Maria Regina Anggit: “Ibu” Dari Anak Kos Se Indonesia

Jakarta, Kirani – Dulu rumah kos alias indekos diurus sendiri oleh pemilik rumah. Tetapi saat ini di banyak kota besar sudah bermunculan bisnis pengelolaan indekos. Salah satunya adalah Mamikos. Berbeda dengan pengelola kos konvensional, Mamikos adalah layanan penyedia kos yang memanfaatkan kecanggihan teknologi.

 

“Misi kami menghubungkan pemilik dan pencari kos dengan bantuan teknologi. Dengan platform Mamikos maka pencari kos bisa mendapatkan kamar yang cocok dengan mudah, demikian juga pemilik kos bisa mendapatkan pengguna dengan cepat,” ungkap Maria Regina Anggit CEO Mamikos dalam sebuah kesempatan wawancara.

 

Mamikos sudah dikenal oleh mereka yang mencari tempat tinggal sementara alias indekos melalui internet sejak tahun 2015. Saat ini Mamikos telah berhasil menghubungkan 150 ribu pemilik kos dengan 6-8 juta pencari kos setiap bulannya. Layanan ini telah hadir di 300 kota di Indonesia. “Kami mulai sebagai platform pencarian kos, dan sekarang kami ekspansi juga ke pengelolaan kos,” ujar Anggit.

 

Dia menuturkan, ide membangun Mamikos berangkat dari pengalaman melihat teman-temannya kesulitan mencari tempat kos di Yogyakarta. Di sisi lain dia melihat bahwa teknologi seperti media sosial mulai menjadi media untuk menjual produk termasuk mencarikan tempat kos.

 

“Saya melihat pengalaman teman-teman yang susah mencari kost di Jogja. Meski sudah ada internet tetapi belum ada platform yang secara fokus memberikan data yang akurat dan update. Dari sini kami terpikir untuk membuat platform yang serius mengelola informasi ini,” katanya.

 

Perempuan asal Yogyakata ini melihat bahwa dengan memanfaatkan teknologi akan memudahkan calon anak kos mencari tempat kos. Akhirnya pada November 2015 dia bersama dua rekannya, Bayu Syerli Rahmad dan Gilbok Lee meluncurkan layanan Mamikos.

 

“Kami memilih nama Mamikos dari kata Mami yang berarti Ibu , dan Kos. Karena kami ingin menjadi “Ibu” kos bagi seluruh anak kos di Indonesia. Kami ingin menjadi platform dan partner yang membangun teknologi utk mendukung pertumbuhan bisnis kosan di Indonesia,” ucap Anggit.

 

Dari Yogya

 

Di awal memulai Mamikos berhasil mengumpulkan data 50 kos di Yogyakarta. Ternyata animo pengguna yang besar membuat aplikasi pencarian ini pun merambah ke sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Malang dan Bandung.

 

Tak hanya berfokus membantu para pencari kos, Mamikos mulai berkembang menjadi aplikasi partner bagi para pemilik kos di Indonesia. Perusahaan rintisan itu mulai ekspansif di tahun 2017 dengan mengembangkan jaringan mitra indekosnya menjadi 20.000. Pada tahun 2021, sudah ada 150.000 mitra indekos yang bergabung di perusahaannya.

 

“Jadi, tidak cuma membantu menemukan aja, tapi juga membantu sampai pemilik kos mengelola bisnisnya, kita mengelola kebutuhan sehari-harinya sebagai pemilik,” ujarnya.

 

Sarjana Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada ini menerangkan, pada fitur Booking Langsung pengelola kos bisa mengonfirmasi permintaan booking, penagihan pembayaran uang kos otomatis, dan terhubung dengan pencari kos lewat in-app chat. Mamikos juga punya  Fitur Laporan Keuangan dibuat untuk memudahkan Mitra Mamikos memantau kondisi keuangan usaha kos, baik yang berskala kecil maupun skala besar dengan banyak lokasi.

 

“Jadi Mitra Mamikos yang memiliki banyak usaha kos sekalipun dapat dengan mudah melihat keuangan di masing-masing kos maupun secara keseluruhan. Bahkan fitur Laporan Keuangan secara otomatis menampilkan Pendapatan, Pengeluaran, dan Penghasilan Bersih yang tercatat di sistem Mamikos. Agar mudah dalam menyaring informasi, fitur Laporan Keuangan ini juga dilengkapi dengan filter agar Mitra Mamikos dapat melihat ringkasan keuangan berdasar bulan/semester/tahun,” paparnya.

 

Tangguh Bersama

 

Pandemi covid-19 juga berdampak pada bisnis kos. “Hampir semua kos-kosan mengalami penurunan tingkat okupansi secara serentak di awal pandemi,” ujar Anggit.

 

Ternyata, data yang ditemukan Mamikos menunjukkan kelebihan penawaran untuk kos wanita, sementara kos pria mengalami kekurangan penawaran. Dengan bantuan Mamikos, mitra pemilik kos pun dapat melakukan transformasi dan mempertahankan bisnisnya.

 

“Salah satu mitra pemilik kos di Yogyakarta, misalnya, mampu mengembalikan tingkat okupansi dari hanya 20% ke 100% dalam waktu satu bulan saja. Bahkan Mamikos mampu menjaga rata-rata tingkat okupansi bagi mitra pemilik kos di angka 70%-75% saat pandemi,” ucap Anggit.

 

Di tahun 2021, Mamikos menghadirkan SinggahSini, wajah baru dari MamiRooms yang merupakan manajemen pemasaran dan pengelolaan kamar kos dengan standardisasi untuk meningkatkan nilai jual properti. Lewat layanan ini ada standardisasi meliputi interior, fasilitas, operator, pelayanan (hospitality), serta teknologi pembayaran uang sewa kos.

 

Layanan standardisasi kos dan pengelolaan ini sudah tersebar di Jabodetabek, Bandung dan Jatinangor, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, hingga Malang.

 

Memasuki usia ke-6 Mamikos mengusung tema ‘Tangguh Bersama’. “Kami ingin mengajak Mitra Mamikos serta para penyewa kos semakin tangguh dalam melewati masa pandemi ini bersama dengan Mamikos,” ujar Anggit.

 

Dia menegaskan, Mamikos mengajak Mitra dan penyewa untuk ‘Tangguh Bersama’ melalui transformasi Mamikos menjadi Aplikasi Pengelolaan & Sewa Kos no. 1 di Indonesia. Untuk itu Mamikos akan fokus memaksimalkan layanan dalam industri kos-kosan untuk membantu Mitra Mamikos dan penyewa.

 

“Selain sebagai aplikasi sewa kos no. 1 di Indonesia, saat ini Mamikos juga memberikan layanan manajemen properti no. 1 di Indonesia. Melalui kedua segmen bisnis tersebut, kami yakin bahwa akan ada semakin banyak inovasi yang akan diciptakan dengan tujuan agar dapat terus membantu Mitra Mamikos serta para penyewa kos dan bersama-sama kita bisa semakin tangguh melewati masa pandemi ini,” pungkasnya. 

 

 

Teks: S WIDIA I Foto: Dok. Mamikos