Jakarta, Kirani – Pandemi yang melanda dunia sejak awal 2020, telah mengubah kita. Seluruh penduduk dunia seolah dipaksa untuk rehat, semua dipaksa untuk mengubah gaya hidup. Perubahan perilaku masyarakat urban yang menjadi lebih peduli kesehatan, memiliki gaya hidup bersih dan sehat serta tampilan yang lebih simple namun tetap aktif, menginspirasi Denny Wirawan untuk mempersembahkan Niti Senja. Sebuah gelaran busana yang terselenggara dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation, PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, EPA Jewel, Oscar Daniel, dan Harper’s Bazaar Indonesia sebagai official media partner.
Senja… aku selalu belajar darimu,
yang tenggelam karena alasan dan kembali dengan penuh harapan
Niti Senja adalah koleksi dengan berbagai usulan rancangan mulai dari konsep yang diterjemahkan dalam warna, bentuk, desain, detail dan patternization untuk kaum urban yang aktif dan menginginkan tampilan yang simple dan elegan namun tetap tampil dalam nuansa city look yang essentiality, exploitation, dan exploration (beyond nature).
Essentiality yaitu berpijak pada fungsi dan konsep lokal dalam hal ini batik, khususnya Batik Kudus. Pada koleksi kali ini, Denny Wirawan menggunakan batik dengan teknik cap yang menjelma menjadi busana yang edgy dan energic. Koleksi ini juga berani melakukan exploitation atau mendobrak kebiasaan dan berani tampil beda dalam mengemas dan menampilkan wastra lokal menjadi look yang lebih casual, kekinian dan wearable. Dengan melakukan exploration beyond nature, Denny Wirawan membebaskan imajinasinya dimana dengan mengeksplorasi berbagai wastra nasional dan mengolah serta memadupadankan dengan material lain yang menghasilkan karya baru yang berbeda.
“Niti Senja adalah cerminan citra wanita Indonesia yang tangguh, bersahaja, mandiri, dan hidup beragam aktivitas serba cepat dan dinamis namun tak pernah meninggalkan akar budayanya sendiri meskipun menghadapi tantangan yang tak mudah di masa sulit seperti ini,” ujar Denny Wirawan.
Menampilkan 44 look yang mengusung tema mix & match, back to work dan freedom yang cocok untuk pecinta fashion yang aktif berkarya dengan semangat baru di era pandemi ini. Berbahan modern cotton, silk, linen, dalam pallete warna hitam, putih, beige, coklat, dan hijau lumut, koleksi ini juga tidak meninggalkan sentuhan kearifan lokal yakni dengan menggunakan batik Kudus cap sebagai benang merah dari koleksi ini.
Pemilihan Batik Kudus yang merupakan warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah merupakan bentuk upaya Denny Wirawan dan Bakti Budaya Djarum Foundation untuk membina dan membangkitkan geliat Batik Kudus yang merupakan cikal bakal Batik Pesisiran. Keseluruhan penampilan dipercantik dengan sentuhan koleksi terbaru EPAJEWEL, brand aksesori perhiasan asal Indonesia, tata rias wajah dan rambut oleh Oscar Daniel Profesional Make Up dan koreografi oleh Edwan Handoko.
“Niti Senja ini tampil sebagai sebuah pagelaran busana yang penuh harmoni dengan memadukan Batik Kudus dengan tangan handal Denny Wirawan serta tata panggung yang dibuat dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Kegiatan ini menjadi pendorong bagi para desainer dan pelaku ekonomi kreatif untuk selalu kreatif dalam berinovasi meski di masa pandemi. Industri ekonomi kreatif banyak terhempas namun, hendaknya kita tetap bertahan dan terus berjuang bersama-sama melalui badai pandemi ini,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Teks: Setia Bekti | Foto: dok. Bakti Budaya Djarum Foundation