Jakarta, Kirani – Wabah Covid-19 banyak membuat orang stres, dari orang dewasa hingga anak-anak. Ketakutan dan kecemasan banyak melanda setiap orang, hingga menimbulkan efek negatif bagi sekeliling kita.
Efek pandemi Covid-19 terhadap orang tua terhadap anaknya memang macam-macam. Di samping, orang tua harus waspada terhadap penularan virus, tapi juga harus waspada terhadap anak-anaknya. Tidak hanya itu saja tapi juga tingkat emosi dan perhatian yang diberikan harus diperhatikan. Terhadap penyakit baru ini bisa menyebabkan emosi yang kuat, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Yang perlu diingat adalah, anak-anak akan bereaksi seperti apa yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka.
Situasi pandemi Covid-19 menyebabkan anak-anak dan sebagian besar orangtua menghabiskan waktu di rumah. Mulai dari belajar hingga bermain, serta tetap menjaga jarak selama di dalam rumah juga. Sebagian besar orang tua bekerja dari rumah dan anak menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus Corona lebih luas lagi.
Otomatis rutinitas orang tua dan anak juga banyak mengalami perubahan yang besar. Menurut psikolog Roslina Verauli, MPsi, perubahan kehidupan yang dialami anak rentan menyebabkan stress.
“Mulai dari perubahan sistem belajar, tugas sekolah yang banyak, hingga kebutuhan bermain dengan teman yang tak terpenuhi bisa menjadi sumber stress pada anak. Belum lagi konflik di rumah yang lebih rentan terjadi karena kegiatan terbatas hanya di lingkungan rumah,” kata Vera kepada media.
Diperlukan kestabilan emosi dan sikap yang tenang bagi orang tua, sehingga dapat berpengaruh positif pada anak-anaknya. Ada tujuh hal yang harus diperhatikan selama pandemi Covid-19 dari orang tua terhadap anak-anaknya. Dari kesehatan fisik dan kondisi mental selama masa karantina, adalah;
-
Perhatikan jika ada tanda-tanda penyakit pada anak Jika ada tanda-tanda penyakit yang menunjukkan gejala Covid-19 dan segera inisiatif mengambil tindakan cepat menghubungi klinik atau rumah sakit rujukan.
- Tingkat kejenuhan yang cenderung membuat anak menjadi stres. Tanda-tanda yang perlu diperhatikan adalah kekhawatiran atau kesedihan yang berlebihan, kebiasaan makan atau tidur yang tidak sehat, dan kesulitan dengan konsentrasi. Untuk itu orang tua harus bisa meluangkan waktu berbicara dan menjawab setiap pertanyaan dengan pemahaman anak-anak tentang Covid-19. Selain itu, buat kesepakatan sistem belajar di rumah yang membuat anak nyaman.
- Rajin mengingatkan tentang manfaat menjaga kebersihan, menjaga jarak, memakai masker dan menjaga jarak dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami anak-anak. Di sini orang tua harus bisa mengambil peran inisiatif terlebih dahulu sebagai contoh dan anak otomatis akan mengikuti.
- Beri keleluasaan anak untuk bermain di depan rumah tanpa harus jauh-jauh. Disini orang tua harus berpartisipasi turut bermain sambil mengawasi, misal main sepeda, berlari kecil, main sepatu roda, dan mengenalkan permainan tradisional lainnya.
- Sesekali beri anak waktu untuk memegang gawai dengan tetap didampingi untuk bermain game atau berkomunikasi dengan teman-temannya, gurunya dan para sepupu. Hal ini membuat anak tidak terputus dari interaksi sosialnya meski tidak bisa bertemu langsung. Orangtua juga bisa berdiskusi dengan pihak sekolah tentang aktivitas yang bisa dilakukan untuk mendukung kebutuhan social dan emosional anak.
- Ajarkan anak untuk konsisten dan fleksibel membuat jadwal dari rutinitas selama di rumah, waktu belajar dan waktu tidur sesuai ritme sekolah. Kelonggaran waktu juga diberikan untuk akhir pekan seperti biasa. Pola makan dan aktivitas phisik lainnya juga harus diperhatikan untuk anak-anak agar tidak membuat anak menjadi protes.
-
Waktu interaktif dalam berkomunikasi selama di rumah aja harus dimanfaatkan dengan baik oleh orang tua dengan bertanya jawab hal-hal yang berat dan ringan, misal cita-cita, sahabat terdekat, dan membaca bersama.
Teks : Galuh/Foto : Istimewa