Jakarta, Kirani – Seperti apa fashion di mata generasi Alpha? Generasi paling muda yang kisaran umur tertua mereka saat ini sekitar 10-13 tahun ini mungkin belum berfikir mengenai fashion, namun tak bisa dipungkiri, mereka lah yang akan menentukan arah mode di masa depan.
Karenanya, tak heran bila LPTB Susan Budihardjo menjadikan Generasi Alpha yang lahir antara tahun 2010-2024 ini menjadi sumber inspirasi para siswa untuk persembahan proyek karya akhir (Student Final Project) mereka di hadapan publik. Hal ini merupakan sebuah tradisi tahunan dimana pihak Sekolah memfasilitasi agar siswa dapat merasakan karya mereka berada di atas papan peraga. Selayaknya sebuah langkah awal untuk masuk ke dalam industri mode.
Lembaga Pengajaran Tata Busana SUSAN BUDIHARDJO (LPTB Susan Budihardjo) yang berdiri sejak 43 tahun lalu, merupakan pelopor lembaga pendidikan mode lokal yang menyiapkan perancang busana maupun pekerja mode demi mengisi kebutuhan profesional di dalam industri mode. Alumni LPTB Susan Budihardjo menempati deretan terdepan untuk urusan penciptaan busana dan ikut menentukan arah mode Indonesia.
Kali ini, LPTB Susan Budihardjo ikut meramaikan perkembangan mode ini di ajang Jakarta Fashion and Food Festival dengan menugaskan dua puluh empat siswa calon pelaku mode untuk melahirkan karya yang diadaptasi dari generasi Alpha yang masih sangat belia, dan mempresentasikannya pada Sabtu (23/7/2023)
(Alpha) Adaptation dipilih sebagai tajuk untuk mendukung karya para calon perancang mode muda ini. Para siswa yang berasal dari Jakarta, Surabaya dan Bali menampilkan masing- masing tiga hingga lima karya. Sebagai acuan berkarya, para siswa sebagai penyandang generasi Z diminta untuk menginterpretasikan dan menafsirkan gaya busana generasi di muka dari kacamata mereka. Irama ini tentu saja berupa adaptasi yang berlangsung masa kini untuk masa depan.
Mereka dibebaskan untuk mengambil ide yang bisa datang dari arah manapun. Dalam hal generasi Alpha yang akrab dengan teknologi digital, memiliki perspektif bebas, mandiri, dan tidak ragu untuk mencoba hal baru, mereka dapat mengambil spirit atau karakter dari ide dasar tersebut.
“Saya ingin mereka dapat menangkap spirit masa depan yang diwarnai intervensi teknologi digital dengan perspektif tanpa batas. Saya berharap mereka membuka mata lebar-lebar dan wawasan seluas-luasnya sekaligus peka terhadap lingkungan dan sekitarnya. Mengikuti perkembangan zaman menjadikan mereka semakin bebas untuk menemukan ciri khas dan menjadi statement yang kuat untuk masanya,” ujar Susan Budihardjo selaku Pendiri dan Pimpinan LPTB Susan Budihardjo.
Dalam tampilan yang beragam rupa penonton tetap dapat merasakan benang merah yang berirama pada koleksi. Untuk urusan ini Susan Budihardjo melibatkan seorang alumni, Andri Suta, pembimbing siswa dalam mempersiapkan persembahan koleksi.
Edukasi mode yang sedianya selesai pada ujian akhir kini bertambah dengan presentasi yang berada dalam bimbingan seorang senior. Langkah itu dilakukan untuk memberikan kesempatan keduanya, baik senior dan junior, bertukar info dan mengasah rasa.
“Melibatkan siswa secara langsung dalam sebuah pergelaran, mempersiapkan segala sesuatunya dari hulu ke hilir merupakan pelajaran berharga. Ini semacam langkah awal untuk terjun ke dunia mode secara nyata,” ujar Andri Suta.
Teks: Setia Bekti | Foto: dok. Tim Muara Bagdja