatakan terakhir dirinya menanyakan kepada WHO tentang sikapnya terhadap kasus nCoV ini, apakah ada travel advisory, travel warning, atau travel ban, dan secara official WHO belum mengeluarkan hal-hal tersebut.

 

Dengan demikian harapannya bisa diimbau oleh Pemerintah Indonesia yakni bagi yang mau berpergian ke Cina utamakan prinsip kehati-hatian, masyarakat sampai saat ini tidak ada restriksi untuk pergi ke manapun di seluruh dunia ini karena nCoV. “Tetapi semua harus dilakukan dengan kehati-hatian yang tinggi. Kalau tidak ada kepentingan ngapain pergi ke tempat yang saat ini ada kasus nCoV,” kata Anung.

 

  • Penanganan nCoV

 

Dalam prinsip kehati-hatian, kata Anung hal ini harus dilakukan oleh masyarakat. Selanjutnya, masyarakat harus mengikuti perkembangan pemberitaan di negara tujuan, mengikuti apa yang disarankan pemerintah di negara tujuan, PHBS, dan segera melaporkan bila merasa ada gangguan kesehatan setelah melakukan kunjungan atau interaksi dengan orang tertentu di negara itu.

 

Adapun tentang SOP penanganan nCoV pun perlu ditingkatkan. Menurut Anung semua pelayanan akibat nCov dilakukan secara utuh. Orang yang sudah kontak dengan penderita jadi bagian dari risiko.

 

Anung juga menjelaskan, selain itu, bagi orang yang tertular nCoV dan melakukan perjalanan menggunakan pesawat misalnya, maka pesawat tersebut harus didesinfeksi setelah mendarat, termasuk alat transportasi yang lainnya.

 

“Penanganannya pun tidak sembarangan, misal harus di tempat negatif supaya kuman tidak menyebar kemana-mana seperti ruang isolasi tetentu dengan syarat tertentu, pasiennya pun diperlakukan dengan cara tertentu juga. Itu ada semua dalam SOP yang sudah ada,” ujar Anung.

 

Waspada virus corona saat bepergian ke Cina

 

  • Virus Corona Cina

Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti Common Cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS.

 

Dan untuk kasus 2019 n-Cov masih belum jelas penularannya, diduga dari hewan ke manusia. karena kasus yang muncul di Wuhan semua memiliki riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan.

 

Memang hingga saat ini belum ada laporan terkait virus Corona di Indonesia. Dan Kemenkes telah menerbitkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten atau Kota, Rumah Sakit Rujukan, Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BKTL) untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan masuknya penyakit ini.

 

Bahkan bandara di seluruh Indonesia terutama yang mempunyai penerbangan langsung dari Cina meningkatkan kewaspadaan di antaranya dengan memberikan health alert card dan KIE kepada penumpang.

 

  • Perjalanan Ke Wuhan

 

Apabila seseorang melakukan perjalanan ke Cina terutama di kota Wuhan, sebaiknya tetap waspada dan jangan panik. Kemudian terapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), lalu hindari kontak dengan hewan atau pasar hewan.

 

Disarankan juga, sebaiknya menghindari kontak langsung dengan orang sakit. Dan sebaiknya selalu menggunakan masker, karena pemakaian masker sebagai upaya memproteksi diri, meskipun masker bukan satu-satunya solusi. Disarankan juga menerapkan etika batuk.

 

Adapun untuk mengenal gejala Virus Corona Cina dengan memperhatikan gejala-gejala sebagai berikut. Pertama, apabila mengalami gejala demam di atas 38 derajat Celsius. Lalu batuk, sesak nafas yang membutuhkan perawatan di Rumah Sakit.

 

Selanjutnya, gejala ini diperberat jika penderita adalah berusia lanjut dan mempunyai penyakit penyerta lainnya seperti penyakit paru obstruktif menahun dan penyakit jantung.

 

 

Teks : Hadriani.P | Foto : Dok. Istimewa