Jakarta, Kirani – Terlahir sebagai perempuan adalah kodrat. Namun menjadi perempuan berdaya adalah pilihan. Kalimat pertama di halaman belakang buku berjudul “Senandung Rona & Dedaunan pada Busana Cantik” ini begitu pas dan mengena di hati, terutama bagi kami kaum perempuan.
Ir.Ulupi Hastuti,MM, penulis buku ini telah memilih untuk menjadi perempuan berdaya. Menjalani karir sebagai pengusaha konstruksi selama lebih dari 30 tahun di bawah bendera PT Heksa Bangun Sinergindo yang ia dirikan, perempuan yang akrab disapa Pipie atau Upi ini merindukan sebuah kegiatan yang mampu menjadi membuatnya lebih rileks. Ia pun lantas menekuni art pudding, decoupage art, art deco soap, olah kain teknik shibori (ikat celup), ecoprint, dan lukis kain. Ragam kegiatan yang berhasil memunculkan sisi kelembutan dan keindahan dari dalam dirinya hingga akhirnya ia juga dikenal sebagai artisan kain dan desainer, serta mendirikan House of Pipie.
“Meski awalnya seni olah kain hanya untuk rileksasi dan hobi, saya tak pernah setengah-setengah. Saya belajar sungguh-sungguh dan mengaplikasikannya dalam busana, setidaknya untuk dikenakan sendiri. Tak dinyana, karya-karya saya ini disambut baik oleh teman-teman dan kolega, bahkan diberi kesempatan untuk ikut dalam sebuah peragaan busana. Dari hanya empat set busana hingga akhirnya sebuah peragaan-peragaan tunggal. Dan kini karya-karya olah kain ini menjadi House Of Pipie dengan tiga outlet di Jakarta,” ujar Ulupi.
Dan pada hari Jumat, 13 Desember 2019, bertempat di Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia West Mall, Jakarta, diluncurkanlah buku yang disusun dengan maksud berbagi inspirasi dan men-encourage para perempuan agar bisa menjadi entrepreneur sejati yang sukses dan andal tersebut. Pada peluncuran buku tersebut juga digelar fashion trunk show yang menampilkan setidaknya 20 koleksi busana House of Pipie by Ulupi.
Sebuah talk show ikut digelar sore itu menghadirkan Ulupi Hastuti sebagai penulis buku, Ketua Umum DPP IWAPI Ir. Nita Yudi, MBA., fashion guru Musa Widyatmodjo, dengan Nana Krit Chidarta bertindak sebagai moderator. Pembahasan pun bergulir seputar fashion dan pemberdayaan perempuan. Seperti Ir. Nita Yudi yang mendorong perempuan Indonesia untuk menjadi pengusaha tanpa menganggap usia sebagai faktor penghalang. Begitu pula dengan Musa Widyatmodjo yang menekankan betapa pentingnya teknik negosiasi dalam menghadapi klien. Sementara bagi Pipie sendiri, kunci utama keberhasilannya terletak pada dua hal, yaitu “jangan money oriented” dan “selalu memanusiakan orang lain, termasuk karyawan sendiri”.
Teks : Tya Foto : Dok. Guntur Photo