Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Pameran Immersive Karya Basoeki Abdullah

Jakarta, Kirani – Mendengar nama Basoeki Abdullah, ingatan kita melayang pada lukisan-lukisan indah karya sang maestro, seperti potret wajah para pahlawan, kisah pewayangan, hingga pemandangan. Karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia, juga menjadi barang koleksi di penjuru dunia. Ia bahkan ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Pelukis Kepresidenan, serta mendapat julukan “Pelukis Para Raja”. Mulai dari Ratu Belanda, Raja Thailand, Sultan Brunei hingga Presiden Filipina pun pernah dilukis olehnya.

Namun sayang, tak banyak Gen-Z ataupun Milenials yang mengenal nama besar sang maestro lukis Indonesia ini. Hal ini menjadi salah satu alasan dari Galeri Indonesia Kaya untuk menghadirkan pameran digital yang memberikan pengalaman virtual melalui sajian immersive karya Basoeki Abdullah.

Bekerjasama dengan Gondola Team,sekelompok seniman multidisiplin dari berbagai latar belakang, mencakup seniman lukis, programmer, ahli tata cahaya, seniman instalasi dan ahli kriya, digelarlah pameran bertajuk Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah. Berlangsung mulai 13 November 2024 hingga April 2025, di Galeri Indonesia Kaya, pameran ini menghadirkan karya-karya yang berakar dari lukisan-lukisan Basoeki Abdullah dengan format digital.

 ki-ka: Amalia Wirjono-pemerhati seni, Cecilia Sidhawati-puteri Basoeki Abdullah, Renitasari Adrian,-Program Director Galeri Indonesia Kaya, Laila Azra, pemrakarsa Gondola Team.
Berawal dari Mimpi

Pameran ini berawal dari mimpi Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya untuk menampilkan karya maestro lukis Indonesia, seperti layaknya pameran seni di luar negeri yang menampilkan karya-karya maestro dunia seperti Van Gogh. Dan karya Basoeki Abdullah pun dipilih sebagai salah satu top of mind di Indonesia, untuk menjadi yang pertama digelarnya instalasi digital ini di Galeri Indonesia Kaya.

“Basoeki Abdullah adalah sosok pelukis yang mampu menghadirkan keindahan dan kedalaman emosi dalam setiap goresan kuasnya. Karyanya tidak hanya sekadar lukisan, tetapi juga jendela yang memperlihatkan jiwa bangsa dan kekayaan budaya Indonesia. Melalui gaya realisme dan naturalisme yang sangat halus, ia berhasil mengabadikan pesona alam dan keanggunan sosok manusia secara luar biasa. Kepekaannya terhadap detail, warna, dan ekspresi membuat setiap lukisan Basoeki Abdullah terasa hidup dan berbicara kepada penontonnya,” ungkap Renita.

“Untuk memperkenalkan sosok sang maestro serta karya-karya beliau kepada masyarakat terutama generasi muda, kami menghadirkan pameran digital yang memberikan pengalaman virtual melalui sajian immersive karya Basoeki Abdullah yang pertama di Indonesia. Dengan teknologi digital yang juga interaktif, pameran ini tidak hanya menampilkan potret wajah, tetapi juga keindahan alam dan budaya Indonesia yang digambarkan Basoeki penuh dengan pesona gunung dan sawah, serta kisah-kisah mitologis dan pewayangan. Semoga pameran digital ini dapat mengenalkan sosok dan menambah wawasan masyarakat tentang karya-karya Basoeki Abdullah,” lanjut Renita.

Pameran digital Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah ini  menyajikan 14 karya sang maestro yang mempresentasikan keberadaan alam dan kisah-kisah lokal Indonesia. Melalui karya-karyanya yang disajikan melalui media virtual, pengunjung dapat mengetahui dan menikmati dengan mudah dan jelas tentang keberadaan kisah dalam pewayangan, legenda atau mitologi maupun pemandangan alam yang dipenuhi gunung dan sawah di Indonesia.

