LAKON Indonesia Hadirkan Sensasi Pasar Malam di JF3  Summarecon Serpong

Serpong, Kirani – Acara Jakarta Fashion and Food Festival atau JF3 2024 yang digelar Selasa malam (30/7) di Summarecon Mall Serpong (SMS) Tangerang berlangsung meriah. Lirik lagu Hello Dangdut yang dilantunkan penyanyi senior Rita Sugiarto terdengar dari pengeras suara di  area Fashion Tent Serpong ini. Berikut liriknya.

Halo, halo, halo..
Yang-yang-yang, digoyang-goyang-yang (Digoyang)
Dut-dut-dut, yok kita berdangdut (Berdangdut)

Yang, digoyang, digoyang-yang
(Yang, digoyang, digoyang-yang)
Yang-yang, digoyang, digoyang-yang
(Yang, digoyang, digoyang-yang)

Dangdut, dangdut
Dangdut, dangdut
Dangdut-dut-dut-dut

Ayo kawan-kawan gembira bersama
Ayo kawan-kawan bergoyang bersama
Lepaskan rasa rindu kita semua
Dengan lagu yang gembira

Mendengar lagu dangdut yang pernah ngehits di tahun 80an ini dari pengeras suara menambah semarak suasana malam itu. Tamu-tamu yang sudah berdatangan dengan tertib menempati kursi yang sudah disiapkan menikmati sensasi yang dibangun bak mengunjungi Pasar Malam.

Kemudian hilir mudik para pramusaji yang menawarkan aneka jajanan kepada para undangan, seperti kue Ape, kue Lekker, Putu, Klepon, Kembang Tahu, Gulali berbentuk bunga cantik dan menu jajanan tempo dulu lainnya yang seolah membawa kenangan ala jadul atau jaman dulu.

Koleksi LAKON Indonesia

Di deretan kursi undangan  terdapat area khusus atau lapak yang menjual jajanan dan serba-serbi tempo dulu seperti Permen Cicak, Balon Tiup, Ketapel, Perahu Klotok yang terbuat dari kaleng dan biasa dimainkan di air dalam baskom, Gendang Tali, Kitiran, Rambut Nenek atau Gulali, Arumanis, Biskuit Kembang Gula, Kremes, Koya dan sebagainya. Gerai ini menarik perhatian terutama para tamu asing yang begitu terpikat bersuka cita menikmati jajanan dan pernak-pernik di area ini.

Terdapat juga beberapa Gerobak Kaki Lima, Jamu Gendong, dan alunan musik dangdut yang diputar keras seperti lagu Hello Dangdut, Mandi Madu dan RT 5 RW 3, memberikan sensasi Pasar Malam yang biasa ada dan diselenggarakan di sudut kota Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.

Yang menakjubkan lagi adalah suara deru mesin dan erangan berisik Bajaj Oranye yang  menggelitik membuat para tamu menyembulkan senyum  bahagia. Dan saat Bajaj Oranye melintas di runway JF3 kali ini lalu berhenti dan ke luar seorang penumpang yang tak lain adalah seorang model yang menampilkan koleksi brand LAKON Indonesia. Aksi ini menjadi sebuah pemandangan yang patut diberi acungan jempol.

Thresia Maretha – Advisor JF3 & Founder LAKON Indonesia,

Pasar Malam Bagian Budaya Indonesia

Menurut Thresia Maretha, Advisor JF3 yang juga Founder LAKON Indonesia, bahwa tema Pasar Malam ini dipilih karena bagian dari budaya Indonesia. “Siapa yang tidak kenal Pasar Malam. Ini suatu pengalaman yang bisa dapatkan di sini,” ujar dia.

Thresia mengatakan, pihaknya mencoba mengadaptasi sensasi Pasar Malam menjadi koleksi siap pakai bertema “STREET WEAR” yaitu sebuah kenyamanan dalam perjalanan, tanpa menghilangkan kegunaan dan etika dalam berbusana..

Menurutnya, ada kecenderungan mengenakan baju olah raga untuk ke semua tempat, karena kenyamanan. “Kenyamanan itu sesuatu yang sangat dicari, makanya koleksi kali ini mengutamakan kenyamanan,” kata  dia.

Koleksi LAKON Indonesia

Thresia juga menjelaskan LAKON Indonesia akan selalu mengedepankan hasil karya yang klasik dan adaptasi terhadap perjalanan masa. Dan Pasar Malam ini terinspirasi dari kesederhanaan dan ketegasan potongan-potongan baru sesuai dengan cara pandang brandnya.

“Koleksi yang kami presentasikan ini adalah hasil dari riset mengenai apa terjadi dalam keseharian di jalanan dan apa yang dibutuhkan generasi sekarang,” pungkas Theresia.

Konsisten dan komitmen untuk mengangkat hasil karya tangan artisan tradisional dalam setiap koleksinya, kali ini LAKON Indonesia memilih Dudung Alisyahbana, seorang Maestro Batik dari kota Pekalongan yang dikenal dengan garis-garisnya yang sangat berkarakter.

Koleksi LAKON Indonesia

“Kami melihat kecenderungan pakaian olah raga menjadi pakaian dalam keseharian karena kenyamanannya. Tetapi sayangnya tidak semua ruang akan cocok dengan gaya pakaian ini.  Jadi sebenarnya inti dari koleksi ini adalah kenyamanan dalam perjalanan tanpa menghilangkan kegunaan dan etika dalam berbusana,” ungkap Theresia panjang lebar.

Malam itu, sekitar 30 koleksi LAKON Indonesia hadir dalam warna putih, biru , broken white, abu serta dan gradasi kombinasi berbagai warna yang diberi  sentuhan aneka motif batik cantik dan elegan. Hadir dalam balutan minidress, rok pendek, celana pendek, kemeja, atasan, blazer hingga outer panjang menjuntai, mode two piece hingga tumpuk. Dengan gaya kenyamanan alami koleksi ini dipadu kaos kaki panjang, sepatu boots mini, pantofel hingga gaya sneakers yang kesemuanya mengusung sensasi kenyamanan hakiki. 

Teks : Hadriani Pudjiarti | Foto: Dok JF3