Kasus Pneumonia Outbreak Terkini, Penyebabnya Virus Corona Jenis baru

Jakarta, Kirani – Masalah paru-paru atau pneumonia yang sedang outbreak saat ini yaitu Corona Virus di Wuhan Tiongkok sejak akhir Desember 2019 lalu belum ditemukan vaksin pencegahnya.

 

Selama ini, vaksin pencegahan mengatasi masalah penyakit paru atau pneumonia ada beberapa yaitu sebagai berikut :

 

1. Vaksin Pneumokokus (atau PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine)
Vaksin PCV13 (merek dagang Prevnar®) memberikan kekebalan terhadap 13 strain bakteri Streptococcus pneumoniae, yang paling sering menyebabkan penyakit pneumokokus pada manusia. Masa perlindungan sekitar 3 tahun. Vaksin PCV13 utamanya ditujukan kepada bayi dan anak di bawah usia 2 tahun.

 

Vaksin pneumonia

 

2. Vaksin Pneumokokus PPSV23
Vaksin PPSV23 (nama dagang Pneumovax 23®) memberikan proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus. Vaksin PPSV23 ditujukan kepada kelompok umur yang lebih dewasa. Mereka adalah orang dewasa usia 65 tahun ke atas, atau usia 2 hingga 64 tahun dengan kondisi khusus.

 

3. Vaksin Hib
Di negara berkembang, bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib) merupakan penyebab pneumonia dan radang otak (meningitis) yang utama. Di Indonesia vaksinasi Hib telah masuk dalam program nasional imunisasi untuk bayi.

 

Memang, terkait pencegahan pneumonia yang sedang outbreak saat ini, belum ada vaksin untuk mencegahnya. Karena pneumonia pada kasus outbreak terkini disebabkan oleh coronavirus atau Virus Corona jenis baru.

 

Nah, demi menyikapi masalah ini, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:

 

1. Agar masyarakat jangan panik.

 

2. Masyarakat tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas, segera mencari pertolongan ke RS terdekat

 

Hati-hati saat bepergian ke daerah yang berpotensi tersebar virus corona.

 

3. Health Advice
– Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik.

– Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas. Juga gunakan alkohol 70 hingga 80 persen.

-Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan.

 

4. Travel advice
– Hindari menyentuh hewan atau burung.

– Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup.

– Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.

-Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.

-Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.

-Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit.

 

 

Teks Hadriani. P | Foto : Dok. Istimewa