Jokowi Marah Kepada Menteri, Akibat Tak Tanggap Situasi Pandemi

Jakarta, Kirani – Dua hari belakangan ini beredar video Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan keras dan menyoroti kinerja para menteri di kabinetnya. Video yang tersebar luas tersebut ditayangkan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden pada 28 Juni 2020.

 

Di dalam video yang berisi pidato pembukaan Presiden Jokowi pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis 18 Juni 2020 tersebut, Presiden mengeluarkan ancaman perombakan atau reshuffle kabinet. Menurut Presiden, para menterinya tidak memiliki sense of crisis di tengah situasi sekarang dimana dunia, termasuk Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19.

 

Sebagai seorang kelahiran Jawa Solo, dapat dikatakan Presiden Jokowi adalah orang yang sangat pandai menyembunyikan kemarahan. Kita dapat melihat betapa sabarnya beliau menghadapai berbagai hinaan, cacian, fitnah dan segala hal buruk yang ditimpakan kepadanya, bahkan sebelum ia menjabat sebagai presiden pada tahun 2014. Dan tak sekali pun kita melihat Presiden Jokowi bereaksi apalagi marah menghadapi semua itu.

 

Akan tetapi, ketika berhubungan dengan negara dan hajat hidup masyarakat Indonesia, maka dapat terlihat bagaimana orang nomor satu di Indonesia yang super sabar ini bisa menjadi demikian marahnya, bahkan mengeluarkan ancaman perombakan atau reshuffle bagi para menteri yang masih bekerja dengan biasa-biasa saja.

 

“Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!” ujar Jokowi.

 

“Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara.”

 

“Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah,” lanjut Jokowi.

 

Ekspresi gemas Presiden Jokowi akibat para menteri yang dianggap kurang tanggap

 

Sejujurnya, sebagai warga negara saya melihat sangat wajar bila Presiden Jokowi sebagai pemimpin tertinggi negara, marah. Bahkan, seandainya saya yang ada di posisi Pak Jokowi, mungkin sudah sejak dua bulan lalu saya marah. Karena dari kacamata saya sebagai rakyat biasa, di tengah pandemi ini, para pembantu Presiden bukannya berkoordinasi, bersatu padu bekerja untuk rakyat, tetapi justru terlihat ingin menonjol sendiri-sendiri, yang akibatnya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membuat situasi bertambah kisruh.

 

Akan tetapi balik lagi, tingkat kesabaran, tingkat kebijakan Presiden Jokowi memang diatas manusia rata-rata. Itulah sebabnya beliau yang menjadi presiden, bukan yang lainnya, apalagi saya.

 

Situasi sekarang ini memang berat. Tidak ada seorang pun yang siap menghadapi pandemi yang tiba-tiba menghantam secara global. Hampir semua sektor lumpuh. Dengan adanya Covid-19 ini, bukan hanya kesehatan, tapi ekonomi, pariwisata, industry dan sektor-sektor lain terpaksa terhenti. Roda perekonomian berhenti berputar. Perusahaan banyak ayng terpaksa merumahkan karyawannya. Hotel-hotel mati suri. Begitu banyak penderitaan yang diakibatkan oleh pandemi.

 

Oleh karena itu, dibutuhkan langkah strategis untuk keluar dari situasi sulit ini. dibutuhkan kerjasama yang solid antar menteri sebagai pembantu presiden, antar departemen, untuk melakukan yang terbaik untuk bangsa ini. Bila para pembantu presiden ini bertindak sekehendaknya sendiri, lalu rakyat yang dirugikan, maka bukan mereka yang diserang oleh rakyat yang kecewa, akan tetapi majikan mereka. Tingkat ketidakpercayaan rakyat kepada Presiden Jokowi menurun, membuat Jokowi makin sulit melangkah memperbaiki situasi. Dan semua ini adalah salah para pembantunya.

 

Karenanya, mari kita lihat bagaimana kelanjutan ceritanya setelah episode marahnya Presiden Jokowi ini. Akan bekerja dengan serius kah para menteri dalam Kabinet Indonesia Maju ini? Atau mereka harus meninggalkan posisi karena tidak mampu bekerja baik dalam situasi pandemi?

 

 

 

Teks Setia Bekti | Foto dari YouTube Sekretariat Presiden