Semarang, Kirani – Hujan deras yang turun sejak Sabtu malam, 26 Januari 2019, membuat ratusan rumah di beberapa desa di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, dilanda banjir. Melihat kondisi ini, Bupati Kendal, Mirna Anissa, bersama Dandim 0715 Kendal, Letkol Infantri Ginda Mochammad Ginanjar, Kapolres Kendal, AKBP. Hamka Mapaitta,serta beberapa kepala Dinas pun meninjau beberapa lokasi banjir pada hari Senin, 28 Januari 2019.
Orang nomer satu di Kendal itu pun menyempatkan diri melihat langsung dapur umum yang disiapkan oleh Dinas Sosial. Bahkan ketika meninjau kantor Koramil Kendal yang kebanjiran, perempuan cantik beranak dua tersebut sempat berdialog langsung dengan anggota TNI dan anak-anak yang bermain air.
“Nanti kita cari solusi, supaya kantor Koramil Kendal tidak kebanjiran lagi. Kantor ini, tempatnya memang lebih rendah kalau dibandingkan jalan raya,” kata Mirna.
Usai meninjau kantor Koramil Kendal, Mirna bersama rombongan langsung menuju tanggul kali Bodri di desa Lanji Patebon yang longsor. Pada kesempatan itu, istri Kapolres Pekalongan, AKBP. Feri Sitepu, memerintahkan kepada kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kendal, supaya mengevakuasi warga yang tinggal di samping tanggul Kali Bodri. Pasalnya, ketebalan tanggul Kali Bodri di desa Lanji Patebon sudah memprihatinkan, setelah beberapa hari lalu longsor.
“Kalau ketinggian air kali Bodri sudah tinggi, warga yang tinggal di sekitar tanggul secepatnya harus dipindah. Sebab membahayakan,” ujarnya. Ia juga menjelaskan pemerintah provinsi sudah mengantisipasi dengan cara memancang lokasi longsor dengan bambu dan karung berisi pasir. Hujan yang masih sering turun, tambah Mirna, perlu diwaspadai. “Ini masih mendung. Kita harus waspada,” pesannya.
Kepala Dinas PUPR Kendal, Sugiono, menambahkan selain pembuatan pancang dari bambu, pihaknya juga akan mempondasi tanggul yang ada di samping rumah warga dengan batu. Apabila pancang bambu nantinya tidak kuat menahan arus air dan tanah tanggul tergerus, masih ada pondasi bambu.
“Pembangunan pondasi segera akan kami lakukan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kendal, Wiwit Andariyono, menyampaikan bahwa pihaknya telah menugaskan stafnya untuk terus memantau bendungan Juwiro Gemuh. Apabila ketinggian air di bendungan itu mencapai 3 meter, maka warga yang ada di sekitar tanggul kali Bodri, harus dipindah. “Kalau ketinggian air di bendungan Juwiro, sudah mencapai 3 meter, sudah dipastikan air akan meluber melewati tanggul,” ujarnya. Wiwit menambahkan pada Sabtu malam kemarin, ketinggian air di bendungan Juwiro, sudah mencapai 2,9 meter. Air kali Bodri belum sampai meluber ke perkampungan, tapi membuat tanggulnya longsor.
“Karena longsor, ketebalan tanggul saat ini kurang dari 1 meter. Padahal kemarin, masih ada sekitar 1 meter,” jelasnya.
( Pyo/01)