Jakarta, Kirani – Cinta adalah sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta, untuk kita para hambaNya. Saat cinta telah datang, menyentuh lubuk hati terdalam, tak salah bila kita berjuang mempertahankan, meski maut menjadi taruhannya.
Begitu pula yang dilakukan oleh Savitri, putri Raja Mandraka. Seperti ibunya, Savitri menjalankan tradisi kerajaan Mandraka, yaitu pergi berkelana mencari calon suami. Setelah melakukan perjalanan jauh selama sekian bulan, menemukan sekian banyak calon, pilihan Savitri jatuh pada Setiawan. Para penujum/peramal kerajaan meramalkan bahwa Setiawan berumur pendek, namun Savitri berkeras tetap menikahi Setiawan.
Hanya hitungan hari setelah pernikahan, nyawa Setiawan direnggut oleh Batara Yamadipati. Savitri tidak menyerah begitu saja, ia bermeditasi dan dalam meditasinya, sang putri kerajaan ini mengikuti ke mana pun sang Batara pergi. Berulangkali diminta untuk pergi, Savitri tetap bertahan. Hingga akhirnya Batara Yamadipati kesal, lalu meluluskan permintaan Savitri untuk menghidupkan kembali suaminya, Raden Setiawan.
Lakon yang bercerita mengenai keteguhan Savitri ini dipersembahkan oleh Teater Koma, didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, sebagai satu dari lima kegiatan virtual dalam Festival 44 yang dilaksanakan Maret hingga Juni 2021, dalam rangka merayakan HUT Teater Koma yang ke-44. Lakon yang juga saga dari Mahabarata ini dapat disaksikan secara visual melalui kanal YouTube Teater Koma, mulai Kamis (25/3) hingga Rabu (31/3).
“SAVITRI merupakan kisah tentang kesetiaan dan kesabaran cinta, ketika berhadapan dengan maut. Lakon ini diproduksi di gedung pertunjukan, tanpa disaksikan secara langsung oleh para penikmat seni. Tentu terasa berbeda, jika biasanya kami dapat berhadapan dan mendengar langsung gelak tawa para penikmat seni, kali ini, kami mengandalkan teknologi yang ada, untuk dapat menghibur para penikmat seni. Karena, apapun situasi serta kondisinya, kami akan selalu berjuang dan berkarya. Suguhan ini merupakan wujud semangat kami dalam terus berkarya tanpa mengenal titik, selalu koma,” N. Riantiarno selaku sutradara dan penulis naskah dalam lakon SAVITRI.
Sementara Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengungkapkan, “Teater Koma merupakan salah satu kelompok seni tanah air yang produktif dalam berkarya dan senantiasa menghadirkan lakon dengan pesan moral yang patut kita teladani. Selama 44 tahun, Teater Koma telah menghibur dan menambah wawasan berbagai generasi di Indonesia. Kini, dengan perkembangan teknologi yang ada, Teater Koma dapat menyuguhkan hiburan bagi para penikmat seni dari berbagai daerah di Indonesia. Semoga suguhan ini dapat menghibur, menambah wawasan, serta melahirkan generasi baru penikmat seni.”
Lakon SAVITRI dimeriahkan oleh penampilan dari Budi Ros, Rangga Riantiarno, Sekar Dewantari, Suntea Sisca, Angga Yasti, Andhini Puteri, Dick Perthino, Hengky Gunawan, Febri Siregar, dan Lutfi Ardiansyah. Tata busana Rima Ananda bersama tata rias dan rambut garapan Subarkah Hadisarjana berpadu dengan tata gerak Sir Ilham Jambak serta tata multimedia Deden Bulqini dan tata cahaya besutan Mamed Slasov. Diiringi dengan musik dari Fero A. Stefanus serta tata suara dari Matt Pallo. Semua didukung oleh Manager Panggung Sari Madjid Prianggoro, Pengarah Teknik Tinton Prianggoro, Skenografi dari Idries Pulungan, serta Pimpinan Produksi Ratna Riantiarno, di bawah arahan Co-Sutradara Ohan Adiputra, sutradara video Rasapta Candrika dan Sutradara N. Riantiarno.
Selain Savitri, FESTIVAL 44 juga menghadirkan berbagai kegiatan menarik seperti #NontonTeaterKomaDiRumah, #SAVITRI, #TeaterKoma X KaryaKarsa, #TeaterKomaPentasDiSanggar, dan #MonologTeaterKoma.
Teks Setia Bekti | Foto: dok. Image Dynamics