Peragaan Busana Dadakan di KM Dobonsolo, Semua Kenakan Kain Nusantara

Jakarta, Kirani – Selasa sore, di hari kedua bulan Agustus 2022 ada pemandangan yang tak biasa di anjungan Kapal Motor (KM) Dobonsolo. Senja berarak di sore itu menjadi nuansa tersendiri dalam sebuah peragaan busana dadakan yang berlangsung di salah satu kapal laut milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI).

Adalah Ulin Yusron penggiat media sosial yang dengan santai melenggang di atas anjungan kapal ini. Pria berambut gondrong itu begitu luwes berjalan menyusuri anjungan Kapal Dobonsolo. Mengenakan kaos hitam dipadu jaket bomber berwarna hijau dan berbalut kain tenun Bali, Ulin melangkah tenang dan mantap di panggung Cat Walk dadakan ini. Tepuk tangan dan antusiasme penonton pun membahanan mengiringi Langkah kaki Ulin di panggung anjungan kapal ini.

Tak sendirian, Ulin ditemani 12 perempuan dan laki-laki yang tergabung dalam Komunitas PELNI, yang juga ikut berlenggak-lenggok bak model professional, meramaikan PELNI Fashion Week (PFW) itu.

PFW ini sengaja digelar saat senja menjelang. Dalam suasana senja, para model dadakan itu tampil ekspresif mengenakan kain lokal atau kain Nusantara dalam berbagai motif dan warna, seperti halnya keberagaman dan kekayaan Indonesia Tercinta. Mereka terlihat bersukacita dalam balutan batik Madura, batik Bakaran, Juwana, batik Pekalongan, kain tenun, dan sebagainya.

Menyaksikan gaya dadakan mereka yang bak model profesional, bukan hanya menyenangkan tetapi juga patut mendapatkan apresiasi, terlebih lagi peragaan busana ini berlangsung di kapal yang tengah mengarungi lautan dan alam terbuka.

Tim Pelni dan Komunitas Teman PELNI memang menyelenggarakan acara PFW ini di atas anjungan KM Dobonsolo yang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan tujuan untuk mempromosikan kekayaan wastra Indonesia. Maka, berbagai foto dan video pun merekam keseruan acara, yang lalu diunggah di media sosial.

Dan tentu saja ada banyak hal kreatif yang bisa dilakukan di atas kapal.

“Selain mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, kami juga ingin mengabarkan bahwa mengarungi lautan bersama kapal PELNI sangat asyik,” kata Abi Hasantoso, ketua panitia acara.

Sisi Menarik KM Dobonsolo

KM Dobonsolo yang dibuat di galangan Jos L. Meyer, Papenburg, Jerman pada 1993, kini melayani rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-Bau-Bau-Ambon-Sorong-Serui-Jayapura (PP).  Untuk menambah performa, kapal yang memiliki panjang 140 meter dan lebar 24,5 meter ini pernah dimodifikasi pada 2009 lalu. Dikerjakan selama setahun, pada 2010, KM Dobonsolo makin mantap berlayar mengarungi lautan.

Nakhoda KM Dobonsolo, Anselmans Kumonong menjelaskan bahwa melalui kapal-kapalnya, PELNI berusaha untuk terus memperkuat dan mempersatukan Nusantara. Selain menghadirkan aksesibilitas bagi mobilitas masyarakat di daerah tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan (3TP), PELNI juga mendukung pertumbuhan ekonomi di pelosok negeri.

“Menyinggahi berbagai daerah di Nusantara, kehadiran KM Dobonsolo turut memperkuat persaudaraan antar penumpang yang datang dari berbagai latar budaya,” ujar Anselmans Kumonong.

Karena itu pula, dia mengapresiasi Komunitas Teman PELNI yang menggelar promosi budaya di atas kapal yang dipimpinnya.

“Kami sangat bangga, ini merupakan kehormatan bagi seluruh kru yang bertugas di atas kapal,” ujarnya.

Kapal Raksasa Berkonsep Three in One

KM Dobonsolo dilengkapi sarana yang sangat lengkap untuk menjamin keselamatan penumpang. Di dalam kapal, misalnya, terdapat 12 sekoci yang mampu mengangkut sekitar 1.700 orang. Kapal ini juga dilengkapi alat pelampung yang berjumlah dua kali lipat dari penumpang yang dibawa.

“Kapal juga memiliki alat pemadam kebakaran serta berbagai instalasi yang mampu bekerja secara otomatis saat terjadi situasi darurat,” kata Anselmans Kumonong.

Dalam situasi pandemi yang mulai mereda, seluruh operasional kapal tetap disiagakan dengan pengawasan protokol kesehatan secara ketat.

Berkonsep 3-in-1 (three in one), kapal raksasa ini tak cuma membawa penumpang. Tapi juga bisa mengangkut 40 mobil, 12 truk, 400 sepeda motor, serta kontainer 43 Teus.

 “Gambaran kapal ini kira-kira seperti bahtera Nabi Nuh,” kata Anselmans Kumonong sambil tersenyum.

Sementara Komisaris Independen PT PELNI (Persero), Kristia Budiyarto menegaskan dukungannya kepada seluruh jajaran PELNI untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Melalui langkah ini, pria yang akrab dipanggil Kang Dede ini meyakini perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi kapal laut itu akan menjelma semakin andal dan profesional. Dan tentu saja, menjadi transportasi publik yang sangat nyaman dan aman bagi masyarakat Indonesia.

Teks: HADRIANI PUDJIARTI | Foto: dok. istimewa