Berpikir Positif dan Tidur Nyenyak Penting Untuk Menjaga Kekebalan Tubuh Selama Pandemi

Jakarta, Kirani – Pandemi COVID-19 yang melanda banyak negara di dunia, bukan hanya berpengaruh pada kesehatan raga, namun juga telah mempengaruhi kesehatan jiwa. Sekian bulan harus bekerja dari rumah, bersekolah dari rumah, bahkan beribadah hanya di rumah, tanpa kepastian kapan pandemi ini akan berakhir, membuat kebanyakan orang dihantui rasa cemas dan panik.

 

Pada prinsipnya, sebagai makhluk sosial, bertemu atau berinteraksi adalah salah satu kebutuhan dasar setiap manusia. Meski besar kecilnya kebutuhan tersebut bergantung pada karakter masing-masing orang. Pada saat masing-masing dari kita harus menjalani kebijakan pemerintah untuk #DiRumahAja, wajar bila banyak yang merasa stres dan tertekan. Khawatir akan terinfeksi virus yang hingga kini belum ditemukan obat maupun anti virusnya, khawatir bila keluarga atau orang-orang yang kita sayangi tertular virus, mampu berakibat daya tahan tubuh atau imunitas cenderung menurun dan rentan terinfeksi.

 

Untuk mengatasi hal ini World Health Organization (WHO) mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan holistik melalui pikiran, tubuh, dan jiwa. Dikatakan oleh WHO, kondisi pandemi COVID-19 ini telah membuat perubahan besar pada rutinitas harian kita. Perubahan-perubahan ini bisa sangat sulit bagi mereka yang memiliki tantangan kesehatan mental. Perasaan stress dan bingung merupakan sebuah dampak alami yang dapat terjadi di tengah masa krisis ini.

 

Untuk mencegah dan mengatasi rasa tersebut, dr. Herman Irawan, Health Practitioner, PT Avrtist Assurance menyarankan, “Pertama, adalah mencegah rasa cemas dan gelisah dengan membekali diri dengan pengetahuan yang tepat mengenai COVID-19 dan menjaga kualitas berita yang diterima setiap hari. Carilah informasi mengenai COVID-19 dari sumber berita terpercaya agar mengurangi rasa ketidakpastian. Kedua, adalah melatih otak untuk tetap tenang dan memandang dengan perspektif berbeda serta memiliki pikiran yang positif. Luangkan waktu untuk belajar hal baru agar dapat mengalihkan rasa kecemasan.”

 

Banyak penelitian menunjukkan bahwa rasa cemas dan gelisah dapat menyebabkan masalah tidur yang serius, seperti insomnia. Mengalami serangan kecemasan dapat menyebabkan banyak orang merasa lelah. Keinginan untuk tidur pun sulit hadir karena kecemasan dan rasa khawatir. Kurangnya kualitas tidur mengakibatkan berkurangnya kesehatan pikiran dan tubuh, yang akhirnya akan menekan sistem kekebalan tubuh seseorang. Penurunan daya tahan tubuh ini yang akhirnya menyebabkan manusia rentan terhadap penularan dan menyebabkan sakit.

 

Tidur cukup membantu meningkatkan imunitas tubuh

 

“Tidur yang cukup dengan kualitas yang baik bagi orang dewasa adalah 8 jam. Kualitas tidur yang baik akan terasa keesokan harinya saat seseorang bisa beraktivas dengan baik dan tidak merasa ngantuk di siang atau sore hari. Perhatikan asupan yang masuk dalam tubuh kita, khususnya kadar nikotin, kafein dan alkohol yang dapat mengganggu kualitas tidur seseorang. Batasi juga tidur di waktu siang hari sehingga saat waktu tidur di malam hari kita merasa kantuk. Lalu, memaksa rasa kantuk atau tidur akan semakin menegangkan pikiran sehingga berakibat tidak bisa tidur, ada baiknya sebelum tidur, latihan menenangkan pikiran dengan membayangkan kegiatan favorit, misalnya melalui meditasi,” saran dr. Herman

 

Untuk menjaga sistem imunitas tubuh dan menghindari penyakit, terutama di saat berpuasa di dalam kondisi pandemi COVID-19, Wellness Made Easy mengajak masyarakat untuk menciptakan ritual meningkatkan pikiran dan jiwa (THINKWELL), dan meningkatkan kualitas tidur yang lebih baik sebagai faktor penting untuk kesehatan total dan kinerja yang unggul (SLEEPWELL).

 

Hadir salam bentuk digital yang interaktif, Wellness Made Easy menghadirkan figur yang memandu masyarakat mencapai kesegaran jasmani yang holistik.

 

Dalam segmen THINKWELL bersama Life Coach Reza Gunawan (@rezagunawan) yang mengajarkan teknik latihan self-healing selama 1 hingga 5 menit sebelum tidur, yaitu teknik pernapasan kepala kaki dengan posisi duduk atau berbaring, kemudian menghirup napas dari hidung dan merasakan napas tersebut mendaki puncak kepala, kemudian menghembus napas sembari merasakan energi mengalir ke telapak kaki.

 

“Prinsip utama dalam memelihara kesehatan mental adalah kesadaran (aware) mengenai kenyataan kehidupan saat ini, yaitu hidup yang tidak tergantung masa lalu dan tidak khawatir akan masa depan,” ungkap Reza dalam diskusi Instagram Live. “Ketidakjelian kesadaran dalam membedakan kenyataan dan pikiran akan memicu stres tidak perlu. Kita perlu memahami konsep dan pola pikir inia agar terbebas dari kegelisahan. Cara mudah mengingatnya adalah konsep SINIKINI (di sini dan saat kini)”.

 

Sementara itu, Aprishi Allita (@pishiyoga), salah satu figur yoga dan meditasi terkenal hadir dengan kelas meditasi ringan sebelum tidur berdurasi 60 menit dalam sesi SLEEPWELL. Meditasi ini dimaksudkan untuk menyegarkan dan relaksasi pikiran sehingga tidur menjadi lelap. “Latihan gratitude (bersyukur) merupakan bentuk kegiatan sederhana yang membuat tidur menjadi paling nyenyak. Cukup dengan duduk senyaman mungkin dan mengatur pola napas, serta berpikir akan 3 hal yang kita syukuri di dalam rumah, dalam kehidupan, serta dari diri sendiri, maka kita akan membawa pikiran dan jiwa ke rasa syukur yang menenangkan dan mendatangkan kebahagian,” kata Aprishi.

 

 



Teks Setia Bekti | Foto Dok. Istimewa