Menampilkan 14 Karya Basoeki Abdullah

Bertindak sebagai kurator adalah Mikke Susanto, yang telah meneliti sosok dan lukisan Basoeki Abdullah sejak tahun 2004. ”Pemilihan 14 lukisan dalam pameran Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah dilakukan dengan pertimbangan khusus untuk menunjukkan perjalanan Basoeki Abdullah sebagai maestro lukis. Kami ingin para pengunjung dapat mendapatkan gambaran dalam menggambarkan alam dan budaya Indonesia. Karya-karya ini menyajikan keindahan lanskap alam seperti gunung dan sawah, hingga figur-figur mitologi dan kisah pewayangan yang lekat dengan identitas budaya lokal. Melalui lukisan-lukisan ini, pengunjung tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan pesona Indonesia yang dikemas dengan teknologi digital,” ungkapnya.

Seluruh karya yang ditampilkan telah melalui kurasi ketat ini juga memberikan pengalaman virtual melalui sajian immersive untuk membuka khazanah baru bagi para pengunjung. Tampilan digital ini seakan-akan menerbangkan jiwa pengunjung dari dunia imajinasi ke realitas, dari dunia maya ke realitas nyata, maupun dari pesona yang hanya ditangkap mata kini jauh lebih terasa.

Sementara itu, Laila Azra, pemrakarsa Gondola Team, mengatakan,“Karya-karya Basoeki Abdullah merupakan mediator visual yang menarik benak setiap penonton. Apalagi ketika lukisan-lukisannya ditampilkan dalam format dengan teknologi digital terkini, semakin memanjakan imajinasi bagi yang menontonnya. Kami berharap karya-karya Basoeki Abdullah bisa dinikmati dengan pendekatan baru yang lebih interaktif dan menarik.”

Menurut Laila, menampilkan karya-karya Basoeki Abdullah dalam format digital bukan berarti mengurangi nilai aslinya, tetapi justru membuatnya lebih mudah diakses oleh semua orang, terutama anak muda yang lebih dekat dengan teknologi.

Ke-14 karya Basoeki Abdullah yang diolah dan disajikan kembali melalui media virtual di Galeri Indonesia Kaya adalah lukisan Flora dan Fauna Kekayaan Langka (1980-an), Perubahan Kehidupan Dunia (1960-70an), Sungai Tak Pernah Kembali (1970-an), Pantai Flores (1942), Jika Tuhan Murka (1950, Pemandangan di Kintamani (1950-an), Landscape of Gunung Merapi (1970-an). Tak hanya lukisan pemandangan, pameran digital ini juga menampilkan kisah pewayangan seperti lukisan Bima Suci Berjuanglah Sampai Tercapai (1984), Pertempuran Gatotkaca Lawan Antasena Memperebutkan Sembadra (1954), Perkelahian Antara Rahwana dan Jatayu Memperebutkan Sita (1950-1954), selain itu ada juga lukisan digital dari Potret Diri Basoeki Abdullah (1940-an), Potret Diri RA Kartini (1976), Potret Diri Ir. Soekarno, dan juga Potret Diri dr. Wahidin Sudirohusodo.

Lukisan-lukisan ini merupakan koleksi dari berbagai tempat, antara lain Museum Basoeki Abdullah, Museum Kebangkitan Nasional, Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Kepresidenan Bogor, maupun koleksi pribadi kolektor yang menyukai karya Basoeki Abdullah.

Cecilia Sidhawati, putri Basoeki Abdullah mengungkapkan, ”Kami sangat bangga dan berterima kasih atas diselenggarakannya pameran digital Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah. Bagi kami, pameran digital ini merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap karya Basoeki Abdullah. Ini adalah pameran digital pertama yang menghadirkan karya-karya beliau, dan kami percaya bahwa melalui teknologi, sosok Basoeki Abdullah dan kecintaannya pada alam dan budaya Indonesia dapat dikenalkan dengan cara yang lebih menarik dan mudah diakses oleh generasi yang lebih muda. Harapan kami, pameran ini dapat membuat karya-karya Basoeki Abdullah semakin dikenal dan dikenang oleh masyarakat luas sebagai bagian dari warisan budaya bangsa yang berharga. Semoga pameran ini juga dapat menginspirasi para pelukis muda untuk mengeksplorasi berbagai ide untuk karya-karya yang akan mereka buat.”

Teks: Setia | Foto: Galeri Indonesia Kaya