Jakarta, Kirani – Ketika sehelai busana menempel di tubuh kita, apakah ia hanya berfungsi sebagai kain penutup tubuh? Sebagian orang mungkin menganggapnya begitu. Akan tetapi, bukannya tidak mungkin, sebagian orang lagi mengartikan busana sebagai perwujudan atas rasa yang tersembunyi di dalam jiwa. Seperti jenama busana SIMPULL, yang menghadirkan fasad lukisan wajah di setiap koleksinya.
Merayakan perjalanannya lima tahun berkarya, jenama busana SIMPULL menghadirkan koleksi bertajuk “Lenggang Langgeng” Spring/Summer 2025. Terdiri dari 22 tampilan, koleksi terbaru ini ditampilkan pada Rabu (4/12) di Carino Kitchen & Bar, Jakarta Selatan. Melalui koleksi ini, SIMPULL kembali merangkai fasad-fasad lukisan wajah yang berbicara tanpa kata. Fasad yang menangkap keindahan sekaligus ketidaksempurnaan, sebuah penghormatan bagi semua rupa dan jiwa.
Vida R. Suhardjo sang perancang busana yang juga merupakan seorang desainer interior, mengaku memiliki passion dan cinta yang begitu besar kepada fesyen. Hal ini membuatnya memutuskan untuk mendirikan SIMPULL pada 2019. Latar belakang sebagai desainer interior ini pula yang melatarbelakangi Vida menggunakan kata ‘fasad’, dimana menurutnyan busana SIMPULL ini bagaikan fasad atau tampilan luar yang melengkapi penampilan.
Dengan latar belakang sebagai desainer interior, Vida merancang busana SIMPULL bak fasad, atau tampak luar sebuah bangunan. “Konsep awalnya adalah saya melihat baju ini sudah banyak sekali. Karena saya desainer interior, saya pikir fasad busana, penampilan awal, tidak hanya menutupi tubuh, tapi juga melengkapi busana yang sudah kita gunakan,”papar Vida.
Eksplorasi Pada Setiap Koleksi
Bila selama ini koleksi SIMPULL selalu menampilkan warna-warna earth tone yang hangat, dalam koleksi ‘Lenggang Langgeng; ini untuk pertama kalinya Via menjelajahi warna-warna hitam, abu-abu, dan maroon. Warna-warna yang tetap terinspirasi dari alam, dipadukan dengan bahan ringan seperti organza yang lembut menyentuh tubuh.
Lukisan wajah dalam setiap koleksi dirajut dari benang yang terus bersambung, melambangkan perjalanan tanpa akhir. Sementara, teknik jelujur yang dikerjakan sepenuhnya dengan tangan menonjolkan detail dan menegaskan keindahan dalam setiap tampilan.
DNA SIMPULL sendiri terletak pada keunikan lapisannya, fasad busana yang tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap tetapi juga berdiri sendiri, memberikan ruang kepada pemakainya untuk berekspresi.
Konsisten pada eksplorasi bahan dengan detail yang memikat, fasad busana yang ditampilkan SIMPULL merupakan refleksi harapan yang terus menyala, refleksi perjalanan yang tak pernah selesai, dan refleksi diri yang unik, tak tergantikan, dan memesona.
Teks: Setia Bekti | Foto: SIMPULL