Monolog “AKUKALUNA” Hidupkan Kembali Kisah Sandwich Generation dalam Home Sweet Loan

Jakarta, Kirani – Rumah memang semestinya menjadi tempat untuk pulang, tempat kita mengistirahatkan tubuh yang lelah setelah seharian bekerja mencari nafkah. Namun sayang, hal ini tidak berlaku bagi Kaluna. Ia kehilangan tempat aman ketika kamarnya direnggut paksa, dijadikan kamar untuk kedua keponakannya, sementara ia sendiri harus pindah ke kamar pembantu.

Kisah tentang Kaluna yang diadaptasi dari film layar lebar Home Sweet Loan, produksi Visinema ini menyoroti fenomena sandwich generation. Sang tokoh utama, Kaluna, menjadi representasi dari generasi yang harus berjuang keras untuk mengatasi tekanan finansial. Sebagai tulang punggung keluarga, dia dihadapkan pada dilema besar antara memenuhi kebutuhan orang tua dan mengejar impiannya untuk memiliki rumah sendiri.

Kisah ini pun lalu dihidupkan kembali melalui monolog bertajuk AKUKALUNA yang disuguhkan oleh Galeri Indonesia Kaya pada Jumat – Sabtu, 7 – 8 February 2025. Monolog yang dibawakan oleh aktrisnya langsung, Yunita Siregar, menggambarkan pergulatan batin dan perjalanan hidupnya, bahkan juga berhasil menghadirkan pengalaman yang lebih personal bagi penonton dengan memberikan kedalaman karakter yang begitu kuat. Kehadiran tarian dan musik yang mengiringi membuatnya semakin kuat lagi, hingga tak sedikit penonton yang menitikkan air mata.

“Kami ingin mengajak penonton menyelami isi hati serta perjalanan Kaluna sebagai seorang pejuang hidup. Dengan format live dan percampuran dengan unsur teater musikal, pertunjukan ini juga menawarkan perspektif baru terhadap karakter Kaluna dan perjalanannya,” ungkap Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya mengungkapkan antusiasmenya terhadap pertunjukan ini.

Film Home Sweet Loan sendiri merupakan adaptasi dari novel karya Almira Bastari, yang mendapat banyak perhatian dari pembaca, terutama kalangan Gen Z yang tengah berjuang untuk bertahan hidup di tengah realitas sosial dan ekonomi saat ini.

“Novel ini menyajikan narasi yang kuat mengenai perjuangan finansial dan dinamika kehidupan modern yang kini kami coba hidupkan kembali melalui medium film dan panggung. Bersama Galeri Indonesia Kaya kami mengajak Jakarta Art House untuk terlibat dalam pementasan panggung ini. Semoga bisa diterima oleh penikmat seni dan memberikan rasa baru terhadap cerita Home Sweet Loan,” jelas Cristian Imanuell, dari Visinema.

Pertunjukan pada hari Jumat dibuka dengan penampilan spesial dari IDGITAF yang membawakan 2 lagunya yang berjudul Berakhir di Aku yang menjadi Original Soundtrack dari film Home Sweet Loan dan Semoga Sembuh.

Monolog yang dibawakan dengan begitu indah oleh Yunita Siregar, diperkaya dengan tarian yang dikoreografikan secara khusus oleh Jakarta Art House, komunitas seni pertunjukan non-profit yang berbasis di Jakarta. Komunitas yang telah mengadakan berbagai pertunjukan dengan mengadaptasi karya musikal populer, seperti Mammamia dan Catch Me If You Can The Musical.

Teks: Setia | Foto: Galeri Indonesia Kaya