Kulit Wajah Bermasalah Padahal Sedang #DiRumahAja? Ini Penyebabnya

Jakarta, Kirani – Kulit wajah kusam dan berjerawat padahal sedang di rumah saja? Banyak teori yang menyatakan sinar matahari dan debu jalanan memiliki pengaruh buruk pada kulit wajah. Selain debu yang menempel di kulit mengakibatkan kulit wajah menjadi kusam, paparan sinar UV selain berbahaya dan dapat mengakibatkan kanker kulit, juga dapat menyebabkan pigmentasi dimana kulit melepaskan sel pigmen, dan mengakibatkan bintik-bintik coklat pada wajah.

 

Sepanjang menerapkan physical distancing yang diakibatkan pandemi Covid-19, tentu kegiatan Anda lebih banyak berkutat #dirumahaja, jarang bepergian dan mungkin lebih banyak berdia di kamar. Lalu mengapa kulit wajah justru menjadi kusam, bahkan berjerawat?

 

Coba simak beberapa hal di bawah ini, bisa jadi itulah penyebab kulit wajah Anda menjadi tidak sehat justru saat sedang #dirumahaja.

 

1.  Jarang mengganti seprai

Dalam kondisi normal, Anda mungkin hanya menghabiskan maksimal delapan jam di tempat tidur. Tapi saat physical distancing, waktu yang Anda habiskan di tempat tidur tentu lebih panjang. Bisa jadi dua kali lipat dari biasanya.

 

Apakah durasi yang bertambah ini diikuti juga dengan membersihkan atau bahkan mengganti sepaei secara lebih sering? Ingat, semakin sering menghabiskan waktu di atas kasur, maka Anda harus semakin rajin membersihkan atau menggantinya.

 

Gary Goldenberg, M.D., direktur medis dari Icahn School of Medicine at Mount Sinai mengatakan bahwa kita bisa memastikan kulit berada dalam lingkungan yang bersih dengan rutin mengganti seprai.

 

Nah, bila kita jarang mengganti esprai, logikanya saja, pasti kotoran dan minyak yang ada di wajah kita akan berpindah ke sprei atau sarung bantal, yang pada akhirnya akan mengakibatkan timbulnya  jerawat akibat seprai atau sarung bantal yang kotor.

 

Sering melihat gadget sampai malam hari

 

 

2. Sering tidur larut malam

Tidak banyak kegiatan yang dilakukan di siang hari, terkadang membuat tubuh kita tidak merasa letih, sehingga tetap terjaga hingga malam hari. Kalau ini dilakukan hanya satu dua hari masih tidak masalah, tetapi bila terus-terusan selama beberapa minggu, tentu saja mengganggun keseimbangan tubuh.

 

Gangguan siklus tidur dapat meningkatkan kortisol dan menyebabkan peradangan pada kulit. Kelebihan produksi kortisol dapat mengakibatkan kelenjar sebaceous menghasilkan minyak berlebih. Yang pada akhirnya membuat jerawat bermunculan di wajah.

3. Kekurangan vitamin D

Seperti kita ketahui, vitamin D bisa kita dapatkan dari paparan sinar matahari pagi. Sebenarnya kita bisa mendapatkan cukup asupan vitamin D asalkan kita rajin berjemur pada pagi hari sebelum jam 9. Namun sayangnya, banyak dari kita yang lebih memilih bermalas-malas di kamar daripada berjemur di pagi hari.

 

Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang memiliki masalah dengan jerawat, diberi asupan vitamin D dengan dosis 1.000 IU, menunjukkan inflamasi yang berkurang dan perbaikan kulit setelah delapan minggu.

 

Jadi, kenapa Anda tidak memanfaatkan waktu selama #dirumahaja dengan berjemur setiap pagi, mengonsumsi vitamin D langsung dari matahari pagi, dan dapatkan kulit wajah yang lebih mulus.

 

4. Terlalu sering terpapa blue light

Blue light adalah warna dalam spektrum cahaya yang bisa dilihat oleh mata manusia. Blue light memiliki panjang gelombang yang pendek dan menghasilkan energi yang lebih tinggi. Efek yang didapat sat kita terlalu sering terpapar blue light adalah mata tegang, kelelahan, sakit kepala dan sulit tidur.

 

Kita bisa terpapar blue light dari layar laptop, komputer, atau gadget lain, dan akan semakin parah jika kita menggunakan barang-barang tersebut dalam kurun waktu yang lama. Di sisi lain, menatap layar gadget terus-menerus juga akan membuat kulit menjadi lebih berminyak dan mudah breakout.

 

5. Mencuci muka terlalu sering

Situasi pandemi Covid-19 ini membuat kita menjadi lebih memperhatikan kebersihan. Akibatnya, beberapa orang cemas berlebihan sehingga terlalu sering mencuci tangan maupun muka.

 

Padahal, patut diketahui, mencuci muka terlalu sering bisa memecah mantel asam, lapisan pelindung di kulit yang terdiri dari keringat, minyak dan bakteri baik, menurut studi berjudul “Skin Surface pH in Acne Vulgaris: Insights from an Observational Study and Review of the Literature” dan diterbitkan di The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology.

 

Dalam kondisi normal, mencuci muka cukup dilakukan 2 kali sehai, pada saat bangun tidur dan malam hari sebelum tidur. Jumlah ini cukup untuk membersihkan riasan, kotoran, dan minyak berlebih di wajah. Namun dalam kondisi pandemi Covid-19 ini,  bila Anda baru saja dari luar rumah dalam waktu lebih lama dari 1 jam, memang sebaiknya Anda membersihkan tubuh sekaligus mencuci muka. Akan tetapi bila Anda tidak keluar rumah, maka sebaiknya cukup 2 kali sehari mencuci muka.

 

Terlalu banyak makanan manis memicu jerawat

6. Sering konsumsi makanan tinggi gula, garam, minyak dan kalori

Terlalu banyak di rumah tak jarang mengubah pola makan sebagian orang. Rasa bosan mengakibatkan kita mengalami food craving lalu memesan makanan secara online yang biasanya cenderung tinggi gula, garam, minyak dan kalori.

 

Asupan gula berlebih dapat meningkatkan kadar insulin dalam tubuh. Tingginya insulin akan memicu produksi sebum di permkaan kulit, kemudian menutup pori-pori kulit dan menyebabkan jerawat.

 

Sementara mengonsumsi makanan berminyak dapat membuat kelenjar minyak di kulit memproduksi lebih banyak minyak, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan jerawat di wajah.

 

7. Terlalu banyak beban pikiran

Banyak orang yang stress pada saat pandemi Covid-19 ini karena terlalu banyak pikiran. Dalam kondisi stres, tubuh melepaskan kortisol, kemudian kulit memproduksi lebih banyak minyak dan keringat, yang berujung pada timbulnya jerawat.

 

Oleh karena itu, jangan banyak pikiran dan jangan sampai Anda dikuasai oleh stres. Kendalikan stres Anda, yakin lah kondisi iani akan menjadi lebih baik pada saatnya nanti. Hati yang tenang akan membawa ketenangan pula pada kulit wajah.

 

 

Teks Setia Bekti | Foto Dok. Istimewa