Rajutan Karya Vera Kebaya dalam Merajut Nusantara

Jakarta,Kirani-“Merajut Nusantara” merupakan sebuah karya budaya yang dikemas dalam bentuk pagelaran pernikahan tradisional. Vera Anggraini, seorang fashion designer wanita yang memiliki label Vera Kebaya  mempelopori terselenggaranya acara peragaan busana bertajuk “Merajut Nusantara” pada 15 Agustus 2018 bertempat di Dian Ballroom Raffles Hotel, Jakarta.

Dengan menampilkan keberagaman tradisi pernikahan nusantara yang kaya akan bermacam adat dan ritual dari Sabang sampai Merauke, diharapkan  agar keelokan setiap lekuk, desain dan pakem bukanlah hanya untuk di kenang semata namun juga untuk kita cintai dan banggakan sebagai sebuah kekayaan bangsa yang harus kita lestarikan untuk generasi selanjutnya.

Merajut Nusantara-Khatulistiwa

Selain itu pula, karena kecintaan Vera Anggraini terhadap tradisi pernikahan Tanah Air dengan beragam budaya dan tradisinya yang indah, agung, dan juga sakral ia pun menampilkannya dalam bentuk setiap gerak, suara, dan juga tampilan yang kaya akan arti dan nilai filosofi dari budaya pernikahan tradisional Indonesia di pagelaran Merajut Nusantara. Ada sekitar empat puluh kebaya pernikahan Nusantara dari Aceh hingga Papua karya Vera Anggraini yang ditampilkan dalam pagelaran penuh makna, dimana karya-karya tersebut sarat akan tradisi dan ritual dan telah dipersiapkan selama lebih dari empat bulan. Acara tersebut juga sekaligus untuk menyambut ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-73.

Dalam pemilihan bahan maupun warna, Vera Anggraini menawarkan ragam yang kaya, seperti brokat, beludru, tenun, organdi, tile serta warna emas, hijau, merah, marun, biru, ungu dan silver. Bentuk dan pola seakan diramu di atas keindahan kain tradisional dari masing-masing daerah dalam rentang warna yang kaya akan seni lewat koleksi ke-empat puluh kebaya yang ditampilkan. Ia juga dengan tepat dapat menampilkan bentuk keabaya dengan siluet modern untuk memadupadankan tradisi dengan sentuhan ekspresi modernitas yang dapat diterima oleh generasi muda masa kini. Kolaborasi dengan padu padan ini tersaji menjadi baris kebaya penuh warna yang indah dalam sebuah tampilan tradisi yang begitu cantik.

Merajut Nusantara-Jawa Dwipa

Tampilan Merajut Nusantara dibuka dengan diperdengarkan alunan nada musik etnik pentatonic karya Djaduk Febrianto sekaligus sebagai musik pengiring ibu-ibu adat yang membantu tatarias di pagelaran tersebut. Acara yang terbagi dalam tiga sekuens ini dimulai dengan sekuens pertama bertajuk KHATULISTIWA, dimana sebanyak 13 koleksi kebaya dari Sulawesi dan Indonesia Timur akan membawa mata para undangan yang hadir menikmati keindahan warna dan bentuk kekayaan tradisi Kutai, Nusa Tenggara Timur, Papua, Toraja, Mamuju, dan juga Bugis yang semakin dikenal sekarang ini.

Kemudian selanjutnya di sekuens kedua, suasana hening menempa diiringi semilir wangi dupa Ratus Bokor merubah suasana. Dua abdi dalam dengan perlahan membawa ratus dan payung, seakan mengajak penonton ke suasana sakral dari JAWA DWIPA. Dalam sekuens ini ditampilkan 12 koleksi yang idenya datang dari siluet kebaya encim dan kutubaru ditambah dengan alunan musik etnik Jawa dengan ritme lambat.

Merajut Nusantara – Swarnadwipa

Pada sekuens ketiga yaitu SWARNADWIPA, penonton seolah-olah dibawa ke Pulau Sumatera. Diawali dengan dua penari kontemporer bergaya Padang, ditampilkan 15 koleksi kebaya dengan siluet kebaya penuh variasi yang tidak jauh dari pakem, dan dengan warna-warna yang memancarkan kilauan emas nan cemerlang. Sekuen SWARNADIPA sekaligus menjadi penutup rangkaian sekuens dengan penuh keagungan akan keindahan ragam budaya Indonesia.

Keberhasilan acara Merajut Nusantara yang dipelopori oleh Vera Anggraini juga atas dukungan rekan-rekan yang cinta akan tradisi budaya pernikahan Indonesia seperti: Fotographer Darwis Triadi, Videographer Wiki Lee, Penata rias Irwan Riady, Adi Adrian, Anpasuha, Sugi Martono, Penasehat pakem adat Ibu Mamie Hardo, Ibu Des Iskandar, Ibu Tarri Donolobo, Ibu Ida Zairinita, Ibu Aseng, Ibu Mumun, Ibu Kadek, Ibu Tio Gobel, Ibu Ira Boy Rafli, dll, serta Bapak Djaduk Ferianto dan KuaEtnika. Ada pula Penyanyi keroncong senior ibu Sundari Soekotjo dan Yayasan Keroncong Indonesia (YAKIN) yang ikut andil dalam memeriahkan acara Merajut Nusantara.

Teks : Dessy R

Foto : Kirani Komunikasi