Kolaborasi PINTU Incubator x École Duperré Paris di JF3 Fashion Festival

Jakarta, Kirani – Gelaran JF3 Fashion Show sebagai bagian dari JF3 Fashion Festival telah memasuki minggu kedua. Digelar di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, runway JF3 menampilkan berbagai koleksi dari PINTU Incubator x École Duperré Paris.

PINTU Incubator merupakan platform bilateral visioner yang bertujuan untuk memberdayakan talenta muda dan UMKM di bisnis mode Indonesia dan Prancis. Inisiatif ini menjembatani ragam budaya dua negara dan mendukung keberlanjutan, mendorong kolaborasi antara ekosistem fashion lokal dan global. Melalui serangkaian pembimbingan, lokakarya, dan kolaborasi dengan organisasi dan pakar mode terkemuka dari Indonesia dan Prancis, PINTU Incubator mempersiapkan partisipan agar siap dan mampu memasuki pasar mode serta mendapatkan eksposur internasional.

Pada kesempatan ini, PINTU Incubator memboyong sekolah mode École Duperré, Paris dengan melibatkan alumni terbaiknya, yaitu Louisa Gauchon, Guys Chassing, Coline Percin, Noemie Jondot, Ninot Fievet, dan Daniel Cheruzel untuk berkolaborasi mengisi runway JF3 bersama dengan lima brand lokal yang berhasil melewati inkubasi program PINTU Incubator yaitu Sense, Enigma, Denim It Up, Arae, dan Tales and Wonder.

Founder LAKON Indonesia dan Co-Inisiator PINTU Incubator, Theresia Mareta mengatakan, forum ini bertujuan untuk mempertemukan generasi baru dari para pelaku fesyen Indonesia dan Prancis. PINTU Incubator juga ingin memberdayakan dan mendorong penggiat fesyen di tingkat nasional hingga internasional.

“Upaya ini akan memberikan manfaat besar bagi industri fesyen Tanah Air, yang paling penting berdampak besar bagi masyarakat secara luas,” katanya.

Berikut sekilas profil dari lima brand lokal peserta PINTU Incubator:

Koleksi ARAE

ARAE

Sebuah usaha sosial berbasis komunitas yang mengusung konsep berkelanjutan dengan eco-print dan pewarnaan alami. Terinspirasi oleh daun, desain ARAE menawarkan perpaduan unik antara alam dan gaya. Menggunakan kain biodegradable yang mudah terurai, sebagai upaya kontribusi pada perbaikan sosial dan ekologis.

Koleksi ENIGMA

ENIGMA ART TEXTILE

ENIGMA ART TEXTILE menggabungkan seni dan tekstil, menghasilkan desain kontemporer yang dipengaruhi oleh budaya Indonesia. Buatan tangan dengan serat organik 100%, dengan proses kerja tangan oleh pengrajin Indonesia di Jawa Tengah dan Bali di mana tekstil mereka dibuat dengan teknik buatan tangan satu per satu.

Koleksi Denim It Up

Denim It Up (HAM! JEANSKU)

HAM! JEANSKU merevolusi jeans biru klasik dengan memadukan berbagai warna, menyimpang dari basis biru tradisional. Dengan bereksperimen dengan berbagai warna, HAM! JEANSKU memberikan sentuhan unik dan kontemporer pada pakaian klasik yang abadi.

Koleksi SENSES

SENSES

SENSES membawa warisan budaya ke dalam mode modern dengan menggabungkan pola tradisional dengan tekstil kontemporer. Menampilkan bordir rumit dan manik-manik halus, menunjukkan keahlian dan perhatian terhadap detail yang luar biasa.

Koleksi TALES And WONDERS

TALES AND WONDERS

TALES AND WONDER mengkhususkan diri pada produk fashion dan gaya hidup Indonesia yang menampilkan seni cetak dan ilustrasi yang terinspirasi oleh cerita rakyat dan dongeng dari seluruh dunia. Menekankan pada konsep keberlanjutan, mereka menggunakan cetakan yang bersertifikat GOTS (The Global Organic Textile Standard) untuk kreasi mode ramah lingkungan.

Beikut sekilas profil designer dari École Duperré Paris

Koleksi Louisa Gauchon

Louisa Gauchon

Louisa Gauchon mempersembahkan koleksi berjudul “Who Will Be Crowned the Big Winner?” (Siapa yang Akan Dinobatkan sebagai Pemenang Utama?). Menggabungkan estetika budaya tinggi (seni klasik, budaya aristokrat, dsb) dengan budaya bawah (streetwear, budaya pop, dsb), perkawinan kedua budaya ini melahirkan gaya hibrida baru yang modis.

Guy Chassaing

Terinspirasi dari film dokumenter “Grey Garden” yang disutradarai Meslay Bersaudara pada tahun 1975, Guy Chassaing mempersembahkan koleksi “Shreds Metamorphosis. Sebuah koleksi yang merayakan kreativitas di tengah kemunduran. Chassaing membangkitkan kembali semangat hidup melalui koleksi pakaian yang terbuat dari serpihan dan bahan sisa.

Koleksi Coline Percin

Coline Percin

Coline Percin mempresentasikan koleksi bertajuk “Terraterre: The Imaginary Wardrobe”. Merupakan wujud kecintaan Coline terhadap kerajinan benang savoir-faire, seperti rajutan dan crochet, dalam koleksi ini ia melukiskan kahayalan dalam wujud busana sehari-hari yang nyaman.

Noemie Jondot

Terinspirasi dari balet “Swan Lake” karya Tchaikovsky, koleksi bertajuk “En Un Battement d’Aile” (Dalam Kepakan Sayap) ini mengisahkan metamorfosis angsa hitam yang perlahan bertransformasi menjadi kelabu, dan akhirnya menjadi angsa putih yang bercahaya.

ki: koleksi Daneil Cheruzel, ka: koleksi Neomie Jondot

Ninon Fievet

Ninon Fievet mempersembahkan koleksi berjudul “Paper Collections” yang terinspirasi dari seni origami. Dalam koleksi ini, Ninon menantang industri mode dengan bereksperimen menggunakan objek sehari-hari, yaitu kertas.

Daniel Cheruzel

Daniel membawakan koleksi nonkonvensional yang memadukan gagasan akan anatomi tubuh dan parasit. Konsep ini disampaikan melalui pemakaian perhiasan dan pahatan, serta perpaduan material logam dan kulit.

Teks: Setia Bekti | Foto: dok. JF3