Jakarta, Kirani –
One love, one heart
Let’s join together and a-feel alright
Uh Yeah…
Sepenggal lirik lagu One Love menjadi ilustrasi dan alunan musik yang mengalun di film Bob Marley : One Love yang dirilis Paramount Pictures pada 14 Februari. Ya di hari bertepatan dengan perayaan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang, dan juga pelaksanaan Hari Kasih Suara, Pemilu 2024 di Indonesia.
Uh Yeah…, nama. Bob Marley adalah sihir Sang Legenda, sejarah dan ikon musik reggae yang juga dielu-elukan, dianggap sebagai sosok atau tokoh perdamaian dunia.
Dan di film “One Love: The Bob Marley Story” Ini mengangkat perjalanan hidupnya, yang dengan tulus memperlihatkan bagaimana sebuah cinta bisa menjadi pendorong utama dalam mengubah dunia.
Bob Marley lahir di Jamaica, 6 Februari 1945, di Tuff Gong, sebuah gang tempat kelahirannya. Penyanyi berambut gimbal ini dianggap mampu menyatukan orang-orang dengan berbagai latar belakang melalui pesan perdamaian dan cinta.
Melalui musiknya yang jujur, tulus dan mendalam, Marley menjadi salah satu simbol perdamaian dunia.
Adapun kisah hidup Bob Marley penuh perjuangan, dari awal kehidupannya yang sederhana lalu menjadi ikon global, hingga menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.
Dan reggae di tangan Bob, bukan hanya aliran musik. Lebih dari itu, reggae merupakan media untuk menyuarakan ketidakadilan dan menyerukan perdamaian.
Sebut saja dalam debut lagu-lagu Bob Marley seperti One Love, Redemption Song, No Woman No Cry, Three Little Bird, Get Up Stand Up, Alalala Long, Could You Be Love , Buffalo Soldier, Satifys My Soul, Is This Love, Natural Mystic, I Shoot The Sherif dan sebagainya, tak hanya menyentuh hati tetapi juga mengajak untuk merenungkan makna cinta, kehidupan, kebebasan, keadilan dan kedamaian.
Film yang Melibatkan Anak dan Istri Bob Marley
Film ini sengaja dibuat untuk sedikit mengobati kerinduan para penggemar legenda musik reggae. Sosok Marley di film ini diperankan oleh Kingsley Ben-Adir, yang menurut beberapa orang terlalu tampan untuk memerankan Marley yang aslinya berwajah biasa. Namun akting aktor kelahiran Inggris ini menuai pujian. Disutradarai Reinaldo Marcus Green, sederet bintang ternama ikut terlibat di film ini seperti Lashana Lynch, James Norton, Michael Galdonfini dan Anthony Welsh.
Ziggy Marley, putra mendiang Bob Marley yang ikut main di film ini mengatakan, ayahnya adalah seorang ikon yang menginspirasi generasi mendatang melalui pesan cintanya dan kesatuan, One Love.
“Film ini menyoroti kisah hebat Bob Marley dalam mengatasi kesulitan dan perjalanan di balik musik revolusionernya,” kata Ziggy Marley.
Ya, film ini diproduksi bekerja sama dengan keluarga Marley, termasuk putranya, Ziggy Marley, dan istrinya, Rita Marley. Dalam film ini, pihak keluarga dan sahabat dekat Marley memberikan kesempatan kepada para pemainnya untuk berinteraksi secara total demi mendapatkan data dan informasi sebanyak mungkin tentang sosok dan musik Bob Marley.
Film berdurasi satu jam 47 menit ini menggambarkan Marley yang berada di tengah kekisruhan politik negaranya dan menceritakan bagaimana Marley menggunakan musik untuk menciptakan perdamaian.
One Love, juga menggambarkan bagaimana di negaranya, Marley pun tak luput dari teror di depan mata atas serangan penembakan dirinya, juga ke Rita, sang istri, lalu ke Don, asisten atau orang kepercayaannya.
Salah satu yang menarik, film ini menyajikan adegan flashback atau mundur ke belakang tentang kisah Marley yang melibatkan perjuangan melawan inner child yang belum sembuh alias pergulatan batin kenangan masa kecilnya terhadap sosok ayah yang berkulit putih.
Diceritakan juga tentang konflik pernikahan dengan Rita (Lashana Lynch), sang istri sekaligus penyanyi pengiring Marley. Rita juga merupakan ibu yang mengasuh, merawat dan mendidik anak-anaknya, termasuk anak-anak bawaan selingkuhan Marley.
Selanjutnya, diceritakan juga tentang proses jatuh bangun serta masa-masa Bob Marley mengatasi kekurangan inspirasinya dalam menciptakan lagu. Melalui film ini, penonton dapat melihat lebih dalam sosok di balik musik Marley dan menggali kreativitasnya. Juga hubungannya dengan istri, rekan bandnya, The Wailers, dan kondisi sosial politik di Jamaika secara luas.
Teks : Hadriani Pudjiarti |Foto : Istimewa (IMDb)