Jakarta, Kirani – Butuh waktu tiga bulan bagi seorang desainer Mel Ahyar untuk menghasilkan Batik Kendil Emas yang memiliki ciri khas dari Kabupaten Kendal. Seperti kita tahu dari Sabang sampai Merauke, kepulauan di Indonesia memiliki kekhasan batik dengan karakteristik, corak, dan filosofi yang unik, termasuk Kabupaten Kendal, Jawa Tengah yang telah mematenkan koleksi motif batik bernama Kendil Emas.
Motif batik ini dirancang untuk melestarikan kekayaan budaya lokal dan seni Kedal sekaligus memperkenalkannya secara luas ke panggung nasional maupun internasional. Tema Kendil Emas diangkat dari salah satu cerita rakyat di Kendal yang mengandung nilai budaya dan kearifan lokal.
Dirancang dengan “5 jahitan baju”, setiap coraknya melambangkan identitas, kebanggaan dan semangat yang terus hidup dalam dongeng tersebut. Pameran ini, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keunikan dan keistimewaan batik Kendal.
“Tema Kendil Emas ini, terinspirasi dari pusaka Bupati ke-9 Kendal berupa kendi (wadah air minum) yang terbuat dari besi. Material besi itu kami ubah menjadi emas sebagai simbol kejayaan dan kemakmuran,” terang Mel Ahyar.
Mel Ahyar dan timnya membutuhkan untuk merancang Kendil Emas Batik Kendal, melalui observasi langsung di Kendal dan pendalaman filosofi lokal.
“Saat membuat motif, saya mempelajari topografi Kendal, seperti undakan yang menyerupai perbukitan kecil. Pola ini kami jadikan highlight, karena mencerminkan keunikan alam Kendal, lalu ada juga kerajinan keris khas Kendal yang unik,” ungkap Mel.
Batiik yang diluncurkan ini melibatkan pengrajin lokal yang tidak hanya menciptakan batik, tetapi juga kriya seperti makrame. Kriya ini tidak hanya untuk pajangan, tetapi juga dapat diaplikasikan ke pakaian sebagai item fashion.
“Kami survei langsung ke pengrajin di Kendal untuk menggali potensi apa saja yang bisa dikembangkan. Hasilnya, kami temukan dua motif batik baru dan kriya seperti makrame,” ujar Mel.
Adapun corak-corak batik Kendal Emas memiliki filosofi yang sangat dalam yang diinspirasi dari cerita rakyat dan sejarah. Corak Bahurekso menceritakan kisah Tumenggung Bahurekso sebagai bupati pertama Kendal mulai dari ujian awalnya membendung sungai, membuka lahan di hutan Gambia, melamar seorang putri cantik, hingga berperang melawan Belanda di Batavia.
Corak Agra Samodra menampilkan keindahan alam Kendal mulai dari pegunungan hingga lautan yang dituangkan melalui permainan garis dan titik-titik. Corak Kendalasari atau Kendal yang asri terinspirasi dari kisah Sunan Katong yang terpesona dengan keindahan pohon Kendal kemudian meramalkan bahwa daerah tersebut akan disebut Kendalasari.
Corak Akara Kundika. gambar burung kendil dan burung hong dengan corak tumbuhan eksotis yang mewakili Kendal Plantera; tanaman yang dipadukan batik motif kawung. Motif kawung melambangkan kesempurnaan dan kemurnian.
Corak Bhumi Kendalapura Sogan bermakna tanah Kendal, menggambarkan Kendal pada era akhir kerajaan Majapahit dengan motif keris dan kendil yang disusun dalam pola melingkar, dilengkapi dengan daun pohon Kendal serta ukiran dari peninggalan Majapahit.
Pameran karya seni ini merepresentasikan filosofi dan identitas masyarakat Kendal. Peluncuran ini diharapkan tidak hanya meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia, tetapi juga mendorong kesejahteraan pengrajin lokal. Selain itu, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keunikan dan keistimewaan batik Kendal yang kini menjadi ikon budaya terbaru di Jawa Tengah.
Teks & Foto : Ratna Kamil.