Thresia Mareta, Cinta Produk Lokal dan Harapan JF3 Sebagai Platform Penghubung Sukses Industri Mode Indonesia

Jakarta, Kirani  – Thresia Mareta, wanita berambut panjang yang sering dikuncir kuda menjadi sosok penting di perhelatan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2024. Di event JF3 yang berlangsung sejak 29 Juli hingga 4 Agustus 2024 di dua tempat Summarecon Kelapa Gading dan Summarecon Gading Serpong ini keberadaan Thresia menarik perhatian, karena dia adalah Advisor JF3 sekaligus Founder LAKON Indonesia.

JF3 yang rutin diselenggarakan sejak tahun 2004 merupakan festival fashion terbesar dan berpengaruh di Indonesia yang diinisiasi oleh Summarecon, didukung secara resmi oleh pemerintah dan seluruh pelaku fashion Tanah Air. Sejak awal penyelenggaraannya, JF3 telah melibatkan ratusan pengrajin, pelaku UMKM, desainer lokal muda berbakat dan juga terkemuka yang menghadirkan ribuan koleksi fashion bernafas budaya.

Dan dengan beragam upaya yang telah dilakukan JF3 secara nyata memberikan dampak dalam menggairahkan industri kreatif, menggerakan aktivitas bisnis para pelaku mode dan pengrajin yang secara langsung turut mendukung perekonomian bangsa. JF3 melakukan berbagai inovasi dan transformasi, beradaptasi dengan trend terkini. 

Nah, sosok Thresia juga menjadi magnet penting pada penyelenggaraan JF3 ke-20, karena even akbar ini hadir tidak hanya dalam tatanan lokal, namun juga masuk dalam ekosistem industri mode global. Apalagi dengan hadirnya desainer dari Perancis dan Asia Tenggara di runway JF3, serta kolaborasi dengan DRP Paris di JF3 2024. Tentu saja, hal ini juga menjadi sebuah pengakuan bahwa JF3 telah memenuhi standar event fashion internasional.

Ditemui di sela-sela acara penutupan JF3 di Summarecon Gading Serpong pada Minggu (4/8) Thresia menuturkan harapannya. “Saya sangat ingin JF3 ini menjadi suatu platform yang secara nyata mendorong kemajuan bisnis dan industri mode di Indonesia . Tentunya dengan mendukung bisnis mereka, para  perancang dan menjadi penghubung supaya bisa memperluas pangsa pasarnya. Termasuk keberhasilan bisnisnya secara nyata,” kata Thresia yang hari itu mengenakan setelan atasan garis-garis putih biru berpadu rok berbahan denim, sneakers putih dan tas hitam besar.

Dikenal sebagai sosok ramah, sering menebar senyuman dan hangat membalas sapaan setiap orang yang berjumpa dengannya, diakui panitia JF3 menjadi kekhasan sikap Thresia. “Saya sangat berharap generasi muda di Indonesia juga memiliki minat dan perhatian pada industri mode. Tidak hanya sebagai perancang, tetapi juga kalangan orang muda bersama-sama mengapresiasi, ikut mengenakan karya anak bangsa yang bereksplorasi kepada produk lokal yang mengakar dari budaya kita,” ungkapnya panjang lebar.

Mendirikan LAKON Indonesia

Kecintaan dan perhatian Thresia dengan produk lokal serta budaya Indonesia sudah tertanam begitu mendalam. Dan sebagai bentuk cinta dan keinginannya melestarikan budaya Indonesia menjadi landasan kuat bagi Thresia mendirikan LAKON Indonesia.

Baginya, LAKON Indonesia adalah sebuah ekosistem fashion yang didirikan di tahun 2018 untuk melestarikan budaya Indonesia yang bertujuan mengembangkan prinsip-prinsip budaya dasar dan menjadikannya bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern.

Sejak awal berdirinya, bahkan di tengah pandemi, LAKON Indonesia secara konsisten telah menyajikan kreasi dan koleksi dalam pertunjukan budaya khusus seperti Pakaiankoe, Gantari, Aradhana, dan Lorong Waktu.

