Tingkatkan Ketahanan Pangan, Lapas Terbuka Kendal Lakukan Budidaya Kacang Koro Pedang

Kendal, Kirani – Ketahanan pangan nasional adalah sesuatu yang sangat perlu ditingkatkan. Dengan meningkatnya ketahanan pangan, diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Terkait dengan hal tersebut, Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal bekerja sama dengan Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) dan Paguyuban Petani Koro Pedang Indonesia melakukan penanaman kacang koro pedang di lahan milik Lapas pada Jumat, 26/07/2024.

Penanaman koro pedang dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Kendal – Suharjo, Kalapas Terbuka Kendal – Roni Dharmawan, Ketua Dewan Pembina Petani Koro Pedang Jawa Tengah – Bibit Waluyo, Rektor Universitas Wachid Hasyim, dan lainnya.

Pada kesempatan itu, Suharjo yang mewakili Bupati Kendal mengatakan, pemerintah kabupaten Kendal mendukung sepenuhnya penanaman Koro Pedang di lahan milik Lapas Terbuka. Apalagi koro pedang, sangat bermanfaat dan bisa dijadikan bahan untuk susu, kosmetik, tahu, tempe, dan lainnya.

“Kacang koro pedang mengandung 30,36 protein. Koro Pedang juga tahan hama dan bisa tumbuh di dataran tinggi dan rendah,” kata Suharjo.

Suharjo menambahkan, menanam koro pedang di Lapas Terbuka bisa berdampak pada pengembangan skill dan pengetahuan untuk warga binaan.  

Sementara itu, Kepala Lapas Terbuka Kendal – Roni Dharmawan mengatakan, pihaknya saat ini menyediakan lahan 1 hektar untuk ditanami kacang Koro Pedang. Tanaman itu, akan dirawat oleh penghuni lapas. “Saya juga sudah menyiapkan lahan lain, untuk nantinya bisa ditanami Koro Pedang,” kata Roni.

Roni, mengaku hasil panen Koro Pedang akan dijual melalui kelompok tani Koro Pedang. “Semoga semuanya lancar,” harap Roni.

Sebelumnya, mantan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo,  mengajak petani untuk menanam kacang Koro Pedang, mengingat hasilnya lebih baik kalau dibandingkan dengan menanam padi. Bibit menjelaskan, harga kacang Koro Pedang, perkilonya Rp 12.000, sedang gabah hanya sekitar Rp 4.000 – Rp 5.000. Dalam 1 hektar, bisa menghasilkan 5 ton kacang Koro Pedang, dan dalam 1 tahun, bisa panen hingga 3 kali.

Jadi, dibandingkan dengan padi, kalau ditanam dan dirawat  dengan baik, hasil dari koro pedang akan lebih baik. Bibit juga mengatakan bahwa kacang koro pedang ini tahan wereng dan tikus, tetapi harus cukup air.

Bibit yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Petani Kara Pedang Jawa Tengah, mengatakan saat ini sudah ada dua pabrik kacang atom besar yang siap membeli Koro Pedang dari petani. “Sekarang ini dua pabrik tersebut membeli koro pedang dari Australia,” ujarnya.

Menurut Bibit, koro pedang bisa menjadi tanaman alternatif untuk meningkatkan ketahanan pangan. Oleh sebab itu, ia berharap kepada bakal calon Gubernur Jawa Tengah, Bupati dan Walikota, supaya ‘ngopeni’ petani. Baik itu petani koro pedang, padi, dan lainnya.

“Mari kita pemimpin yang berpengalaman, yang pintar biar tidak mudah diapusi, yang  lurus, yang ‘kober’ dan peduli pada kemiskinan, dan pendidikan,” tegas Bibit.

Ketua Pengurus Yayasan Wachid Hasyim, Prof. Muhtarom mengatakan, budidaya kacang koro pedang ini untuk membantu petani yang belum sejahtera. Harapannya, petani bisa sejahtera, karena mempunyai  ketahanan pangan dan tidak tergantung impor.(Adv)

Teks/foto: Priyo