IFC Membawa Sejarah, Mitos dan Era Keemasan Majapahit ke Panggung JF3 2024

Jakarta, Kirani – Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha  terakhir yang menguasai nusantaradan dianggap sebagai monarki terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Papua dan lainnya. Sisa-sisa peninggalan  dan reruntuhan bangunan kunonya banyak ditemukan di Kabupaten Mojokerto,  karena pernah menjadi ibukota Majapahit.

Parade Show IFC di JF3 2024, tiga desainer  dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) menampilkan koleksi spektakuler bertema “Majapahit: The History, The Myth, and The Golden Age”. Warisan budaya berpadu keindahan kontemporer pada tiap rancangan. mencerminkan sudut pandang unik dari masing-masing desainer dan interpretasi  mempesona dari era yang penuh kemegahan tersebut.

Aldri Indrayana

Inspirasi berasal dari makhluk  mitologi di era Majapahit seperti kalamakara, kambing, kera, dan kuda. Koleksi ini memadukan busana wanita, pria, dan unisex, dengan fokus eksplorasi tekstur yang kontras. Siluetnya  merupakan paduan antara kebesaran dan ketaatan, dengan pilihan  warna biru,  hitam dan putih. Sosok menakutkan tersebut diinterpretasikan ke berbagai rupa yang terkesan misterius, lucu, unik, dan menggemaskan. Aldrie ingin memperkenalkan kembali mitos dan sejarah Majapahit dalam konteks yang lebih modern dan menarik.

Eko Tjandra – The Bitter of Maja

Dikenal dengan koleksi rancangan gaun malam yang glamor dan elegan  beraksen wastra Indonesia. Koleksi  kali ini terinspirasi dari arsitektur kerajaan Majapahit. Presentasinya berupa gabungan keindahan dan kemegahan warisan budaya  dengan sentuhan modern yang khas. 

Gregorius Vici – Masa Keemasan Wanita 

Kelembutan dan keanggunan wanita Indonesia melalui penggunaan kain tradisional seperti batik tulis, batik cap, tenun, katun, satin, tulle, satin duchesse, dan velvet. Busana yang ditampilkan, seperti lilitan, kemben, kebaya, dan batik, serta perhiasan keemasan, menjadi representasi identitas wanita Indonesia pada masa itu.

Ratna Kamil | Foto: doc JF3