Jakarta, Kirani – Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) yang berlangsung di Indonesia pada 14 Februari lalu baru saja selesai. Dan hingga kini masyarakat Indonesia tengah menantikan hasil real count Pemilu 2024 yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada akhir Maret mendatang.
Real count adalah hasil proses perhitungan suara pemilu secara menyeluruh yang diambil dari seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tentang real count Pemilu 2024 telah diatur dalam Peraturan KPU RI Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu 2024.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf terkait paska penyelenggara Pemilu, dia mengajak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) segera kembali ke jalan yang benar.
“Kembalilah ke jalan yang benar yakni jalan yang sesuai dengan Nahdlatul Ulama,” kata Gus Ipul, sapaannya, dalam keterangannya, Minggu (18/2/2024).
Sebagai partai yang selama ini mengklaim partainya warga NU, menurut Gus Ipul, bahwa PKB sudah selayaknya segera kembali bersama NU dengan bisa menerima apapun hasil pemilu.
“PBNU sudah menerima dan marilah kita sama-sama menghormati hasil pemilu. Kalau PKB mengaku partainya NU, ya mari bersama PBNU menyejukkan suasana,” kata Gus Ipul panjang lebar.
Dikatakan Gus Ipul, PKB juga bukan pertama kali ini ambil bagian dalam pemilu, sehingga tahu persis bahwa quick count sangat akurat. Apalagi, menurut mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini, mayoritas lembaga tidak ada satupun yang berbeda tentang prosentase quick count.
Selanjutnya, mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menyarankan untuk melapor, apabila memang ada masalah, “Silakan dilaporkan agar diproses. Tetapi yang harus diingat PKB harus ikut menjaga kesejukan proses demokrasi ini.”
Menurutnya, pemilu sudah selesai sehingga tidak perlu lagi berlarut-larut mempermasalahkan prosesnya.
PBNU Tidak Pernah Gembosi Suara PKB di Pemilu Ini
Gus Ipul yang juga pernah menjabat Sekjen PKB di era dekade 2000an ini mengatakan, PBNU juga telah menyatakan bahwa Pilpres berjalan dengan baik dan lancar.
Kemudian Gus Ipul juga membantah tundingan PBNU menggembosi suara PKB dalam pemilu kali ini.
“Tidak ada niat PBNU untuk mengurangi atau menurunkan atau ngegembosi suara PKB, sama sekali tidak ada,” kata dia.
Menurut Wali Kota Pasuruan ini, “Seharusnya, (PKB) Mintalah nasihat kepada Rais Aam dan Ketua Umum (PBNU) bagaimana langkah-langkah PKB ke depan. Kalau menyadari bahwa partai ini didirikan NU, sudah sepantasnya PKB kembali ke NU,” ajaknya bersemangat.
PKB, kata Gus Ipul, sebenarnya masih dipercaya warga NU, tapi keputusan PKB dalam mendukung calon Presiden, jauh dari harapan ulama.
Gus Ipul juga mengkritik proses pencalonan presiden dan wakil presiden oleh PKB yang tidak melalui konsultasi dengan PBNU. Hal itu membuat banyak kiai bingung hingga akhirnya tidak bisa memberikan dukungan.
Dia menyebutkan praktik pencalonan presiden itu sangat berbeda dengan zaman KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur maupun KH Ma’ruf Amin. Di mana keduanya menjalin komunikasi dan dialog dengan PBNU.
“Beda dengan jaman Gus Dur atau Kiai Ma’ruf Amin ketika mau mencalonkan itu ada komunikasi yang baik, ada sosialisasi, ada debat atau dialog, yang akhirnya kiai-kiai bisa memahami dan bisa menindaklanjuti di tingkat akar rumput,” katanya.
Ditegaskan Gus Ipul yang juga keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, PBNU tidak pernah memusuhi PKB. Hanya saja, PBNU menyayangkan langkah-langkah politik elit PKB yang tidak pernah mendengarkan apa kata ulama dan kiai.
“PKB salah mengambil jalan sehingga menimbulkan langkah yang membingungkan ulama, kiai, juga membingungkan warga NU. Bisa dilihat hasil pemilu ini. Jadi, segeralah kembali ke pangkuan NU,” pungkas Gus Ipul.
Teks : Hadriani Pudjiarti |Foto : Istimewa