Bantu Toko dan Warung Tradisional dengan ‘Gerakan Toko Bersama’

Jakarta, Kirani – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan seluruh dunia bukan hanya memukul dunia kesehatan, tetapi juga berdampak ke segala sisi kehidupan. Salah satu yang paling parah adalah krisis keuangan, akibat tidak berputarnya roda perekonomian.

Banyak pihak yang terguncang akibat pandemi ini, salah satunya adalah UMKM seperti para pelaku usaha mikro seperti toko dan warung kelontong. Mereka turut merasakan penurunan omzet/pendapatan akibat pembatasan aktivitas masyarakat serta perubahan perilaku konsumen terkait dengan persepsi terhadap praktik kebersihan dan higienitas tempat berbelanja.

Pemerintah telah mengumumkan lima skema untuk melindungi dan memulihkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada saat pandemi COVID-19 ini. Kelima skema tersebut mencangkup pemberian bantuan sosial (bansos) untuk UMKM kategori miskin dan rentan terdampak COVID-19, insentif pajak, restrukturisasi dan relaksasi kredit, perluasan modal kerja baru, sampai dengan pemerintah melalui kementerian/lembaga, BUMN, dan pemerintah daerah bertindak sebagai penyangga dalam Ekosistem UMKM.

Selain skema-skema tersebut, dalam rangka percepatan pemulihan usaha UMKM khususnya sektor ritel tradisional, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) Republik Indonesia berkolaborasi dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI), Coca-Cola (PT Coca-Cola Indonesia dan Coca-Cola Amatil Indonesia), dan QASA pada hari ini, 29 Juni 2020, mengumumkan dimulainya inisiatif ‘Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)’.

‘Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)’ ini merupakan upaya membantu toko dan warung tradisional agar dapat bertahan di saat krisis dan terus berkembang setelahnya. Gerakan Toko BERSAMA akan menjadi konsorsium sosial dari perusahaan-perusahaan swasta yang dikelola secara independen yang saat ini sedang diupayakan/ dibentuk bersama QASA sebagai bentuk partisipasi dan kolaborasi stakeholders dalam percepatan perlindungan dan pemulihan usaha UMKM terdampak COVID-19.

Tahapan Kegiatan ‘Gerakan Toko Bersama’

 

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Call Center Kemenkop UKM, terdapat 236.980 UMKM terdampak. Dengan permasalahan utama yang dihadapi adalah penjualan/permintaan menurun, permodalan dan distribusi terhambat, dan sulitnya bahan baku, dimana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua sebesar 25,33%.

 

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan “Kami memberikan apresiasi kepada Coca-Cola, UKM Center FEB UI, dan QASA atas inisiasi ‘Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)’ sebagai salah satu solusi untuk selain bertahan di saat krisis, juga meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha dari pemilik toko/warung tradisional untuk bersiap memasuki kenormalan baru (new normal) diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat dan aman.”

“Kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk mempersiapkan toko tradisional segera bangkit. ‘Gerakan Toko BERSAMA’ diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha Toko atau Warung di tanah air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat,” jelas Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

 

“Penting juga pengembangan toko/warung tradisional menjadi lebih modern dan berbasis digital melalui pemanfaatan teknologi. Contohnya dengan penerapan sistem inventory pemasaran secara online pembayaran digital dan juga pengaturan layout produk yang menarik dan bersih sehingga warung-warung tradisional nanti bisa tidak kalah keren dengan yang toko ritel modern. UMKM Digitalisasi bukan cuma mempermudah market keluar tapi juga pembiayaan. Ke depan juga harus dipikirkan bagaimana akses pembiayaan keuangan lebih mudah,” imbuh Teten.

 

President Director PT Coca-Cola Indonesia – Diego Gonzalez dan Menteri KemenkopUKM – Drs. Teten Masduki

 

Untuk mendukung dan memfasilitasi ‘Gerakan Toko BERSAMA’, Ketua UKM Center FEB UI, T.M. Zakir Sjakur Machmud, Ph.D menjelaskan, “Kami menyambut baik kolaborasi ini sebagai bukti nyata sinergi antara dunia usaha, pemerintah dan universitas dalam rangka memberdayakan UMKM, khususnya peritel tradisional. Seperti diketahui, sektor ritel merupakan salah satu kontributor penting terhadap pembentukan PDB nasional dan yang menyerap banyak tenaga kerja cukup banyak. Oleh karena itu, sesuai dengan kapasitas kami, kami siap membantu mensukseskan gerakan ini demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik.”

 

Managing Director QASA, Joko Wiyono, mengatakan “Kami melihat perlunya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan inisiatif ini menjadi lebih besar sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan toko dan warung kelontong yang merupakan salah satu sektor pendukung perekonomian nasional. Bersama dengan mitra kolaborasi kami akan membentuk peta jalan untuk pengembangan konsorsium sosial gerakan ini, yang pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko tradisional di Indonesia terkait persiapan menghadapi periode kehidupan normal baru (new normal).”

 

Dengan Coca-Cola menjadi bagian dari konsorsium sosial dari ‘Gerakan Toko BERSAMA’, Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo, menyampaikan, “Di masa krisis pandemi yang penuh tantangan ini, Coca-Cola sebagai bagian dari masyarakat ingin turut mengambil bagian melalui Gerakan Toko BERSAMA yang sejalan dengan kepedulian kami terhadap dampak yang terjadi kepada masyarakat khususnya terhadap usaha ritel tradisional yang merasakan dampak cukup besar agar mereka dapat bangkit kembali, membangun usaha mereka.”

 

Sebagai langkah awal, ‘Gerakan Toko BERSAMA’ akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman dalam rangka persiapan kehidupan normal baru (new normal) melalui distribusi e-book, video yang bisa disebarkan secara gratis dan diakses di laman www.gerakantokobersama.com. Tujuan tahap awal ini adalah untuk memberikan rasa aman serta nyaman bagi masyarakat untuk berbelanja di toko dan warung kelontong sekaligus membantu upaya pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

 

Pada tahap berikutnya, ‘Gerakan Toko BERSAMA’ akan dilanjutkan dengan implementasi dan aktivasi standar operasional di toko tradisional dan kolaboratif program lainnya dalam mempercepat reaktivasi dan pemulihan UMKM.





Teks & Foto Setia Bekti