Jakarta, Kirani – Kehadiran perancang-perancang muda dan berbakat terus menambah semarak dunia mode Indonesia. Bergerak maju, menjadikan perputaran roda di ranah mode terasa semakin dinamis. Salah satu perancang muda yang tak henti berkarya dan mempersembahkan keharuman bagi Indonesia adalah Maggie Hutauruk-Eddy.
Tiga tahun berturut-turut menjejakkan kaki di ajang mode paling bergengsi, New York Fashion Week, menjadikan founder sekaligus creative director dari 2Madison Avenue ini, banyak dilirik para pecinta fashion. Bekal pengetahuan yang diraihnya di Rhode Island School of Design, Amerika Serikat, menjadikan Maggie berani tampil pada peragaan-peragaan busana yang digelarnya secara mandiri, hingga rutin tampil di ajang mode paling bergengsi.
Di tengah persaingan berbagai merk busana, 2Madison Avenue sebagai label, telah berhasil memposisikan diri. Rancangan Maggie sang creative director memperlihatkan ide segar yang diperoleh dari berbagai pengembaraan jiwanya, termasuk masa belajar mode dan pengalaman berkreasi selama dua belas tahun bermukim di pusat denyut mode dunia, New York.
Karya terbaru Maggie melalui 2Madison Avenue adalah enambelas set busana yang ditampilkan di panggung New York Fashion Week Fall/Winter Collection 2020/2021. Dipersembahkan pada 10 Februari 2020 jam 2 siang waktu setempat, koleksi bertajuk Liga (League) tersebut melenggang di lantai 1 sebuah gedung berusia 150 tahun di 417 Broadway, New York 10013.
Menggunakan gaya ekletik sebagai ciri khas 2Madison Avenue, Maggie mencampuraduk corak, warna, tekstur, struktur dan konstruksi ke dalam karyanya, serta membawa para penikmat mode memasuki sebuah dunia yang memiliki keindahan tersendiri dengan visi baru tentang kekayaan kreasi. Maggie tidak pernah pantang memasukkan unsur baru ke dalam rancangannya. Ia tidak ragu memadukan unsur kelautan yang berkesan massif dan bahan brokat yang feminin dengan sepatu bot yang berkesan maskulin.
Liga merefleksikan kegelisahan sang desainer atas kegaduhan penghuni bumi yang memilih peduli pada kesenangan pribadi daripada lingkungan sekitar. Hal ini direfleksikan dalam warna-warna terang seperti pink, biru, serta warna kelam seperti hitam, silver, dan warna silau seperti kuning.
Warna-warna tersebut dihadirkan melalui sapuan kuas yang mengantarai gambar-gambar tokoh. Seperti Greta Thunberg, gadis belia Swedia yang menerima nobel perdamaian karena kepeduliannya terhadap lingkungan hidup, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti, juga Presiden RI Joko Widodo. Semua tokoh mengenakan jaket ala Greta untuk menguatkan inspirasi tentang kepedulian Maggie terhadap lingkungan hidup.
Pada akhirnya, meski berisi kritik, sebuah karya mode tetaplah cantik, gaya, memanjakan mata, mendebarkan hati dan dapat dinikmati sebagai sesutau yang indah dan berdaya pakai.
Teks : Setia Bekti | Foto : Tim Muara Bagdja