Selain di Indonesia, LAKON Indonesia juga hadir di beberapa ajang di Prancis, seperti Premiere Classe dan hadir  di Le Printemps, Paris. Dengan melalui semua upayanya, LAKON Indonesia telah berhasil mendukung ribuan pengrajin dan praktisi industri kreatif lainnya. Dan tercacat sebagai brand Indonesia yang secara konsisten berupaya melestarikan budaya Indonesia yang bertujuan  mencapai tingkat yang lebih tinggi .

Sebagai pendiri LAKON Indonesia, Thresia juga berdedikasi untuk mempromosikan kreasi handmade Indonesia secara global. Melalui rekam jejak kepemimpinan Thresia di STAR Department Store sejak 2013 dengan tiga gerai berlokasi di Jakarta, Serpong, dan Bekasi, telah mengukuhkan reputasinya sebagai sosok yang dapat diandalkan, bahkan selama pandemi.

Kecintaan Thresia dengan Budaya Indonesia

Thresia memiliki minat dalam arsitektur, fashion, seni, lingkungan hidup, dan pendidikan mempengaruhi komitmen dan integritas proyek-proyek yang dikerjakannya. Bahkan keberhasilan Thresia di dalam industri ini terus berkembang dengan perannya sebagai Advisor di JF3 Fashion Festival dan inisiator PINTU Incubator, menandai dedikasinya untuk turut peduli membentuk  masa depan industri mode di Tanah Air.

Tercatat sebagai alumni Arsitektur di Universitas Tarumanagara, Jakarta, lulus kuliah Thresia pernah bekerja di perusahaan furnitur, Vinoti Office Furnishing. Kemudian pada tahun 2003, Thresia mendirikan Sequins Bride, sebuah label busana pengantin dan baju pesta. Dia juga turut terlibat sebagai Project Director dalam proyek pembangunan TK Sekolah Terpadu Pahoa di Summarecon Serpong, Tangerang, pada 2011 silam.

Kesukaan dan ketertarikannya kepada bidang beragam menjadikan dirinya sebagai sosok perempuan inspiratif yang memilki sikap konsisten dan berkomitmen tinggi melestarikan budaya bangsa dan berupaya memberdayakan masyarakat melalui jalan kreatif di bidang mode.

Kecintaan Thresia dengan Indonesia dan budaya sudah tumbuh sedari kecil, di mana ia sering bepergian dari satu kota ke kota lain. Lantaran sering menelusuri kota Semarang, Yogyakarta dan Solo yang mempertemukan kecintaan Thresia dengan batik.  

Dan lahirnya LAKON sesungguhnya dari keresahan Thresia saat menyadari budaya asli bangsanya semakin lama tergerus oleh modernitas. Dia berpendapat bahwa budaya asli bangsa Indonesia yang dulu ia lihat lama-kelamaan pudar. Dan ia memperhatikan para pelaku dan perajinnya pun mulai menua dan mengalami krisis generasi.

“Di situlah saya mengalami pergolakan yang mempertanyakan apabila identitas suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh budayanya, maka bagaimana keindonesiaan kita selanjutnya jika tradisi turun-temurun ini punah begitu saja,” kata dia.

Selanjutnya, Thresia memaknai Lakon dalam Bahasa Jawa adalah sebagai peran dan kisah. Saat menyaksikan orang-orang yang memiliki hati untuk Indonesia, Thresia merasa cinta dan upaya yang mereka kerjakan perlu diapresiasi setinggi-tingginya. “Jadi, ada beragam cerita yang tertuang dalam setiap produk kami, tentu saja berbagai kisah ini menjadi pemeran utama dalam membesarkan LAKON sebagai suatu ekosistem yang ikut memajukan industri mode Tanah Air,” ujar dia.

Teks : Hadriani Pudjiarti | Foto : Dok. JF3