Mengenang Sejarah Suku Sawang dari Belitung Melalui ‘AMENG’

Jakarta, Kirani – Masih dalam rangka merayakan HUT yang ke-11, dimana Galeri Indonesia Kaya menghadirkan beragam pertunjukan bertemakan Kam1 Menar1, pada Minggu 27 Oktober 2024, penikmat seni di Auditorium Galeri Indonesia Kaya dihibur dengan pertunjukan bertajuk AMENG yang dipentaskan oleh Sanggar Pelita Budaya. Sebuah sanggar berasal dari Belitung, Kep. Bangka Belitung, dan satu dari sebelas sanggar yang ikut berpartisipasi di video Hari Tari Sedunia di kanal YouTube IndonesiaKaya.

Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya, mengungkapkan, “Melalui tema Kam1 Menar1, kami ingin merayakan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia yang tercermin melalui gerak tari. Setiap sanggar yang berpartisipasi dalam rangkaian perayaan ini membawa kisah, tradisi, keunikan dan keanekaragaman budaya dari daerahnya masing-masing. Pertunjukan yang kami sajikan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai media edukasi yang memperluas pemahaman kita tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam seni tari.”

Renita berharap melalui rangkaian pertunjukan ini, para penikmat seni dapat semakin menghargai betapa pentingnya melestarikan seni budaya Indonesia. Menurutnya, pertunjukan ini juga menjadi salah satu upaya untuk memastikan bahwa generasi mendatang juga memiliki kesempatan untuk merasakan keindahan dan kekayaan warisan budaya.

Diambil dari kata ameng sewang yang artinya Suku Sawang, selama kurang lebih 60 menit, pertunjukan AMENG membuka wadah bagi pelaku seni, dan masyarakat umum untuk saling bertukar pikiran dan menyikapi tentang Suku Sawang yang dulu hidup di lautan namun sekarang telah bermigrasi ke daratan. Pertunjukan ini juga menampilkan budaya akulturasi dimana budaya Suku Sawang yang ada di Belitung, telah berpadu pada budaya lokal setelah mereka bermigrasi. Pertunjukan ini juga menampilkan gambaran dari perjuangan Suku Sawang yang  berpengaruh besar bagi perubahan peradaban hingga saat ini, serta  menjadi bagian dari sejarah Kepulauan Belitung.

Rosdian Asri Pihatino, Ketua dan Koreografer dari Sanggar Pelita Budaya, mengungkapkan kebanggaannya berkesempatan tampil di Galeri Indonesia Kaya dan memperkenalkan kebudayaan Belitung.

“Lebih dari sekadar pertunjukan, ini adalah ajakan untuk mengenang sejarah perjuangan Suku Sawang, sebuah suku yang telah memainkan peran penting dalam membentuk peradaban Kepulauan Belitung hingga menjadi seperti sekarang ini. Kami juga berharap, melalui pertunjukan ini, upaya kami dalam menjaga dan melestarikan seni serta kebudayaan Belitung dapat terwujud secara nyata, dan semakin banyak orang yang terinspirasi untuk turut serta melestarikannya di masa depan,” ujar Rosdian.

Sanggar Seni Pelita Budaya merupakan sanggar yang berfokus pada bidang Seni Tari, baik tarian tradisi, modern dan Nusantara. Ada pula tari kreasi baru yang merupakan pengembangan dari gerak dasar dan ciri khas gerak dari pulau Belitung. Sanggar Seni Pelita Budaya berpusat di jalan Tanjung Kelayang, RT.004/RW.002, Desa Batu Itam, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Didirikan dengan tujuan menumbuhkan kepedulian dan pentingnya seni dan budaya tradisional dalam lingkungan sosial bagi generasi muda, Sanggar Seni Pelita Budaya juga melatih, membimbing, hingga memberikan wadah bagi generasi muda untuk menuangkan, menggali potensi dan menumbuhkembangkan bakat yang ada di dalam diri terutama dibidang seni tari, serta untuk mengangkat, memelihara dan melestarikan seni budaya yang ada di Belitung, dengan memberikan rangsangan agar generasi muda memiliki semangat berlatih menuju kegiatan profesional dengan berkreasi dan berkarya tanpa batas, hingga berpartisipasi secara aktif membantu pemerintah daerah dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan daerah.

Teks: Setia | Foto: Galeri Indonesia Kaya