Jakarta, Kirani – Musim hujan yang berlangsung sejak bulan Desember hingga awal tahun ini tak hanya menyebabkan banjir. Bahkan yang terjadi kini kemunculan ular kobra yang marak di beberapa wilayah seperti Cakung, Jakarta Timur, Bogor, Yogyakarta, Klaten hingga Jember bahkan kota Depok dan Bekasi.
Fenomena kemunculan puluhan anak ular kobra membuat warga panik, berteriak dan resah. Bahkan beberapa warga melaporkan si panjang berbisa ini mulai memasuki rumah mereka.
Cerita Rejo, 50 tahun, yang tinggal di Pamulang, Tangerang, pada Jumat malam, 3 Januari 2020, paska hujan deras dan banjir melanda beberapa wilayah, rumahnya dikejutkan dengan kemunculan dua anak ular kobra di dapur dan kamar putri bungsunya.
Ayah dua anak yang berprofesi sebagai musisi ini kaget menyaksikan istri dan putrinya panik dan histeris berteriak menemukan anak ular kobra. “Syukurlah bisa segera diatasi. Dan oleh pihak RT segera ditangani, istri dan anak saya selamat. Tetapi mereka trauma setiap ingat kejadian itu,” kata Rejo prihatin.
Rejo bersyukur hujan dengan curah tinggi sepanjang malam Tahun Baru, rumahnya tidak mengalami banjir. Tetapi hadirnya si hewan melata ini karuan bikin dia dan keluarganya tidak tenang. Untuk mengantisipasi, Rejo memanggil Pawang Ular dan meminta bantuan tim dinas Damkar untuk meneliti detail setiap sudut rumahnya demi memastikan tidak ada lagi kehadiran si panjang melata ini.
Memang, meski belum ada laporan korban jiwa dari kemunculan si panjang, toh fenomena ini cukup meresahkan warga. Beberapa pakar menyebutkan fenomena munculnya ular kobra musim penghujan merupakan masa di mana ular bereproduksi.
Menurut para pakar, ular memiliki fase reproduksi, dan saat ini musim hujan di mana termasuk musim ular menetas. Perilaku kobra itu biasanya menyimpan telur di sarangnya. Dan biasanya sarang bekas tikus, atau di tempat-tempat lembab, tumpukan sampah, tempat mereka menyimpan telur, sehingga ketika awal musim hujan, telur-telur tersebut akan menetas.
Ular kobra atau disebut juga ular sendok adalah jenis ular berbisa dari famili Elapidae. Asal penamaan ular sendok dikarenakan ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya hingga melengkung menyerupai sendok. Reaksi ini sebagai penanda dirinya merasa terganggu atau terancam. Selain itu, ular kobra juga memiliki kemampuan menyemprotkan bisa.
Mengomentari fenomena ini, Amir Hamidy, ilmuwan reptil dari pusat Penelitian Biologi di Lembaga Imu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutnya sebagai fenomena yang normal. Menurutnya, musim penghujan sejak akhir tahun hingga kini awal tahun 2020 merupakan waktunya anak ular muncul ke permukaan setelah menetas dari telurnya.
“Pada awal musim penghujan adalah waktu menetasnya telur ular. Fenomena ini sangat wajar dan merupakan siklus yang alami,” demikian penjelasan Amir seperti yang tertulis dalam siaran pers yang dibagikan ke media pada Desember lalu.
Amir menerangkan ada dua jenis ular kobra yaitu kobra Sumatera atau Naja Sumantrana yang banyak terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Satu lagi adalah kobra Jawa atau Naja Sputarik, yang banyak terdapat di Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Rinca, Sumbawa dan Flores.
Amir menerangkan habitat kobra Jawa tersebar di perbatasan hutan yang terbuka, savana, persawahan, juga pekarangan. Ular ini berukuran rata-rata 1,3 hingga 1,8 meter. Dan sekali bertelur, induk betina kobra Jawa dapat menghasilkan 10 sampai 20 butir telur.
Sang induk akan meletakkan telur di lubang-lubang tanah atau di bawah serasah daun kering yang lembab. Hal itu dikarenakan ular cenderung menyukai suhu ruangan yang hangat dan lembab sebagai tempat menyimpan telur.
Amir menjelaskan hampir semua jenis ular, termasuk kobra, pada periode tertentu akan meninggalkan telur-telurnya dan membiarkan mereka menetas sendiri. Untuk sampai menetas, perlu waktu tiga hingga empat bulan.
Kata Amir, begitu menetas, anakan kobra akan menyebar ke mana-mana, termasuk memasuki area perumahan yang sebelumnya merupakan area atau wilayah keberadaan mereka.
Dalam hal mencegah masuknya ular kobra ke rumah, Amir memberikan tips. Pertama, selalu menjaga kebersihan rumah. Lalu selalu memakai atau menggunakan pembersih lantai dengan aroma menyengat karena ular tidak suka bau yang tajam.
Amir juga menyarankan sebaiknya tidak menyimpan sampah bekas makanan di dalam rumah karena dapat mengundang tikus yang merupakan mangsa ular. Kata Amir tips selanjutnya selalu menghindari dan jangan menumpuk barang, daun-daun kering di pekarangan rumah, yang dapat menjadi tempat persembunyian ular.
Teks : Hadriani P/ Berbagai Sumber Foto : Dok. Istimewa