Jakarta, Kirani – Panggung runway Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2024 pada hari ketujuh yang berlangsung pada Kamis (1/8) di Summarecon Gading Serpong menyajikan pemandangan menarik. Kali ini, kehadiran Bespoke Project untuk pertama kalinya menampilkan koleksi terbarunya di panggung Runway JF3.
Penyelenggaraan JF3 secara rutin sejak tahun 2004 dan merupakan festival fashion terbesar dan berpengaruh di indonesia. Event akbar ini diinisiasi oleh Summarecon yang didukung secara resmi oleh pemerintah dan seluruh pelaku fashion tanah air. Sejak awal penyelenggaraannya, JF3 telah melibatkan ratusan pengrajin, pelaku UMKM, desainer lokal muda berbakat dan juga terkemuka yang menghadirkan ribuan koleksi fashion bernafas budaya.
Dan kali ini, tim Bespoke Project mengungkapkan antusiasmenya untuk ambil bagian di event JF3 yang ke-20. Debut dalam pagelaran busana terbesar di Indonesia ini berharap dapat meningkatkan visibilitas dan memperluas pasar di kalangan pecinta streetwear.
Di panggung debutnya di JF3 ini, Bespoke Project menarik perhatian para pecinta mode dengan koleksi mereka yang bertajuk “Intrinsic Motivation” sebanyak 30 koleksi.
Adapun koleksi ini lahir dari semangat dan kesenangan, menularkan optimisme tidak hanya bagi pemakai namun juga bagi siapa saja yang menyaksikannya.
Dan uniknya, “Intrinsic Motivation” hadir dalam dua kapsul dengan karakter tidak selaras, yakni “Bohemian” dan “Poverty Chic atau Poor Chic.”
Menurut Jeremy Hartono, founder Bespoke Project tentang keistimewaan dan tantangan dalam proses produksi koleksi ini spesial karena kami menggandeng desainer Ofie Laim, yang menggunakan wastra sebagai main material.
Kemudian Jeremy juga menjelaskan bahwa menariknya dalam kolaborasi kali ini memadukan dua gaya berbeda dari dua generasi yang berbeda. Hal ini menjadi tantangan bagi perancang Ofie untuk menyelaraskan dua vibrasi yang berbeda sebagai sebuah kesatuan menarik..
Bohemian: Kebebasan dan Antikemapanan
Kapsul pertama, Bohemian, terinspirasi dari gerakan kultur bohemian yang cinta kebebasan, antipati terhadap hedonisme dan materialisme. Koleksi ini menghadirkan eksplorasi denim dalam gaya bohemian, menggambarkan kebebasan dan kreativitas tanpa batas.
Melalui jaket oversized hingga rok flowing, setiap potongannya dirancang untuk memancarkan keindahan dan kebebasan berekspresi.
Poverty Chic/Poor Chic: “Kegembiraan” dalam Kemiskinan
Kapsul kedua, Poverty Chic/Poor Chic, memberikan imajinasi baru tentang gaya yang “menyenangkan” dari kemiskinan. Dengan sentuhan denim cabik yang terinspirasi dari tampilan rockstar, koleksi ini menghadirkan estetika artsy dari rakyat miskin kota. Setiap detailnya menggambarkan gaya hidup yang sederhana namun penuh karakter, penuh cerita.
Keistimewaan koleksi ini tidak hanya terletak pada konsepnya. Bespoke Project pun mengutamakan sustainability dengan mengusung proses upcycling, dimana sebagian material dibuat dari bahan sisa produksi sebelumnya.
Koleksi Bespoke Project dapat dibeli di berbagai marketplace online, dan butik yang berlokasi di Bandung. Beberapa special item dapat dibeli dengan sistem pre-order.
Bespoke Project adalah jenama streetwear asal Bandung yang didirikan pada tahun 2015 oleh sang founder, Jeremy Hartono. Jeremy meyakini bahwa denim bukan sekadar bahan kain, melainkan sarana eksplorasi kreativitas tanpa batas.
Nah, berangkat dari prinsip ini, Bespoke Project mengusung tagline “Clean Jeans are Boring” (Jeans Bersih itu Membosankan), menciptakan pakaian denim yang melampaui batas-batas desain biasa. Dengan prinsip tersebut, Bespoke Project menghadirkan desain denim yang unik dan berani, tidak gentar bereksperimen dengan potongan, warna, dan tekstur.
Untuk setiap koleksinya ini mencerminkan semangat inovasi dan keberanian, menjadikannya pilihan sempurna bagi pecinta streetwear yang mengutamakan kenyamanan namun juga menghargai individualitas dalam gaya.
Teks : Hadriani Pudjiarti | Foto : Dok JF3