Pilpres Tinggal Menghitung Hari, Atikoh Ganjar Pranowo Tegaskan Golput Bukan Pilihan!

Jakarta, Kirani –  Jelang pemilihan presiden yang tinggal menghitung hari mendapat perhatian khusus dari Siti Atikoh Supriyanti. Istri Calon Presiden atau Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo ini menegaskan, bahwa golput bukan pilihan yang baik.

Dan Atikoh serius mengajak rakyat Indonesia bergandeng tangan untuk memastikan tidak sendiri mengikuti Pilpres 2024.

Atikoh mengungkapkan, harga rakyat terlalu mahal untuk bisa dibeli, karena setiap rakyat memiliki hak untuk memilih pasangan calon (Paslon) Capres-Cawapres pada 14 Februari 2024.

Pernyataan itu disampaikan Atikoh usai mengikuti Jalan Sehat bersama Ganjar Pranowo  yang juga Ketua Penguin, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, dan Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI dari PDI Perjuangan Charles Honoris.

Jalan Sehat digelar di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan Jakarta Utara, Sabtu (3/2) pagi. Saat berolahraga Atiko dan Ganjar dengan ramah menyalami warga yang memadati jalan di sekitar lokasi Jalan Sehat.

“Dari perjalanan ini saya makin meyakini bahwa harga kita terlalu mahal untuk bisa dibeli. Nilai kita, ideologi kita, suara kita adalah hak kita saja,” ujar alumi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada ini, dikutip dari akun Instagram @atikoh.s, Sabtu (3/2).

Memang kekhawatiran akan Golput dalam Pilpres 2024 ini menarik perhatian. Berdasarkan penjelasan Devi Darmawan, Pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memprediksi angka Golongan Putih atau Golput pada Pilpres 2024 di kisaran antara 18 – 20 %. Hal ini, setidaknya menyamai perolehan suara peringkat ketiga capres-cawapres.

Pasalnya, pelaksanaan Pilpres ini sudah diwarnai tuduhan kecurangan berimbas pada turunnya kepercayaan terhadap institusi demokrasi seperti partai politik dan aparat hukum.

Apalagi, ditambah meneominasinya gimik politik ketimbang adu gagasan sehingga bisa mempengaruhi perilaku pemilih muda untuk  Golput.

Berbagai kalangan juga mengatakan berpartisipasi dalam Pemilu atau Pilpres merupakan wujud bela negara. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI)  mengeluarkan fatwa bahwa Golput hukumnya haram.

Demokrasi di Indonesia adalah Sebuah Investasi Mahal dengan Perjuangan Reformasi

Di tempat terpisah, Ganjar menekankan bahwa sistem demokrasi di Indonesia adalah sebuah investasi yang sangat mahal harganya karena diperoleh melalui rentetan peristiwa. Salah satunya peristiwa 1998 di era Orde Baru.

Ganjar mengingatkan, jangan sampai kejadian kelam pada tahun 1998 yang menyebabkan huru-hara terulang kembali akibat kebobrokan demokrasi pada era Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto.

“Konsistensi ini perlu dikawal karena investasi demokrasi mahal sekali. Tahun 1998 kota ini terbakar, jangan sampai itu terulang lagi, sekali lagi jangan sampai itu terulang lagi,” ujar Ganjar saat berorasi di acara ‘Indonesia Berg3ma’ di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (2/2.)

Ganjar mengatakan, pelaksanaan demokrasi khususnya dalam sebuah pemerintahan harus berjalan dengan sehat dan penuh konsistensi.

Menurut Capres berambut putih itu, pemerintah yang menjadi pimpinan tertinggi pada suatu negara harus memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan bagi seluruh rakyat.

“Ketika kita akan berdemokrasi maka berikan ruang untuk berkontestasi dengan sehat. Setuju ya? Kalau kita mau bicara semuanya mesti konsisten, siapa yang boleh netral dan boleh berpihak. Tidak boleh saling tukar-tukaran begitu,” pungkasnya.

Teks : Hadriani Pudjiarti | Foto : dari akun IG @atikoh.s