Jakarta, Kirani – Novel Sitti Nurbaya – Kasih Tak Sampai, karya Marah Roesli yang terbit pada tahun 1922, menjadi sebuah karya sastra yang tak pernah lekang oleh waktu. Dari masa ke masa, selalu ada saja yang menerjemahkan novel ini ke dalam bentuk seni pertunjukan. Dan kali ini, giliran Indonesia Kaya bekerja sama dengan Garin Nugroho, kelompok Teater Musikal Nusantara (TEMAN), dan BOOW Live mengangkat cerita ini dan menerjemahkannya ke dalam bentuk ‘Serial Musikal Nurbaya’. Terdiri dari 6 episode, serial ini tayang perdana pada Kamis, 1 Juli 2021 pukul 19.00 di kanal YouTube IndonesiaKaya, dan akan diunggah satu episode setiap minggunya.
Serial Musikal Nurbaya ini seluruhnya diisi oleh pekerja seni yang mengikuti rangkaian program online pencarian seniman-seniman muda berbakat Indonesia, sejak Desember 2020 melalui program Mencari Siti. Para pekerja seni ini telah melalui latihan vokal, koreografi dan akting yang mendetail dan intensif untuk menampilkan kisah adaptasi karya sastra ini dengan kemasan baru tanpa meninggalkan unsur kedaerahan masyarakat Minang.

“Serial Musikal Nurbaya adalah sebuah proses panjang untuk semua yang terlibat dalam pembuatannya. Ada banyak cerita menarik selama proses pembuatan musikal online ini, mulai dari pertama kalinya kami melakukan audisi online, pemilihan casting dari begitu banyak bakat-bakat yang turut serta hingga penerapan protokol kesehatan dimana seluruh kru dan pemain wajib antigen 2 kali seminggu untuk memastikan seluruh kru yang terlibat bebas dari Covid-19. Set dan penataan ruang dalam Serial Musikal Nurbaya ini dilakukan para ahli dalam studio kosong, sampai akhirnya menjelma menjadi dunia Nurbaya yang penuh cerita dan lagu,” ujar Renitasari Adrian, Program Director www.indonesiakaya.com.
Siti Nurbaya sebagai tokoh utama diperankan oleh Arawinda Kirana, aktris muda yang memenangkan nominasi Aktris Pendatang Baru Terpilih dalam Piala Maya 2020. Samsul Bahri diperankan oleh Bukie Mansyur, seorang penyiar radio, DJ dan produser yang menuangkan minatnya pada dunia teater melalui komunitas teater musikal di kampusnya. Sedangkan tokoh antagonis Tuan Meringgih ini diperankan dengan apik oleh Bima Zeno Pooroe yang aktif berkiprah di dunia seni pertunjukan sebagai penyanyi dan pemain teater musikal sejak tahun 2010. Selain 3 karakter utama, hadir beberapa karakter menarik seperti Nola Be3 sebagai Etek Rahma, Galabby sebagai Isabella, Jessica Januar sebagai Siti Alimah, dan penyanyi Minang legendaris Elly Kasim.

Naskah cerita ditulis Chriskevin Adefrid (TEMAN) bekerja sama dengan Latifah Maurinta, Veronica Gabriella, Ilya Aktop yang terpilih melalui workshop Mencari Penulis dan mengikuti masterclass online bersama Garin Nugroho dan Nia Dinata pada akhir tahun yang lalu.
“Untuk Serial Musikal Nurbaya ini ada pengembangan ide kreatif dari naskah cerita dan pengambilan latar kejadian. Pemilihan Jakarta di masa modern ini sangat cocok menjadi latar Serial Musikal Nurbaya karena berbentuk musikal online jadi kita harus memperhatikan bukan hanya musik saja tapi juga secara visual. Dengan budaya pop modern culture dimana dunia fashion memang sedang mengalami perubahan besar yang mengubah gaya berbusana menjadi lebih modis. Dari segi musik, masa itu merupakan lembaran baru bagi dunia musik di Indonesia. Selain itu banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi di Jakarta pada masa itu yang masih relevan ke penonton masa sekarang. Selain itu, ada juga penambahan karakter untuk memperkuat bumbu musikalitas dalam Serial Musikal Nurbaya ini,” ujar Garin Nugroho selaku produser eksekutif.

Serial Musikal Nurbaya ini sendiri merupakan proyek kolaborasi banyak pihak. Diproduseri oleh Bayu Pontiagust, proyek ini menggabungkan teknik panggung dan teknik film dengan arahan Venytha yang berperan sebagai sutradara teater dan Naya Anindita sebagai sutradara film. Ivan Tangkulung sebagai direktur musik, Andrea Miranda dan Gabriel Harvianto sebagai pelatih vokal, merupakan orang dibalik lantunan suara indah dan musik yang memanjakan telinga sepanjang cerita. Kolaborasi rekaman di gambar menyempurnakan koreografi dan performance yang mereka siapkan dan ditambah kemampuan untuk menambah lebih indah merupakan kolaborasi Bella Panggabean sebagai sinematografer, Caron Shaine sebagai manager produksi, dan Iskandar Loedin sebagai direktur artistik. Proses yang berawal dari panggung, kemudian melalui virtual hingga akhirnya diproduksi layaknya sebuah film menjadi hal yang baru bagi hampir semua yang terlibat.
Teks Setia Bekti | Foto Indonesia Kaya